46 Bab IV Profil Daerah Studi IV.1 Gambaran umum Daerah Aliran Sungai IV.1.1 Daerah Aliran Sungai Siak Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia, dengan bagian yang terdalam bisa mencapai 30 meter, sungai ini sangat padat dilayari kapal-kapal besar, kargo, tanker maupun speedboat. Seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak berada di Provinsi Riau, melewati empat wilayah administrasi kabupaten dan satu wilayah administrasi kota yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. DAS Siak termasuk DAS kritis, kawasan rawan bencana banjir dan longsor, terjadi berbagai pencemaran, erosi dan pendangkalan. Kejadian banjir di Provinsi Riau akibat meluapnya Sungai Siak dan anak-anak sungainya merupakan indikator adanya perubahan ekosistem pada DAS tersebut. Perubahan ekosistem tersebut disebabkan oleh wilayah dalam DAS Siak merupakan daerah yang potensial berkembang bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Di sepanjang Sungai Siak terutama di Pekanbaru ke arah hilirnya mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembangnya kegiatan sosial dan ekonomi. Perkembangan penduduk dan ekonomi yang mendorong berkembangnya kawasan budidaya dan pemukiman berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan ekosistem sungai Siak (Departemen PU, 2005). Daerah Aliran sungai DAS Siak merupakan DAS keempat terbesar di Riau setelah DAS Kampar, Rokan dan Indragiri. Sungai Siak memiliki panjang 345 km (yang bisa dilayari 240 km), luas DAS 11.026 Km 2 , memiliki fluktuasi debit yang tinggi, Q maks 1700 m 3 /detik, Q min 45 m 3 /detik dan Q normal 200-300 m 3 /detik (Kimpraswil Riau, 2004). Sungai ini memiliki kedalaman rata-rata antara 8 hingga 12 meter (Bappenas, 2006). Perbandingan Qmaks/Qmin : 37,8, yang berarti bahwa pada musim hujan, air sangat berlebihan yang menyebabkan terjadinya banjir sementara pada musim kemarau air sangat kurang dan dibawah batas lestari sungai (Departemen PU, 2005). 47 Topografi wilayah DAS Siak relatif datar, ketinggian permukaan rata-rata 0-2 m dpl, kemiringan berkisar 0-5 %. Variasi 2 – 40 % di bagian hulu. Secara garis besar ketinggian bagian hulu DAS Siak dikategorikan menjadi empat golongan yaitu: antar 1–10 m dpl, 1-25 m dpl, 25-100 m dpl, 100-500 m dpl. Jenis tanah di DAS Siak bagian hulu terbagi menjadi dua yaitu organosol gley humus dan podsolik merah kuning, bertekstur halus (liat), sedang (lempung) dan kasar (pasir), dengan kedalaman topsoil antara 30-60 cm dan >90 cm dari atas permukaan tanah (Departemen PU, 2005). Sungai ini menjadi sangat penting sebagai jalur pelayaran dan perdagangan di Riau karena menghubungkan langsung dengan Kota Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau. Jumlah penduduk yang tinggal di sepanjang DAS Siak yang pada tahun 2004 mencapai lebih dari 1 juta orang, yang tersebar di Kota Pekanbaru 693.912 orang, kabupaten Siak 286.245 orang, sisanya berada di wilayah kabupaten Rokan Hulu, Kampar dan Bengkalis (Bappenas, 2006, Regionalinvestment, 2007). DAS Siak memegang beberapa peranan penting, antara lain: xMenjadi sumber air minum bagi masyarakat Pekanbaru, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Bengkalis. xDimanfaatkan untuk keperluan lain seperti areal pertanian, perikanan, rekreasi, industri, dan transportasi. Saat ini lalu lintas pelayaran di Sungai Siak sangat padat, terutama dilalui oleh kapal-kapal besar seperti tanker, kargo, dan speedboat. Hasil penelitian Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa abrasi yang terjadi setiap tahunnya mencapai 7,3 m. Di beberapa tempat, rumah warga yang 30 tahun lalu berada kira-kira 50 meter dari pinggiran sungai, kini berada tepat di bibir tebing dan terancam ambruk seperti yang telah terjadi pada bangunan- bangunan lain sebelumnya. Meskipun sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia, namun saat ini terjadi penumpukan sedimen di dasar sungai yang telah mencapai ketinggian 8 meter. Hal ini mengindikasikan adanya erosi yang sangat besar di bagian hulu sungai. Adanya sedimen dapat mengganggu pelayaran 48 terutama saat muka air surut di musim kemarau. Di lain pihak, dalam musim hujan dapat terjadi bahaya banjir karena berkurangnya kapasitas sungai dalam menampung aliran air (Departemen PU, 2005). IV.1.2 Daerah Aliran Sungai Kampar Daerah Aliran sungai Kampar merupakan DAS terbesar di provinsi Riau dengan panjang 580 km (yang bisa dilayari 300 km), luas DAS 24.548 Km 2 (24.548 km 2 berada di