%DE9.HVLPSXODQ 9 .HVLPSXODQ 3HQHOLWLDQLQLPHQJLQYHVWLJDVLSHQ\HEDEWHUMDGLQ\DKXMDQSDGDSHULRGH--$GL ZLOD\DK +DOPDKHUD 8WDUD %HULNXW LQL EHEHUDSD KDO \DQJ GDSDW GLVLPSXONDQ EHUGDVDUNDQKDVLO\DQJWHODKGLEDKDVSDGD%DE,9 1. Penyebab terjadinya anomali curah hujan pada JJA 2022 yakni terdapat nilai intensitas curah hujan signifikan yang kontras dengan kondisi klimatologi. Kondisi sinoptik tidak stabil dan aliran angin sinoptik lemah sehingga hujan yang terjadi pada periode tersebut disebabkan oleh faktor cuaca skala lokal berupa SBC yang dipengaruhi oleh topografi. Data observasi pada sampel hari hujan, menunjukkan adanya anomali berupa peningkatan suhu udara permukaan, kelembapan relatif dan kecepatan angin baik di wilayah pesisir dan di dalam pulau pada pagi hari, sementara pada siang hari terjadi peningkatan kelembapan relatif dan kecepatan angin serta penurunan suhu udara permukaan yang menandakan adanya SBC. 2. Model WRF dengan resolusi 1km mampu menyimulasikan parameter cuaca dengan baik dalam menangkap fenomena cuaca skala lokal seperti SBC dan mampu menunjukkan variasi spasial dan diurnal. 3. Proses dinamis saat terjadi hujan pada periode JJA 2022 terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama saat pembentukan SBC di mana pada pagi hari angin mengarah ke lautan yang disebabkan karena masih dipengaruhi angin darat, ketika permukaan mengalami pemanasan, angin laut berpropagasi ke dalam pulau menyebabkan perubahan arah angin ke dalam pulau dan meningkatan moisture. SBC terbentuk ketika propagasi angin laut bertemu dengan wilayah pegunungan dan menyebabkan konfergensi.