II-1 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah PT. Cibaliung Sumberdaya merupakan perusahaan tambang emas bawah tanah seluas 1340 hektar. Secara geografis PT. Cibaliung Sumberdaya terletak di sebelah ujung barat daya Pulau Jawa dan secara administratif terletak di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Cibaliung dan Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokasi tambang PT. Cibaliung Sumberdaya dapat dicapai lewat jalur darat dengan kendaraan roda empat selama kurang lebih 6 jam dari Jakarta dengan jarak kurang lebih 202,5 kilometer. 2.2. Iklim dan Cuaca Daerah penelitian memiliki dua musim utama, yaitu musim penghujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan Maret C dan musim kemarau berlangsung dari bulan April sampai bulan September. Suhu berada di kisaran 25- Gambar 2.1 Peta lokasi tambang emas Cibaliung (Sumber: dokumen PT. Cibaliung Sumberdaya) II-2 30º untuk musim hujan dan 30-32º C untuk musim kemarau. Khusus untuk daerah sekitar Cibaliung angin bertiup keras pada bulan Agustus dari arah Selatan dan Barat. Kelembaban udara sepanjang tahun di daerah penelitian ini cukup tinggi dengan kisaran 92 - 99%. Curah hujan pada lokasi penelitian cukup tinggi yaitu dengan kisaran 329 – 653 mm/tahun. 2.3. Kondisi Geologi Wilayah PT. Cibaliung Sumberdaya merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 300 hingga 620 meter dpl dengan kemiringan lereng 7 – 20 %. Perbukitan tertinggi terletak di sebelah barat daerah KP. Eksplorasi Cibaliung, yakni Gunung Honje dengan ketinggian 620 m di atas permukaan laut dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. 2.3.1 Lithologi Batuan tertua pra-mineralisasi (host) di area proyek emas Cibaliung merupakan lapisan tebal dari batuan basaltik hingga andesitik vulkanik (ANDS), breksi vulkanik (BRAN), breksi polymict (PLBX) dan breksi monomict (MNBX). Tuff umumnya mempunyai tebal beberapa meter di areal tambang, tetapi juga bisa mencapai 30 m. Lapisan tipis dari unconsolidated colluvium / alluvium yang terdiri dari batuan pra-mineral dan kuarsa material vein umumnya berada di dasar tuf ftersebut. 2.3.2. Alterasi dan Vein Ada beberapa tahapan alterasi hidrotermal dan baik kedua urat mineralisasi atau nonmineralis diidentifikasi di Cibaliung (Angeles et al, 2001). Tahapan utama yang diidentifikasi adalah: • Meresapnya klorit propilitik + perubahan adularia (disebut sebagai perubahan klorit). • Terjadi alterasi argilik yang menyebabkan smectite ± illite overprinting dari propilitik / perubahan klorit (disebut sebagai salah alterasi argilik atau smectite). • Urat kuarsa (batuan induk mineralisasi emas). II-3 • Batuan yang tidak berubah/teralterasi (terbatas pada batuan yang lebih muda dari Dacite Tuff). 2.3.3. Struktur Geologi Tambang Emas Cibaliung terletak di bagian tengah dari busur magmatik Sunda-Banda yang berumur Neogene. Batuan asal (host rock) pembawa bijih emas-perak adalah batuan Honje Volcanic dengan umur Akhir Miosen yang diterobos oleh subvolcanic andesit-diorit berupa "plug" atau "dike" dan kadang terpotong oleh "diatreme breccia". Menumpang tidak selaras di atas batuan asal ini berupa dacitic tuff, sediment muda, dan aliran lava basalt yang berumur Miosen Kuarter. Secara struktur geologi, prospek emas di Cibaliung terletak dalam koridor struktur yang berarah Barat-Barat Laut dengan lebar 3,5 km dan panjang 6 km. Dua struktur arah Utara-Barat Laut yang kaya cadangan emas dengan posisi relatif tegak sebagai sistem urat kuarsa, adalah Cikoneng di sebelah Utara dan Cibitung di sebelah Selatan yang berjarak 400 m. Tubuh yang kaya cadangan emas ini memiliki ukuran tebal 1-10 m, panjang 140-200 m, kedalaman sampai lebih 300 m dan masih menerus ke bawah. Tubuh yang kaya cadangan emas Cikoneng- Cibitung ini berupa "dilational jogs" dan "sigmoid bends" yang terbentuk dari perpotongan patahan Barat-Barat Laut, Utara-Barat Laut, dan Utara-Timur Laut. Bijih emas dan perak di Cikoneng-Cibitung terjadi oleh beberapa fase urat kuarsa "low sulfidation adularia-sericite" dalam sistem epitermal. 2.4. Penambangan Dalam melakukan kegiatan penambangan, PT. Cibaliung Sumberdaya menggunakan sistem penambangan bawah tanah. Metode penambangan yang digunakan adalah metode penambangan cut and fill. Kegiatan penambangan dimulai pada tahun 2005 dengan dibangunnya Cibitung Box Cut. 2.2.1. Metode Penambangan Cut and Fill PT. Cibaliung Sumberdaya menggunakan sistem penambangan bawah tanah dengan metode cut and fill. Aktivitas penambangan dengan metode cut and II-4 fill terdiri dari kegiatan pengeboran, kegiatan pemberaian massa batuan dari batuan induknya (dengan proses peledakan), kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemuatan dan pengangkutan dengan alat mekanis. Stope yang telah digali nantinya akan ditimbun kembali dengan material pengisi (kegiatan filling). Pada awal penambangan PT. Cibaliung Sumberdaya membangun terowongan untuk akses masuk ke dalam. Setelah terowongan terbentuk selanjutanya dilanjutkan dengan pembuatan decline ke bawah mengitari vein.