53 Bab III Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah bab yang membahas peneliti untuk mengumpulkan data hingga menganalisisnya untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuannya. Bab ini dimulai dari definisi konseptual dan operasional hingga teknik analisis yang digunakan. III.1 Definisi Konseptual dan Operasional Definisi konseptual dan operasional dijadikan acuan untuk menyampaikan makna dari terminologi-terminologi yang digunakan peneliti agar pembaca dapat menyesuaikan dan lebih memahami maksudnya. Penjelasan setiap istilah dikomparasikan antara definisi konseptual dan operasionalnya. Pada Tabel III.1 dapat dilihat perbandingan definisi konseptual dan operasional yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel III.1. Komparasi Definisi Konseptual dan Operasional Istilah Definisi Konseptual Operasional Kota Sehat Suatu sistem sektor-sektor kesehatan, mulai dari transportasi, perumahan, pendidikan, perencanaan kota, pengelolaan lingkungan, ritel, budaya, dan kesehatan (Bafarasat & Sharifi, 2023) Konsep kota yang mengutamakan kesehatan penduduknya, baik secara mental, fisik, maupun perilakunya Keluaran Kesehatan Konsekuensi kesehatan akibat dari interaksi dengan sistem fasilitas kesehatan, tindakan dari kondisi kesehatan (Lee & Leung, 2014) Keluaran kesehatan fokus dalam mengukur kejadian berbagai kasus penyakit menular Kasus Penyakit Menular Penyakit yang diakibatkan patogen atau produk beracunnya, yang muncul melalui transmisi dari medianya (van Seventer & Hochberg, 2017) Laporan kejadian individu yang terpapar patogen penyakit menular di suatu waktu dan di tempat tertentu Lingkungan Binaan Lingkungan buatan manusia yang menyediakan tempat bagi aktivitas manusia, mulai dari bangunan, kawasan, hingga ke skala yang lebih besar (van Laar, 2021) Lingkungan yang dipengaruhi oleh intervensi manusia. Pada konteks kota sehat, lingkungan binaan dibagi menjadi tiga tingkat yaitu Lingkungan Alam, Lingkungan Terbangun, dan Tempat Aktivitas Lingkungan Alam Lingkungan alam yang merupakan komponen alami di luar lingkungan terbangun (Northridge dkk., 2003) Lingkungan yang mencakup komponen alami dan di luar dari lingkungan terbangun Lingkungan Terbangun Lingkungan buatan manusia mencakup struktur fisik yang Lingkungan yang mencakup sarana dan prasarana kawasan 54 Istilah Definisi Konseptual Operasional mendukung aktivitas penduduk seperti bermukim, bekerja, bepergian, dan bermain (Frank & Engelke, 2005) perkotaan yang mendukung berbagai aktivitas penduduk Tempat Aktivitas Tempat kegiatan manusia yang dipengaruhi dan memengaruhi lingkungan terbangun dan alami (Barton & Grant, 2006) Tempat untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu seperti tempat bekerja, berbelanja, rekreasi, dan belajar. Determinan Kesehatan Determinan yang menjadi pondasi untuk mencapai kota yang sehat, yaitu determinan dari segi sosial & ekonomi, dari segi lingkungan fisik, dan dari segi individu itu sendiri (World Health Organization, 2017) Kondisi yang perlu diintervensi untuk menuju kota sehat Model Penilaian Objektif Penilaian objektif umumnya diukur dengan menggunakan data sekunder atau data yang dikumpulkan di lapangan (L. Lin & Moudon, 2010) Instrumen penilaian yang memiliki suatu tujuan yang jelas dan disusun berlandaskan model yang menjelaskan pengaruh variabel prediktornya terhadap objek yang diukur Sumber: Kompilasi dan Interpretasi Peneliti, 2024 Definisi operasional pada Tabel III.1 digunakan untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada di penelitian ini. Beberapa istilah secara operasional dirancang khusus pada konteks penelitian, sedikit berbeda dengan definisi konseptualnya. Sementara itu, definisi konseptual dapat menjadi jangkar definisi operasional yang digunakan peneliti. III.2 Pendekatan Penelitian Penelitian ini membawa pandangan filosofi (worldview) postpositive, di mana peneliti berusaha mencari objektivitas pengukuran kota sehat dengan mempertimbangkan bias yang dihadapi. Penelitian ini melihat kesehatan penduduknya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan binaan, sehingga lingkungan binaan yang sehat adalah indikator yang perlu dieksplorasi. III.3 Kerangka Analisis Penelitian Kerangka analisis penelitian menjelaskan alur penggunaan analisis dalam naskah ini. Merujuk pada Gambar III.1 dapat dilihat alur analisis dari kebutuhan data pada sisi paling kiri, hingga hasil akhirnya pada sisi paling kanan. 