V-1 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Perhitungan Deformasi Terowongan Data deformasi terowongan decline Cikoneng didapat dari hasil perhitungan lapangan menggunakan alat convergencemeter. Data tersebut menunjukkan lebar terowongan hari per harinya. Lebar terowongan didapat dari pembacaan jarak kedua titik tempat convergencemeter dipasang di kedua sisi dinding. Dengan membaca jarak awal dan jarak akhir pemantauan, maka Strain yang dialami oleh dinding terowongan selama masa pemantauan dapat dihitung menggunakan persamaan 4.1. Namun, pada kenyataannya, arah pergerakan terowongan tidak dapat diketahui secara pasti. Titik yang dipantau belum tentu hanya mengalami pergerakan secar horizontal. Sehingga data yang terbaca hanyalah jarak relatif kedua titik. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dalam analisis numerik perpindahan yang diamati adalah nilai perpindahan total (total displacement) yang melihat pergerakan pada arah horizontal dan vertikal. Dengan menggunakan bantuan program untuk melihat arah umum pergerakan terowongan, maka dapat ditentukan total penyempitan terowongan terjadi dengan melihat total displacement pada dinding kiri dan dinding kanan. 5.2 Potensi Squeezing Batuan Hasil perhitungan menggunakan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh Hoek dan Marinos, menunjukkan bahwa dengan kondisi terpasangnya shotcrete dan rock bolt pada decline Cikoneng, squeezing batuan diindikasikan terjadi jika strain terowongan mencapai 0.675%. Bila dibandingkan dengan nilai strain hasil pemantauan di lapangan yang menunjukkan strain mencapai nilai 0,999% di titik pantau DCKN 14, maka massa batuan di sekitar titik tersebut mengalami squeezing. Hal ini mendukung indikasi- V-2 indikasi squeezing yang selama ini diperkirakan terjadi di terowongan decline Cikoneng. 5.3 Terbentuknya Plastic Zone Terbentuknya plastic zone di sekitar terowongan decline Cikoneng disebabkan oleh tegangan yang diberikan penyanggaan pada terowongan tersebut lebih kecil daripada tegangan yang dibutuhkan untuk menahan pergerakan massa batuan. Pergerakan plastispun terjadi di sekitar terowongan dan massa batuan pada plastic zone menjadi lebih lemah. Setelah dilakukan penanganan dan terowongan dibentuk kembali seperti bentuk semula, pergerakan plastis masih terjadi. Plastic zone menjadi lebih besar karena sistem penyanggaan yang sama harus menahan beban yang lebih besar karena massa batuan yang disangganya lebih lemah. Penyanggaan perlu diganti atau ditambah agar lebih kuat untuk mencegah bertambahnya tebal plastic zone. Selain pada daerah plastic zone yang terbentuk karena penggalian terowongan, material plastic terjadi juga pada daerah dimana terdapat joint dan batas material. Hal ini diperkirakan karena struktur batuan tersebut memberikan pengaruh terhadap distribusi tegangan pada massa batuan di sekitarnya. Joint berpengaruh merefleksikan tegangan dan membuatnya terkonsentrasi di daerah antara joint tersebut dan terowongan. Imbasnya, pada penampang 5100 N dan 5200 N dimana pada daerah tersebut, bagian pada massa batuan mengalami yield. Gambar 5.1 menggambarkan perbandingan plastic zone yang terbentuk di sekitar terowongan jika ada dan tidak joint yang melintas di dekatnya. Pada batas material juga bisa terjadi tegangan geser antara kedua material yang saling bersinggungan sehingga menyebabkan material failure karena tegangan tersebut. Hal ini terjadi pada ketiga penampang. Bagian kecil material yang mengalami yield tapi tidak terhubung langsung dengan plastic zone di sekitar terowongan diabaikan dan tidak termasuk dalam plastic zone. V-3 Gambar 5.1 (a) titik-titik yield pada model dengan joint dan (b) tanpa joint titik- titik yield pada model tanpa joint (c) perbandingan ukuran plastic zone pada model dengan dan tanpa joint 5.4 Rekomendasi Penyanggaan Gambar 5.2 – 5.4 menunjukkan tebal plastic zone pada tiap daerah terowongan pada ketiga penampang yang diamati. Pada ketiga penampang terowongan, plastic zone terbentuk paling tebal pada daerah lantai. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti karena tidak dipasangnya rock bolt pada daerah lantai. Pada Section 5100, joint yang melintas di bawah terowongan juga diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tebalnya plastic zone di daerah lantai. (a) (b) (c) V-4 Pada penampang 5100 N pada daerah atap, dinding kiri, dan dinding kanan, tebal plastic zone yang terbentuk dari ketiga sistem penyanggaan tidak lebih besar daripada tebal plastic zone 2 (Gambar 5.2).