72 Bab V Hasil Analisis V.1 Distribusi Manfaat Penyediaan Infrastruktur Air Bersih Berbasis Masyarakat Infrastruktur suatu wilayah yang disediakan oleh pihak penyedia umumnya harus dapat diakses secara merata untuk setiap penggunanya. Hal tersebut menjadi dasar dalam merencanakan dan mengembangkan infrastruktur karena distribusi manfaat yang diberikan oleh sebuah infrastruktur perlu bersifat merata atau memberi manfaat yang adil bagi semua penduduk dalam menggunakan layanan yang disediakan. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Litman (2024), konsep keadilan dalam distribusi manfaat, yang juga dikenal sebagai pemerataan, merujuk pada pembagian dampak negatif atau dampak positif secara sama atau merata. Dengan demikian, apabila temuan distribusi manfaat yang dikaji ternyata bersifat negatif, namun jika tetap terdistribusi secara merata, maka hal tersebut tetap dianggap sebagai bentuk keadilan terhadap semua penggunanya. Sehingga berhubungan dengan penelitian yang dilakukan pada infrastruktur air bersih terkait distribusi manfaatnya yang masih minim dikaji, maka pada sub-bab ini peneliti akan mencoba mengidentifikasi apakah distribusi manfaat yang diberikan oleh BUMDes Ciburial dapat bersifat adil untuk setiap penggunanya yang kemudian dibandingkan dengan kondisi pengguna sebelum menggunakan air bersih dari BUMDes tersebut. Sebelum mengkaji distribusi manfaat penyediaan infrastruktur air bersih BUMDes Ciburial, sangat diperlukannya kajian bandingan agar peneliti dapat menjelaskan distribusi manfaat masing-masing infrastruktur dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan sumber air yang digunakan oleh pengguna disaat sebelum dan sesudah menggunakan layanan air bersih BUMDes Ciburial. Perbandingan yang akan dikaji adalah yang terkait dengan kuantitas air bersih, kualitas air bersih, kontinuitas air bersih, dan biaya air bersih dari layanan air bersih yang digunakan. 73 Gambar V. 1 Alasan Peralihan Sumber Air Bersih Masyarakat Desa Ciburial Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2024 Grafik diatas diperoleh dari hasil survei yang dilakukan terhadap masyarakat yang sebelumnya mengandalkan sumber air selain BUMDes Ciburial, namun kini telah mengalihkan penggunaannya menjadi layanan BUMDes sebagai sumber air bersih utama mereka. Berdasarkan grafik tersebut, ditemukan bahwa sebanyak 60,83% masyarakat yang diwawancarai menyatakan bahwa alasan utama mereka menggunakan air bersih BUMDes Ciburial adalah dikarenakan sumber air sebelumnya kurang secara kuantitas atau tidak dapat mencukupi kebutuhan harian mereka. Alasan ini kemudian diikuti dengan permasalahan sumber air sebelumnya yang jauh dengan angka 38,33% yang menjelaskan bahwa sumber air sebelumnya bersifat tidak praktis dan mudah untuk diakses oleh masyarakat tersebut. Dari segi biaya, hasil survei menunjukkan sebanyak 13,33% dari responden mengungkapkan bahwa mereka perlu menghabiskan lebih banyak biaya sebelum berlangganan dengan BUMDes Ciburial daripada setelah berlangganan. Kemudian terkait dengan kontinuitas air bersihnya, terdapat 12,50% dari responden yang merasakan sumber air sebelumnya memiliki pasokan air bersih yang tidak konsisten atau sering terputus. Terakhir apabila diakumulasikan, maka sebesar 21,67% dari responden merasakan bahwa sumber air sebelumnya memiliki kualitas air yang kurang baik dari segi rasa (9,17%), bau (0,83%), maupun warna (11,67%) apabila dibandingkan dengan air bersih yang dialiri oleh BUMDes Ciburial. 