ANALISIS VISUALISASI LUKAH GILO DALAM SENI PERTUNJUKAN TARI LUKAH GILO DI DUSUN SEMABU KABUPATEN TEBO TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh APRIYULIA NIM: 27022004 (Program Studi Magister Seni Rupa) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Juli 2024 ABSTRAK ANALISIS VISUALISASI LUKAH GILO DALAM SENI PERTUNJUKAN TARI LUKAH GILO DI DUSUN SEMABU KABUPATEN TEBO Oleh: APRIYULIA NIM: 27022004 (Program Studi Magister Seni Rupa) Seni pertunjukan tari Lukah Gilo di Dusun Semabu merupakan produk kebudayaan yang mengalami pewarisan sekaligus perubahan hingga sekarang. Awalnya bersifat ritual sakral untuk mengungkapkan rasa syukur kepada roh leluhur pada saat memanen dan menanam padi, menjadi tari adat dalam upacara siklus kehidupan manusia dan saat ini menjadi seni yang bersifat profan. Kekhasan dari seni pertunjukan ini yaitu adanya unsur magis yang meliputinya sehingga lukah menjadi menggila dan tak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk visualisasi Lukah Gilo, selain itu dapat menjelaskan posisinya dalam seni pertunjukan tradisi di Indonesia, serta mengetahui perubahan yang terjadi dalam fungsi, estetika dan nilai filosofis dalam masyarakat pendukungnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi Spradley melalui tiga wujud kebudayaan Koentjaraningrat, yang penafsiran pola budayanya menggunakan estetika paradoks Jakob Sumardjo serta akulturasi budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa bentuk visualisasi Lukah Gilo menyerupai manusia yang terbagi atas tiga struktur kosmologi yaitu dunia atas, tengah dan bawah. Visualisasinya memiliki nilai estetis yang unik karena bersifat paradoks antara simbol laki-laki dan perempuan, artinya bahwa Lukah Gilo memiliki nilai yang sakral dalam pertunjukannya. Meskipun struktur bentuk tidak banyak berubah, fungsi dan kostum yang digunakan telah mengalami perubahan, hal ini terjadi dipengaruhi oleh pola budaya yang melingkupinya yaitu pola tiga pada masyarakat peladang dan pola lima pada masyarakat sawah. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa nenek moyang masyarakat Melayu di Dusun Semabu telah lama memahami sistem kosmologi alam semesta yang bersifat paradoks Tunggal dan Plural dalam kehidupannya. Kata Kunci: Seni Pertunjukan, Tari Lukah Gilo, Visualisasi Lukah Gilo, Nilai Filosofis ABSTRACT ANALYSIS OF LUKAH GILO VISUALIZATION IN THE PERFORMING ARTS OF THE LUKAH GILO DANCE IN SEMABU VILLAGE, TEBO REGENCY By APRIYULIA NIM: 27022004 (Visual Art Magister Program) The Lukah Gilo dance performance art in Semabu Village is a cultural product that has experienced inheritance and change until now. Initially, expressing gratitude to ancestral spirits when harvesting and planting rice was a sacred ritual. It became a traditional dance in human life cycle ceremonies and has become a profane art. The uniqueness of this performing art is that a magical element surrounds it so that the wound becomes crazy and uncontrollable. This research aims to understand the visualization form of Lukah Gilo, besides explaining its position in traditional performing arts in Indonesia, as well as knowing the changes in its function, aesthetics, and philosophical values in the supporting community. The method used is qualitative, using Spradley's ethnographic approach through Koentjaraningrat's three cultural forms, whose interpretation of cultural patterns uses Jakob Sumardjo's paradoxical aesthetics and cultural acculturation. The analysis results show that Lukah Gilo's visualization resembles a human being divided into three cosmological structures, namely the upper, middle, and lower worlds. The visualization has a unique aesthetic value because it is a paradox between male and female symbols, meaning that Lukah Gilo has sacred value in its performance. Even though the structure of the form has not changed much, the function and costumes used have changed; this is influenced by the surrounding cultural patterns, namely pattern three in farming communities and pattern five in rice field communities. Apart from that, this research also shows that the ancestors of the Malay people in Semabu Village have long understood the cosmological system of the universe, which has a paradoxical single and plural nature in their lives. Keywords: Performing Arts, Lukah Gilo Dance, Lukah Gilo Visualization, Philosophical Values ANALISIS VISUALISASI LUKAH GILO DALAM SENI PERTUNJUKAN TARI LUKAH GILO DI DUSUN SEMABU KABUPATEN TEBO Oleh Nama Apriyulia NIM: 27022004 (Program Studi Magister Seni Rupa) Institut Teknologi Bandung Menyetujui Tim Pembimbing Tanggal ………………………..