ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DALAM PENILAIAN UNSUR LOGAM BERAT BERACUN DAN TUMPAHAN MINYAK PADA SEDIMEN PERMUKAAN DI TELUK AMBON DALAM, PROVINSI MALUKU, INDONESIA TESIS Karya tulis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh YOHANSLI NOYA NIM: 22321304 (Program Studi Magister Teknik Geofisika) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2024 ABSTRAK ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DALAM PENILAIAN UNSUR LOGAM BERAT BERACUN DAN TUMPAHAN MINYAK PADA SEDIMEN PERMUKAAN DI TELUK AMBON DALAM, PROVINSI MALUKU, INDONESIA Oleh Nama Mahasiswa NIM: 22321304 (Program Study Magister Teknik Geofisika) Teluk Ambon Dalam (TAD) adalah area penting untuk pengembangan ekonomi kota Ambon, salah satu dari sedikit kawasan perkotaan di Indonesia bagian timur. Penelitian ini bertujuan untuk memantau dampak antropogenik pada TAD dengan menggunakan kombinasi analisis magnetik batuan dan geokimia pada 20 sampel yang dikumpulkan dari TAD dan sungai-sungai sekitarnya. Nilai suseptibilitas magnetik sampel di TAD rata-rata sebesar 26.37×10 -8 m 3 /kg, yang relatif tinggi dan sebanding dengan lingkungan pesisir yang terkontaminasi. Suseptibilitas magnetik berkorelasi positif dengan beberapa logam seperti Cr, Co, Ni, dan Mn tetapi berkorelasi negatif dengan Hg. Analisis geokimia menunjukkan bahwa kandungan Hg dan Ag relatif tinggi namun berdasarkan indeks geo-akumulasi hanya menimbulkan risiko moderat terhadap lingkungan. Selain itu, indeks potensi risiko ekologi (PERI) menunjukkan bahwa ada dua titik yang menunjukkan risiko ekologi moderat. Analisis statistik multivariat (analisis komponen utama (PCA), koefisien korelasi Pearson (PCC), dan analisis cluster hierarkis (HCA)) menguraikan bahwa akumulasi logam di sedimen TAD terkait dengan dampak litologi, geologi, dan antropogenik. Oleh karena itu, tumpahan minyak dan limbah rumah tangga kemungkinan merupakan alasan utama pencemaran antropogenik di sedimen TAD. Kata kunci: Teluk Ambon Dalam, sedimen permukaan, suseptibilitas magnetik, logam berat, tumpahan minyak, risiko ekologi ABSTRACT MAGNETIC SUSCEPTIBILITY ANALYSIS IN THE ASSESSMENT OF TOXIC HEAVY METAL ELEMENTS AND OIL SPILLS IN THE SURFACE SEDIMENTS OF INNER AMBON BAY, MALUKU PROVINCE INDONESIA By YOHANSLI NOYA Student ID: 22321304 (Master’s Program in Geophysical Engineering) The Inner Ambon Bay (IAB) is an important area for the economic development of the city of Ambon, one of only a few urban areas in eastern Indonesia. This study is intended to monitor the anthropogenic impact on IAB by employing combined rock magnetic and geochemical analyses on 20 samples collected from IAB and the surrounding rivers. Magnetic susceptibility values of samples in the IAB averaged 26.37×10 -8 m 3 /kg, which is relatively high and comparable to that of contaminated coastal environments. Magnetic susceptibility correlated positively with certain metals such as Cr, Co, Ni, and Mn but negatively with Hg. Geochemical analyses showed that Hg and Ag contents were relatively high but pose only moderate risk to the environment based on the geo-accumulation index. Furthermore, the potential ecological risk index (PERI) showed that there were two points that showed moderate ecological risk. Multivariate statistical analysis (principal component analysis (PCA), Pearson’s correlation coefficient (PCC), and hierarchical cluster analysis (HCA)) outlined that the metallic accumulation in the sediments of IAB was related to lithological, geological, and anthropogenic impacts. Therefore, oil spills and household waste are likely major reasons for anthropogenic pollution in the sediments of the IAB. Keywords: Inner Ambon Bay, surface sediments, magnetic susceptibility, heavy metals, oil spills, ecological risk. ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DALAM PENILAIAN UNSUR LOGAM BERAT BERACUN DAN TUMPAHAN MINYAK PADA SEDIMEN PERMUKA AN DI TELUK AMBON DALAM, PROVINSI MALUKU, INDONESIA HALAMAN PENGESAHAN Oleh YOHANSLI NOYA NIM: 22321304 (Program Magister Teknik Geofisika) Institut Teknologi Bandung Menyetujui Pembimbing Tanggal 12 Juli 2024 ______________________ Prof. Dr. Satria Bijaksana.