wilayah Provinsi Riau dan 3.462 km 2 di wilayah Sumatera Barat). Sungai Kampar memiliki fluktuasi debit yang tinggi, Q maks 2200 m 3 /detik, Q min 49m 3 /detik dan Q normal 500-700 m 3 /detik (Kimpraswil Riau, 2004). Sungai ini memiliki kedalaman rata-rata ± 7,7 meter, lebar rata-rata ±143 meter. Penduduk yang tinggal di sepanjang DAS Kampar pada tahun 2003 berjumlah lebih dari 700.000 orang (BPK, 2008, Pelalawankab, 2007, Regionalinvestment, 2007).DAS Kampar memegang beberapa peranan penting, antara lain: xMerupakan tempat keberadaan 1 waduk dari PLTA terbesar di Riau yakni PLTA Koto Panjang, yang beroperasi sejak tahun 1998. xMenjadi sumber air minum bagi masyarakat Kabupaten Kampar, Pelalawan dan Kuantan Singingi di Riau, serta Lima Puluh Kota di Sumatera Barat. Khusus di daerah Pelalawan yang merupakan lokasi penelitian ini, terdapat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar dengan debit 5 – 10 liter detik. xDimanfaatkan untuk keperluan lain seperti areal pertanian (sayur- sayuran, rambutan, durian, jagung, nanas), perikanan (tambak udang, tambak ikan, perikanan tangkap), transportasi, dan industri (1 industri besar, 97 industri kecil dan menengah) (Regionalinvestment, 2007). Topografi daerah aliran sungai Kampar khususnya wilayah kabupaten Pelalawan merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan daerah perbukitan bergelombang. Secara umum ketinggian beberapa daerah berkisar antara 3 – 6 meter, dengan kemiringan lahan rata-rata 0 ~ 15% dan 15 ~ 40%. Sementara wilayah dataran rendah, umumnya merupakan rawa gambut, dataran aluvium 49 sungai dengan daerah dataran banjir. Dataran ini dibentuk oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Sedangkan daerah yang berbukit dan bergelombang tanahnya termasuk jenis organosal (hostosal) dan humus yang mengandung bahan organik (BKPMD-Pelalawan, 2007). IV.2. Segmentasi sungai IV.2.1 Sungai Siak Sungai Siak dapat dibagi atas beberapa segmen berdasarkan kemiringan dasar sungai yaitu: daerah aliran bagian hulu (upstream) panjangnya 65 km dengan kemiringan dasar sungai 0,002, bagian tengah (midle stream) 80 km dengan kemiringan dasar sungai 0,00025, dan bagian hilir (down stream) 200 km dengan kemiringan 0,00003 (Kimpraswil Riau, 2004). DAS Siak berada pada beberapa wilayah administrasi kabupaten dan kota. DAS Siak hulu merupakan hulu Sungai Tapung Kanan dan memiliki banyak anak sungai antara lain: Sungai Tapung Kiri, Sungai Kasikan, Sungai Kepanasan. Sungai-sungai yang terdapat di bagian hilir antara lain Sungai Siak, Sungai Perawang, Sungai Mentawai, Sungai Tualang, Sungai Basar dan Sungai Balam Tinggi. Sungai-sungai tersebut difungsikan sebagai jaringan transportasi, sebagai MCK, bahan baku air minum dan pemenuhan untuk kebutuhan industri (Departemen PU, 2005). IV.2.2 Sungai Kampar Sungai Kampar dapat dibagi atas beberapa segmen berdasarkan kemiringan dasar sungai yaitu: daerah aliran bagian hulu (upstream) panjang 170 km dengan kemiringan dasar sungai 0,00287, bagian tengah (midle stream) 160 km dengan kemiringan dasar sungai 0,00025, dan bagian hilir (down stream) 250 km dengan kemiringan 0,00005 (Kimpraswil Riau, 2004). IV.3 Sistem Daerah Aliran Sungai IV.3.1 Sungai Siak Sistem daerah aliran sungai Siak terdiri dari 4 Sub DAS utama.Cakupan DAS Siak meliputi Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, 50 Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, dari keseluruhan wilayah DAS Siak terbagi menjadi dua bagian wilayah yaitu bagian hulu dan hilir dari masing- masing sungai. Adapun wilayah-wilayah yang tercakup dalam masing-masing bagian DAS Siak adalah: • Bagian Hulu Bagian hulu dari DAS Siak adalah dari dua sungai yaitu Sungai Tapung Kanan (Sub DAS Tapung Kanan) yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Rokan Hulu dan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar, dan Sungai Tapung Kiri (Sub DAS Tapung Kiri) yang termasuk dalam wilayah Tandun Kabupaten Rokan Hulu dan Kecamatan Tapung Kiri Kabupaten Kampar. Kedua sungai menyatu di daerah Palas (Kabupaten Kampar) dan dekat Kota Pekanbaru pada Sungai Siak Besar. • Bagian Hilir Bagian hilir dari DAS Siak adalah pada Sungai Siak Besar (Sub DAS Siak Besar) yang terletak di desa Palas (Kabupaten Kampar) - Kota Pekanbaru – Kota Perawang (Kabupaten Siak) – Kota Siak Sri Indrapura dan bermuara di Tanjung Belit (Sungai Apit, Kabupaten Siak) (Departemen PU, 2005). Lokasi penelitian di sungai Siak terletak di Sub DAS Siak Besar.