INVESTIGASI DAN MIKROPROPAGASI SENYAWA BIOAKTIF TUMBUHAN SEMI AKUATIK Pothos tener Wall SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA IKAN BUDIDAYA DISERTASI Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor dari Institut Teknologi Bandung Oleh ARI SRI WINDYASWARI NIM: 30720001 (Program Studi Doktor FARMASI) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Agustus 2024 ABSTRAK INVESTIGASI DAN MIKROPROPAGASI SENYAWA BIOAKTIF TUMBUHAN SEMI AKUATIK Pothos tener Wall SEBAGAI ANTIMIKROBA DARI IKAN BUDIDAYA Oleh Ari Sri Windyaswari NIM: 30720001 (Program Studi Doktor Farmasi) Tumbuhan dari keluarga Araceae memiliki keanekaragaman yang tinggi serta memiliki peta penyebaran di seluruh dunia. Marga Pothos merupakan salah satu tumbuhan suku Araceae yang banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di Asia. Marga Pothos memiliki beberapa spesies populer, diantaranya adalah P. scandens dan P. chinensis yang merupakan bagian dari pengobatan tradisional di Cina dan salah satu ayurveda penting di India. Sementara itu, spesies P. tener yang merupakan tumbuhan endemik Sulawesi, belum dieksplorasi secara optimal sehingga belum diketahui manfaat tanaman ini terhadap manusia dan hewan. Telah dilaporkan bahwa tumbuhan P. tener menunjukkan potensi sebagai antibakteri alami terhadap ikan air tawar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan potensi pemanfaatan P. tener dalam bidang farmasi veteriner, terutama untuk mengatasi permasalahan resistensi antimikroba dalam ikan budidaya serta upaya konservasi secara in vitro (mikropropagasi) untuk mencegah kepunahan apabila akan dimanfaatkan dalam bidang farmasi, mengingat P. tener merupakan tanaman endemik pada habitat terbatas. Pemanfaatan sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan untuk dikembangkan sebagai obat, dimana penemuan kandidat senyawa antibakteri alam dari P. tener merupakan hal yang krusial untuk meningkatkan kualitas ikan budidaya. Hal ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi-sosial dan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia. Tahap awal penelitian adalah melakukan determinasi tumbuhan segar P. tener untuk memastikan kebenaran bahan yang digunakan. Selanjutnya, dilakukan standardisasi bahan baku meliputi seluruh aspek parameter spesifik dan non-spesifik simplisia dan ekstrak. Hasil studi morfologi menunjukkan bahwa tipe daun P. tener memiliki pertulangan menyirip, bangun daun bulat telur, elips atau lanset dan ujung lancip. Hasil pengamatan mikroskopik menunjukkan tipe stomata ambibraxiparacytic, sebaran kristal roset dan sel sekresitori osmofor yang merupakan ciri khas dari keluarga Araceae. Sampel tanaman diekstraksi bertingkat dengan cara dingin (maserasi) menggunakan pelarut etil asetat dan metanol. Profil metabolit dari ekstrak n-heksan, etil asetat dan metanol P. tener ditentukan menggunakan GC-MS. Hasil analisis GC-MS menunjukkan 213 total senyawa dari ketiga ekstrak P. tener terdiri dari 73 senyawa pada ekstrak n-heksan, 114 senyawa pada ekstrak etil asetat dan 26 senyawa pada ekstrak metanol. Total kandungan senyawa yang teridentifikasi pada ketiga ekstrak P. tener meliputi ester asam ftalat (81,63%). Total kandungan senyawa pada ekstrak metanol dan etil asetat meliputi asam lemak (19,56%). Total kandungan senyawa pada ekstrak metanol dan n-heksan meliputi metil ester asam lemak (27,93%). Total kandungan senyawa pada ekstrak n-heksan dan etil asetat meliputi alkana (18,03%). Senyawa lain yang terdeteksi pada ekstrak metanol adalah alkohol (6,69%). Senyawa lain yang terdeteksi pada etil asetat adalah fenol (3,06%) dan aldehid (1,82%). Sementara stigmasterol (2,31%) terdeteksi pada ekstrak n-heksan. Hasil penapisan fitokimia dari ketiga ekstrak P. tener menunjukkan keberadaan golongan alkaloid, tannin, polifenol, flavonoid, kuinon, mono/seskuiterpen, steroid dan triterpenoid. Tahap kedua penelitian adalah melakukan isolasi senyawa aktif dari P. tener berdasarkan hasil uji aktivitas antimikroba. Langkah awal penelitian dimulai dengan melakukan pemetaan aktivitas antimikroba ketiga ekstrak P. tener terhadap mikroba uji meliputi Staphylococcus aureus ATCC 6538, Aeromonas hydrophila ATCC 7966, Eschericia coli ATCC 8939, Aspergillus niger ATCC 16404 dan Candida albicans ATCC 10231. Protokol uji yang digunakan untuk menentukan nilai KHM adalah metode uji mikrodilusi yang dilanjutkan dengan metode uji gores untuk menentukan nilai KBM terhadap seluruh mikroba uji. Sebagai tambahan, dilakukan uji difusi agar terhadap jamur uji A. niger dan C. albicans untuk menentukan diameter zona hambat. Hasil uji menunjukkan ekstrak metanol sebagai ekstrak terpilih karena memiliki aktivitas optimum terhadap semua mikroba uji diantara ekstrak lainnya. Nilai KHM dan KBM dari ekstrak metanol pada rentang konsentrasi 3,90 µg/mL hingga 2000 µg/mL terhadap S. aureus, A. hydrophila, E. coli berturut-turut adalah 250 dan 500 µg/mL (potensi moderat), sementara untuk A. niger dan C.