ANALISIS GERAK DIRI BINTIK MATAHARI TUNGGAL PADA FASE MINIMUM SIKLUS MATAHARI KE-24 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh Almira Sifak Fauziah Narariya NIM: 20320004 (Program Studi Magister Astronomi) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Desember 2023 ii ABSTRAK ANALISIS GERAK DIRI BINTIK MATAHARI TUNGGAL PADA FASE MINIMUM SIKLUS MATAHARI KE-24 Oleh Almira Sifak Fauziah Narariya NIM: 20320004 (Program Studi Magister Astronomi) Pengamatan bintik matahari dapat mengungkap pemahaman terkait aktivitas matahari. Bintik matahari umumnya muncul dalam grup bintik matahari yang terdiri dari beberapa bintik tunggal yang tergabung dalam satu luasan medan magnet yang sama. Aktivitas di lapisan bawah permukaan matahari dapat diselidiki melalui gerak diri dan perubahan luas bintik matahari. Keteraturan dari kemunculan bintik matahari dalam siklus 11 tahun juga memberikan informasi adanya perbedaan perilaku dalam setiap periode siklusnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gerak diri, luas, distribusi sebaran bintik matahari tunggal di hemisfer utara dan selatan matahari, kecepatan rotasi diferensial matahari pada siklus matahari minimum ke-24, dan posisi dan luas bintik matahari pada awal siklus matahari ke-25. Data bintik matahari diambil dari citra satelit Solar Dynamic Observatory (SDO) yaitu HMI Intensitygram dan AIA 1700 Å pada tahun 2018-2020 melalui perangkat lunak Jhelioviewer. Pengukuran luas bintik matahari menggunakan perangkat lunak ImageJ. Gerak diri bintik matahari tunggal dan rotasi diferensial matahari dilakukan dengan analisis regresi linear. Data awal siklus matahari ke-25 akan merujuk pada artikel referensi dan data magnetogram. Hasil penelitian ini yaitu histogram frekuensi kecepatan bujur dan lintang berturut- turut menunjukkan lebih banyak bintik yang bergerak ke arah barat (dalam arah bujur) dan ekuator (arah lintang). Ukuran luas bintik matahari tunggal pada siklus matahari minimum ke-24 dominan pada luas sebesar 1 juta hingga 50 juta km 2 . Analisis hubungan antara gerak diri dan luas bintik matahari tunggal tidak cukup untuk mendukung teori yang ada. Distribusi sebaran bintik matahari menunjukkan kemunculan bintik matahari paling sedikit pada tahun 2019. Kecepatan rotasi diferensial matahari mengikuti persamaan �:�;L:räruuvv G rärr{{;E :Frärrsru G rärrrwx;OEJ 6 :�;¹ Œƒ�. Data bintik matahari pada awal siklus matahari ke-25 menunjukkan posisi pada lintang tinggi yaitu lintang selatan -29.08° dan lintang utara, 27.37°. Kata kunci: Bintik matahari, gerak diri, luas bintik matahari, rotasi diferensial matahari, siklus matahari. iii ABSTRACT ANALYSIS OF INDIVIDUAL SUNSPOTS PROPER MOTION IN THE MINIMUM PHASE OF SOLAR CYCLE 24 By Almira Sifak Fauziah Narariya NIM: 20320004 (Master’s Program in Astronomy) Sunspots observation can reveal insight regarding solar activity. Generally, sunspots appear as sunspots groups consist of several single spots combined in the same magnetic field area. Activity in the subsurface layers of the sun can be investigated through proper motion and changes in sunspots area. The regularity of the appearance of sunspots in an 11-year cycle also provides in each period of cycle. This research is aimed at determining the proper motion, area, distribution of single sunspots in the northern and southern hemisphere of the sun, the differential rotation speed of the sun in the minimum phase of Solar cycle 24, and the position and area of sunspots at the beginning of the Solar cycle 25. Sunspots data was taken from Solar Dynamic Observatory (SDO) satellite imagery, namely HMI Intensitygram and AIA 1700 Å in 2018-2020 via Jhelioviewer software. The proper motion of individual sunspots and differential rotation of the sun were caried out by using linear regression analysis. Initial data for Solar Cycle 25 will refer to reference article and magnetogram data. The result of this research are histogram of velocity of the longitude and latitude individual sunspots show more spots moving toward the west (in the longitude) and the equator (in the latitude). The size of an individual sunspots in this cycle mostly in 1 to 50 million km 2 . Analysis of the relationship between proper motion and sunspots area is not sufficient to support existing theories. The distribution of sunspots shows the fewest sunspots appear in 2019. The differential rotation speed of the sun follows the equation �:�;L:räruuvv G rärr{{;E:Frärrsru G r�rrrwx;OEJ 6 :�;¹DKQN. Sunspots data at the beginning of the Solar Cycle 25 shows a position at hight latitude, -29.08° in southern hemisphere and 27.37° in northern hemisphere. Keywords: sunspots, proper motion, area sunspots, solar differential rotation, solar cycle. iv ANALISIS GERAK DIRI BINTIK MATAHARI TUNGGAL PADA FASE MINIMUM SIKLUS MATAHARI KE-24 PENGESAHAN Oleh Almira Sifak Fauziah Narariya NIM: 20320004 (Program Studi Magister Astronomi) Institut Teknologi Bandung Menyetujui Pembimbing Tanggal 20 Desember 2023 ______________________ (Prof. Dr. Dhani Herdiwijaya, M.Sc.) Tim Penguji: 1. Dr. Mahasena Putra 2. Dr. Aprilia 3. Dr. Muhamad Irfan Hakim, M.Si ________________________________________________________________________________________________________ v PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis Magister yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kaidah ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Sitasi hasil penelitian Tesis ini dapat di tulis dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Narariya, A. S. F. (2023): Analisis Gerak Diri Bintik Matahari Tunggal pada Fase Minimum Siklus Matahari ke-24, Tesis Program Magister, Institut Teknologi Bandung. dan dalam bahasa Inggris sebagai berikut: Narariya, A. S. F. (2023): Analysis of Individual Sunspots Proper Motion in the Minimum Phase of Solar Cycle 24, Master Thesis, Institut Teknologi Bandung. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Dekan Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.