149 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan terkait temuan studi selama penelitian, kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian, rekomendasi, kelemahan studi, dan saran untuk pelaksanaan studi lanjutan. 6.1 Temuan Penelitian Terdapat beberapa temuan studi untuk hasil analisis tiap sasaran penelitian. Berikut temuan studi yang didapatkan dari masing-masing hasil sasaran penelitian. Sasaran 1: Variabel dan Indikator Penilaian Kerentanan Tsunami Sistem pesisir merupakan lingkungan yang dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor alami dan antropogenik, sehingga penentuan variabel dan indikator harus dapat merepresentasikan kedua faktor tersebut. Terdapat beberapa variabel indikator yang terpilih untuk merepresentasikan kedua faktor itu yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa faktor/aspek. Temuan penelitian menunjukkan bahwa aspek fisik lingkungan sangat mempengaruhi kerentanan terhadap tsunami. Indikator yang digunakan mencakup bentuk pantai, perubahan garis pantai akibat erosi dan abrasi, jarak dari pantai, kemiringan, elevasi atau ketinggian tanah, dan keberadaan saluran air. Studi terdahulu menyebutkan bahwa karakteristik fisik seperti bentuk pantai dan struktur geologi sangat mempengaruhi bagaimana gelombang tsunami bergerak dan berdampak pada daratan. Aspek bangunan dan infrastruktur juga sangat penting dalam menentukan kerentanan fisik bangunan dan jaringan infrastruktur terhadap tsunami. Penelitian sebelumnya menunjukkan pentingnya ketahanan infrastruktur dalam menghadapi bencana alam. Indikator yang digunakan dalam aspek ini meliputi fasilitas umum, fasilitas kritis, jalan, jalur kereta api, dan bandara. 150 Aspek ekonomi mengukur dampak potensial tsunami pada aktivitas ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Penelitian terdahulu menekankan bahwa kerugian ekonomi akibat tsunami bisa sangat signifikan, terutama di wilayah dengan aktivitas industri dan agrikultur yang tinggi. Indikator yang digunakan mencakup guna lahan. Aspek sosial mencakup elemen-elemen yang mempengaruhi kesejahteraan dan keselamatan manusia dalam situasi bencana. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kelompok penduduk rentan seperti anak- anak, lansia, dan orang dengan disabilitas memiliki risiko lebih tinggi dalam situasi bencana. Indikator sosial yang digunakan adalah kepadatan penduduk, kepadatan wisatawan, dan penduduk rentan. Aspek lingkungan mencakup elemen-elemen alami yang dapat mempengaruhi dampak dan mitigasi tsunami. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa vegetasi pesisir seperti hutan mangrove memainkan peran penting dalam mengurangi dampak gelombang tsunami. Indikator yang digunakan mencakup lebar mangrove dan tutupan lahan vegetasi. Sasaran 2: Model Penilaian Kerentanan Tsunami Pembobotan variabel dalam penelitian ini disamakan untuk semua variabel karena belum ada data empiris tentang kejadian tsunami di lokasi penelitian, sehingga belum bisa dipastikan aspek atau variabel mana yang lebih penting. Hal ini dilakukan agar hasil yang didapat bersifat holistik dan dapat dianalisis secara komprehensif. Hal ini beriringan dengan penelitian Cutter dkk. (2003) dan Eastman (1999). Normalisasi data dilakukan dengan mengklasifikasikan data menjadi tiga kategori kerentanan (rendah, sedang, dan tinggi) dengan nilai skala 1-3. Kategori ditentukan berdasarkan kondisi lokal lokasi penelitian dan referensi dari literatur yang relevan. Terdapat beberapa penyesuaian dan penambahan indikator seperti bandara dan kepadatan wisatawan karena menyesuaikan kondisi yang ada 151 di lokasi studi. Penilaian kerentanan tsunami terbagi menjadi lima aspek: fisik lingkungan, bangunan/infrastruktur, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sasaran 3: Penilaian Kerentanan Berdasarkan Model Hasil perhitungan penilaian kerentanan bencana pesisir menggambarkan aspek paling rentan berdasarkan karakteristik pada lokasi studi. Berikut merupakan temuan yang didapatkan berdasarkan hasil penilaian. 1. Berdasarkan hasil analisis, luas masing-masing kategori kerentanan fisik lingkungan adalah 2215,81 ha untuk kategori rendah, 184,62 ha untuk kategori sedang, dan 44,92 ha untuk kategori tinggi. Kategori kerentanan rendah mendominasi kawasan ini. Dominasi kerentanan rendah menunjukkan bahwa sebagian besar kawasan memiliki karakteristik fisik yang tidak terlalu rentan terhadap dampak tsunami. Faktor-faktor seperti keberadaan saluran air, kemiringan, dan jarak dari pantai berkontribusi signifikan terhadap tingkat kerentanan fisik lingkungan. 2. Berdasarkan hasil analisis, luas masing-masing kategori kerentanan bangunan/infrastruktur adalah 1798,86 ha untuk kategori tidak rentan, 16,80 ha untuk kategori rendah, 624,58 ha untuk kategori sedang, dan 4,25 ha untuk kategori tinggi. Kategori tidak rentan mendominasi kawasan ini. Sebagian besar kawasan memiliki bangunan dan infrastruktur yang tidak terlalu rentan terhadap dampak tsunami. 3.