55 Gambar III.1. Kerangka Analisis Penelitian Sumber:Analisis, 2024 56 Kerangka analisis menjadi acuan dalam menjalankan proses pengolahan data untuk mencapai tujuan dan sasaran, sesuai dengan yang digambarkan pada Gambar III.1. Diagram tersebut menjelaskan input yang digunakan untuk setiap analisis dan hubungan analisis setiap analisisnya. Proses analisis dibagi menjadi tiga tahap sesuai dengan sasaran dua hingga empat, sementara sasaran pertama sudah dijawab pada BAB II. Kerangka analisis tersebut juga menghadirkan fase pre-analisis untuk mendapatkan beberapa data sebagai inputnya. III.4 Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dibutuhkan dari beberapa sumber dengan berbagai teknik pengambilannya. Ada tiga cara mengambil data yang dibutuhkan, yaitu permohonan data, data fetching, dan web scraping. Cara yang pertama adalah cara yang paling sederhana yaitu mengajukan permohonan kebutuhan data dengan prosedur administratif. Dua cara lainnya adalah cara untuk mendapatkan data dari sumber lainnya. Data fetching adalah teknik untuk mengambil data dari suatu basis data melalui pelayanan yang disediakan oleh suatu penyedia data. Beberapa data yang bukan dari Pemerintah Daerah Kota Semarang diambil dengan menggunakan teknik ini (bila tersedia). Sumber pertama adalah dari ArcGIS Server karena data spasial pemerintah daerah biasanya menggunakan layanan ini dengan website Geoportal. Sumber kedua adalah data spasial dari Komunitas Open Street Map (OSM) yang menyediakan data crowdsourcing secara gratis. Teknik pengambilan data ini menggunakan platform QGIS yang dapat terhubung langsung ke pelayanan penyedianya. Teknik pengambilan data selanjutnya adalah dengan cara web scraping. Beberapa data tidak disediakan secara lengkap baik dari pemerintah daerah Kota Semarang maupun penyedia data lainnya. Maka dari itu, diperlukan teknik web scraping untuk mengambil data tanpa layanan penyediaan data yang alurnya dapat dilihat pada Gambar III.2. Namun, teknik ini perlu memahami beberapa aspek (Krotov & Johnson, 2023): (1) sifat data itu sendiri; (2) berbagai alat dan teknologi yang digunakan dalam proses harvesting, organizing, dan penyimpanan data; (3) aspek 57 etis dan legal pengambilan data. Ketiga pemahaman tersebut perlu diperhatikan mengingat meskipun data dari website bersifat terbuka, namun belum tentu terdapat izin penggunannya. Gambar III.2. Alur Web Scraping Sumber: (Krotov & Johnson, 2023) Teknik web scraping dilakukan dengan menggunakan alur yang dikembangkan sesuai dengan target website sumber data. Teknologi yang digunakan adalah Selenium, yang merupakan salah satu alat berbasis Python untuk melakukan otomatisasi dalam proses crawling. Perangkat tersebut mampu membaca elemen- elemen HTML dari suatu halaman website dan mengambil atributnya. Teknologi lainnya yang digunakan adalah Pandas sebagai perangkat untuk merapikan data dan menyimpannya dalam format yang dibutuhkan. Data dalam penelitian ini menggunakan waktu dasar tahun 2021, artinya sebagian besar data sekunder yang diambil adalah di tahun tersebut. Meskipun beberapa data lainnya tidak dapat didefinisikan waktu dasarnya, seperti hasil web scraping. Jadi, data yang tidak memiliki informasi waktu dasarnya diasumsikan sama pada tahun 2021. Data tersebut diambil di masa waktu penelitian yaitu dari Bulan Desember 2023 hingga Juli 2024. 58 III.5 Teknik Analisis III.5.1 Menghitung Distribusi Penyakit Menular Distribusi penyakit menular dihitung dengan perbandingan distribusi penduduk untuk setiap unit area. Analisis ini membandingkan jumlah kasus penyakit menular yang tercatat terhadap jumlah penduduk pada masing-masing unit area analisis (Widjonarko dkk., 2014), dalam hal ini adalah sel populasi. Input-input yang dibutuhkan untuk menghitung distribusi penyakit menular adalah jumlah kasus penyakit menular, jumlah penduduk, dan peta kawasan perumahan. Namun, jumlah penyakit menular dan jumlah penduduk tersimpan di unit area yang berbeda. Diperlukan metode untuk menggabungkan kedua data tersebut ke dalam data spasial kawasan perumahan. QGIS dapat membantu dalam proses penggabungan dan komputasi distribusi penyakit menular.