ANALISIS KERUSAKAN DAN KERUGIAN BANGUNAN AKIBAT BENCANA TSUNAMI BERBASISKAN PERHITUNGAN EKONOMI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG (STUDI KASUS: PESISIR KECAMATAN PALABUHANRATU DAN KECAMATAN SIMPENAN) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh MUHAMMAD FARHAN ARYASATYA NIM: 25122010 (Program Studi Magister Teknik Geodesi dan Geomatika) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JUNI 2024 i ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN DAN KERUGIAN BANGUNAN AKIBAT BENCANA TSUNAMI BERBASISKAN PERHITUNGAN EKONOMI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG (STUDI KASUS: PESISIR KECAMATAN PALABUHANRATU DAN KECAMATAN SIMPENAN) Oleh Muhammad Farhan Aryasatya NIM: 25122010 (Program Studi Magister Teknik Geodesi dan Geomatika) Indonesia, dengan posisi geografisnya di Asia Tenggara dan terletak di antara tiga lempeng tektonik utama, sangat rentan terhadap tsunami. Penelitian ini mengestimasi kerusakan dan kerugian ekonomi akibat tsunami di Kecamatan Palabuhanratu dan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Menggunakan kurva kerentanan dan model bahaya tsunami, penelitian ini memberikan estimasi kerusakan bangunan dan evaluasi kesiapsiagaan desa dengan indikator Tsunami Ready dari IOC UNESCO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan 8,7 Mw menyebabkan kerusakan signifikan di Kelurahan Palabuhanratu, diikuti oleh Desa Jayanti, Desa Loji, Desa Citepus, dan Desa Cidadap. Skenario 1 menunjukkan tingkat kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan Skenario 2, dengan sebagian besar bangunan satu lantai mengalami kerusakan total pada inundasi lebih dari 4 meter. Secara keseluruhan, kerugian ekonomi langsung terbesar terjadi di Kelurahan Palabuhanratu dan Desa Jayanti, dengan total kerugian lebih tinggi pada Skenario 1 karena asumsi kerusakan total pada kedalaman inundasi lebih dari 4 meter. Tsunami juga menyebabkan kerugian ekonomi tidak langsung di sektor hotel dan penginapan di Palabuhanratu dan Citepus, mencapai Rp12,5 miliar selama 9 bulan rekonstruksi dan kehilangan pendapatan pajak sebesar Rp1,25 miliar. Tingkat kapasitas desa/kelurahan bervariasi, dengan Desa Citepus, Desa Jayanti, dan Desa Loji memiliki kapasitas tinggi, sementara Desa Cidadap memiliki kapasitas rendah. Pemetaan risiko menunjukkan Palabuhanratu, Jayanti, Loji, dan Citepus berisiko rendah akibat tingginya kapasitas dan Cidadap memiliki risiko sedang akibat rendahnya kapasitas. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam strategi pengurangan risiko tsunami dan perencanaan kebijakan pengelolaan zona pesisir. Kata kunci: kapasitas desa, kerentanan, kerugian ekonomi, mitigasi bencana, tsunami ii ABSTRACT ANALYSIS OF BUILDING DAMAGE AND LOSSES DUE TO TSUNAMI BASED ON DIRECT AND INDIRECT ECONOMIC CALCULATIONS (CASE STUDY: COASTAL AREAS OF PALABUHANRATU AND SIMPENAN DISTRICTS) By Muhammad Farhan Aryasatya NIM: 25122010 (Master's Program in Geodesy and Geomatics Engineering) Indonesia, with its geographical position in Southeast Asia and located between three major tectonic plates, is highly vulnerable to tsunamis. This study estimates the damage and economic losses caused by tsunamis in Palabuhanratu and Simpenan Districts, Sukabumi Regency. Using vulnerability curves and tsunami hazard models, this research provides building damage estimates and evaluates village preparedness using the Tsunami Ready indicators from IOC UNESCO. The results indicate that an 8.7 Mw earthquake causes significant damage in Palabuhanratu, followed by Jayanti, Loji, Citepus, and Cidadap. Scenario 1 shows higher damage levels compared to Scenario 2, with most one-story buildings experiencing total damage at inundation depths over 4 meters. Overall, the highest direct economic losses occur in Palabuhanratu and Jayanti, with total losses higher in Scenario 1 due to the assumption of total damage at inundation depths over 4 meters. The tsunami also causes indirect economic losses in the hotel and lodging sector in Palabuhanratu and Citepus, reaching Rp12.5 billion over nine months of reconstruction and Rp1.25 billion in lost tax revenue. Village capacity levels vary, with Citepus, Jayanti, and Loji having high capacity, while Cidadap has low capacity. Risk mapping shows Palabuhanratu, Jayanti, Loji, and Citepus have low risk due to high capacity, while Cidadap has medium risk due to low capacity. This study aims to contribute to tsunami risk reduction strategies and coastal zone management policy planning.