JURNAL EDUSAINTEK STKIP PGRI SITUBONDO Alamat : Jl. Argopuro Gg. VII Situbondo 68322 Telp. : 0338-4590143; e-mail : edusaintek@stkippgri-situbondo.ac.id, website http://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK LETTER OF ACCEPTANCE (LoA) No: 70/EDUSAINTEK/VI/2024 Dengan ini, Pengelola Jurnal EDUSAINTEK (Pendidikan, Sains dan Teknologi) dengan ISSN: 1858-005X (Cetak) dan ISSN: 2655-3392 (Online) memberitahukan bahwa naskah Anda dengan identitas: Judul : PENERAPAN KOTA SPONS DI CHINA: EVALUASI UNTUK PEMBANGUNAN IBU KOTA MENDATANG Penulis : Khairi Ahza Hail Keliwar 1* , Zuhallfi Akbar Rinda 2 , Mh Nateq Nouri 3 , Vivian Alvianti 4 , & Dhea Ananda Putri 5 Afiliasi/instansi : 1,2,3,4,5 Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email : keliwarkhairi@gmail.com Telah memenuhi kriteria publikasi di Jurnal EDUSAINTEK (Pendidikan, Sains dan Teknologi) dan dapat kami terima sebagai bahan naskah untuk Penerbitan Jurnal berikutnya. Untuk menghindari adanya duplikasi terbitan dan pelanggaran etika publikasi ilmiah terbitan berkala, kami berharap agar naskah/artikel tersebut tidak dikirimkan dan dipublikasi kan ke penerbit jurnal/majalah lain. Demikian surat ini disampaikan, atas partisipasi dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih. Situbondo, 04 Juni 2024 Editor In Chief, Miftahus Surur, M.Pd PENERAPAN KOTA SPONS DI CHINA: EVALUASI UNTUK PEMBANGUNAN IBU KOTA MENDATANG Khairi Ahza Hail Keliwar 1 , Zuhallfi Akbar Rinda 2 , Mh Nateq Nouri 3 , Vivian Alvianti 4 , & Dhea Ananda Putri 5 1,2,3,4,5 Institut Teknologi Bandung, Indonesia e-mail korespondensi: keliwarkhairi@gmail.com Abstract: The relocation of the capital city (IKN) to East Kalimantan, as regulated by Law Number 3 of 2022, will drive massive development in the region. However, the province of East Kalimantan, which is prone to flooding, requires a special approach such as the implementation of the Sponge City concept to minimize flood risks and support the sustainable development of IKN. This research aims to provide recommendations for the effective implementation of Sponge City infrastructure to address flood issues in IKN through a comparative study of the application of the Sponge City concept in China. Secondary data is used in this research, covering variables such as topography, climate, area size, rainfall, annual flood frequency, and the objectives of the capital city. The methods used include a comparative study with cluster analysis to compare city characteristics, performance analysis to assess effectiveness, and descriptive analysis to provide recommendations for the implementation of Sponge City in IKN. The results indicate that Nanjing and Haikou in China serve as benchmarks, with retention ponds, green roofs, and wetlands being effective infrastructures for flood management. Wetlands are considered the most economical and effective infrastructure to implement in IKN due to their lower maintenance costs compared to retention ponds and green roofs. Keywords: Sponge City, Flood Control Infrastructure, Capital City Abstrak: Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, sebagaimana diatur oleh Undang- Undang Nomor 3 tahun 2022, akan mendorong pembangunan masif di wilayah tersebut. Namun, Provinsi Kalimantan Timur yang rawan bencana banjir memerlukan pendekatan khusus seperti penerapan konsep Kota Spons untuk meminimalisir risiko banjir dan mendukung keberlanjutan pembangunan IKN. Metode yang digunakan adalah studi komparatif dengan analisis klaster untuk komparasi karakteristik kota, analisis performa untuk menilai efektivitas, dan analisis deskriptif untuk memberikan rekomendasi penerapan Kota Spons di IKN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Nanjing dan Kota Haikou di China menjadi acuan perbandingan, dengan infrastruktur kolam retensi, atap hijau, dan lahan basah yang efektif mengatasi banjir. Infrastruktur lahan basah dinilai paling ekonomis dan efektif untuk diterapkan di IKN karena biaya perawatannya lebih rendah dibanding kolam retensi dan atap hijau. Sehingga evaluasi infrastruktur Kota Spons di negara China yang telah dilakukan, hasilnya akan dijadikan dasar sebagai perbandingan penerapan infrastruktur Kota Spons yang efektif dalam mengatasi permasalahan banjir di IKN. Kata Kunci: Kota Spons, Infrastruktur Pengendalian Banjir, Ibu Kota Negara PENDAHULUAN Indonesia resmi memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur yang ditandai dengan pengesahan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2022 yang mengatur tentang Ibu Kota Negara. Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur didorong oleh berbagai faktor, termasuk karakteristik Jakarta yang mengalami tingkat kemacetan tinggi, kepadatan penduduk yang berlebihan, dan seringnya terjadi banjir yang mengakibatkan kerugian ekonomi serta sosial (Machmud & Nouri, 2024). Pemindahan IKN ini akan mendorong pembangunan yang masif, khususnya pada wilayah utama IKN serta di sekitar lokasi IKN (Nwafor, 1980). Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk pemerataan ekonomi wilayah, karena dapat meningkatkan konektivitas, mengurangi kesenjangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh daerah (Nouri et al., 2024). Lokasi IKN ini sendiri masih tertutup area hutan, oleh sebab itu masih perlu perhatian lebih mendalam dan menyeluruh sehingga dapat mendukung rencana pembangunan IKN dengan baik (Suprayitno et al., 2020). Pembangunan infrastruktur dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam penggunaan lahan yang mengakibatkan degradasi lahan di sekitarnya (Nouri et al., 2020). Sebagaimana diketahui kegiatan pembangunan pada IKN dapat meningkatkan peluang terjadinya bencana banjir karena perubahan kondisi lingkungan ((Nguyen et al., 2019); (Arief Rosyidie, 2013)). Provinsi Kalimantan Timur sendiri termasuk salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana banjir ((Ali Hakim et al., 2020) dalam (Rahmat et al., 2021)). Permasahalan banjir yang timbul dapat ditangani melalui perlindungan banjir tambahan yang mendorong infiltrasi dan penyimpanan air hujan selama curah hujan tinggi demi mencegah terlampauinya kapasitas penyimpanan sistem drainase untuk mengatasi banjir air permukaan perkotaan (Chan et al., 2018). Oleh sebab itu, diperlukan pendekatan secara khusus untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir di IKN. Menjawab hal tersebut, maka pada Lampiran II UU Nomor 3 tahun 2022 menjelaskan penerapan konsep Kota Spons di IKN sebagai upaya untuk mengembalikan siklus alami air yang berubah karena pembangunan. Penerapan konsep kota Kota Spons pada kawasan IKN diharapkan mampu menjawab permasalahan bencana banjir. Konsep kota ini dimaksudkan untuk menyimpan air sebagai tambahan ketersediaan air dan pengurangan bahaya banjir, pemurnian air hujan dan pelestarian ekologi, meningkatkan sistem drainase tradisional, serta efisiensi sistem sumber daya ((Chan et al., 2018); (Wang et al., 2018)). Kota Spons digunakan untuk mengatasi banjir air permukaan perkotaan melalui pelemahan limpasan puncak dan konservasi air serta meningkatkan sistem drainase tradisional dengan menggunakan infrastruktur yang lebih tahan banjir ((Zhang, 2022); (Chan et al., 2018)). Konsep Kota Spons merupakan suatu terobosan perencanaan kota yang mendorong pengurangan genangan air perkotaan, pengendalian polusi air perkotaan, dan pemanfaatan sumber daya air hujan, pemulihan degradasi ekologis air perkotaan, serta pengelolaan sumber daya air perkotaan dan manajemen resiko banjir ((Xia et al., 2017); (Wang et al., 2018)). Kota Spons dalam kaitannya untuk memanejemen resiko bencana banjir memiliki infrastruktur pengelolaan antara lain perkerasan permeable, atap hijau, biotensi kompleks, kolam buatan, lahan basah buatan, taman hujan, bio-swales, dan vegetasi penyangga (Kementerian Perumahan, Pengembangan Kota-Desa China. 2014). Lebih lanjut (Chan et al., 2018) membedakan fungsi masing-masing infrastruktur tersebut dalam pengendalian bencana banjir yaitu sebagai penyimpanan air, infiltrasi, pengurangan puncak, pemurnian air, dan peningkatan ekologis. Konsep Kota Spons pada skala lebih besar akan lebih mudah diimplementasikan ketika mampu mengintegrasikan beberapa langkah berikut (Nguyen et al., 2020). Pertama mengidentifikasi area yang cocok untuk pembangunan Kota Spons. Kedua membandingkan infrastruktur hijau, pembangunan perkotaan, dan skenario perubahan iklim. Ketiga mensimulasikan cara terbaik untuk mengurangi limpasan air hujan, mengurangi banjir dan meningkatkan kualitas air. Terakhir memastikan konsep Kota Spons ramah lingkungan. Namun demikian, penerapan konsep Kota Spons yang masih jarang digunakan sehingga panduan untuk menerapkan konsep tersebut masih terbatas (Jia et al., 2017). Oleh karena itu, dalam tulisan ini kami mencoba melakukan studi perbandingan antara implementasi penerapa konsep Kota Spons di China dalam mengatasi permasalahan banjir yang akan diterapkan di lokasi IKN, Kalimantan Timur. Sehingga melalui tulisan akan memuat rekomendasi pembangunan dengan konsep Kota Spons di IKN yang diperoleh melalui hasil analisis. METODE Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, termasuk penelitian Nguyen, dkk., (2020); Chen S., dkk., (2021); Xie M., dkk (2022); dan Bappenas, (2020). Data ini mencakup berbagai variabel yang relevan untuk analisis penerapan konsep Kota Spons di IKN, dengan demikian variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan Sumber Data Penelitian No. Variabel Sub Variabel Keterangan Sumber Data 1 Karakteristik Fisik Perkotaan China: a.Topografi Mengacu pada bentuk dan fitur fisik permukaan tanah di perkotaan China Nguyen, dkk., (2020); Chen S., dkk., (2021); Xie M., dkk (2022); Bappenas, (2020) b. Iklim Menggambarkan kondisi cuaca rata-rata di perkotaan China c.