60.83% 38.33% 13.33% 12.50% 11.67% 9.17% 0.83% 0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00% Sumber air sebelumnya kurang Sumber air sebelumnya jauh Sumber air sebelumnya mahal Sumber air sebelumnya tidak kontinu Sumber air sebelumnya keruh Sumber air sebelumnya berasa Sumber air sebelumnya berbau Alasan Menggunakan Air Bersih BUMDes Ciburial 74 V.1.1 Distribusi Manfaat Kuantitas Air Bersih BUMDes Ciburial Berdasarkan penjelasan dalam bab sebelumnya, peneliti menemukan bahwa mayoritas masyarakat yang diwawancarai beralih ke BUMDes Ciburial sebagai sumber air utama dikarenakan sumber air sebelumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan harian mereka. Sehingga pada pembahasan lebih lanjut, peneliti akan membahas terkait distribusi manfaat dari segi kuantitas air bersih, yakni apakah setelah beralih ke BUMDes Ciburial masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hariannya dari segi kuantitasnya dan apakah terdapat ketidakadilan dalam distribusi manfaat tersebut. Tabel V. 1 Volume Air yang Diterima Pengguna Air Bersih BUMDes Ciburial No. Wilayah Rata-Rata Volume Air yang Diterima Pengguna (liter/orang/hari) Sebelum Berlangganan Setelah Berlangganan 1. RW 01 78.41 104.98 2. RW 02 69.72 132.14 3. RW 03 75.21 104.51 4. RW 04 71.47 93.33 5. RW 05 80.84 103.06 6. RW 06 69.61 97.75 7. RW 12 81.53 127.50 8. Desa Ciburial 75.76 111.67 Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2024 Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari distribusi manfaat kuantitas air bersih BUMDes Ciburial, maka peneliti akan melakukan perbandingan kondisi sebelum dan sesudah pengguna menggunakan air bersih BUMDes Ciburial. Tabel V.1. menjelaskan kondisi kuantitas air pengguna sebelum dan sesudah berlangganan dengan BUMDes Ciburial. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa kondisi kuantitas air bersih pengguna sebelum berlangganan dengan BUMDes memiliki rentang rata – rata sebesar 69 – 82 liter/orang/hari. Apabila dibandingkan dengan kondisi setelah berlangganan, maka terdapat peningkatan perolehan kuantitas air dengan rentang rata – rata sebesar 93 – 132 liter/orang/hari. Hasil deskriptif statistik tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Desa Ciburial yang menggunakan air 75 bersih dari BUMDes mengalami peningkatan dari segi perolehan kuantitas air bersih setelah berlangganan dengan BUMDes Ciburial. Menurut SNI 19-6728.1-2002 terkait dengan pemenuhan kebutuhan air bersih di Indonesia, standar tersebut menetapkan kebutuhan air bersih domestik untuk masyarakat pedesaan sebesar 60 – 100 liter/orang/hari dan masyarakat perkotaan sebesar 100 – 120 liter/orang/hari. Dikarenakan Desa Ciburial yang secara lokasi terletak di hinterland Kota Bandung dan memiliki karakteristik dari desakota atau peri-peri urban, sehingga peneliti akan menggunakan 60 - 120 liter/orang/hari sebagai rentang keadilan kebutuhan air bersih masyarakat Desa Ciburial. Sehingga kondisi ideal yang dihipotesakan oleh peneliti adalah bahwa setelah beralih ke BUMDes Ciburial, masyarakat memiliki pasokan air bersih BUMDes yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya (60 - 120 liter/orang/hari) serta seharusnya tidak terdapat ketidakadilan dalam distribusi manfaat kuantitas air bersihnya. Seperti yang diketahui sebelumnya, bahwa kondisi sebelum maupun sesudah pengguna berlangganan dengan BUMDes memiliki perbedaan kuantitas air apabila dilihat berdasarkan masing – masing wilayah operasionalnya (Tabel V.1). Apabila ditinjau dari kondisi sebelum berlangganan, maka manfaat kuantitas air penyediaan air bersih dari sumber lainnya telah terdistribusi secara adil bagi setiap wilayah operasional dikarenakan berada pada nilai rentang hipotesis yang ditetapkan yakni 60 – 100 liter/orang/hari. Selanjutnya apabila ditinjau dari kondisi pengguna setelah berlangganan BUMDes, maka terdapat beberapa wilayah yang melebihi dari nilai rentang yang telah ditetapkan yakni RW 02 (132,1 l/o/h) dan RW 12 (127,5 l/o/h). Hal tersebut menunjukkan bahwa setelah berlangganan dengan BUMDes, terdapat ketidakadilan dalam manfaat kuantitas penyediaan air bersih berbasis masyarakat di Desa Ciburial. Berdasarkan penjelasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka diketahui kondisi kuantitas air bersih pengguna sebelum berlangganan dengan BUMDes Ciburial memiliki perbedaan dalam penerimaan jumlah airnya. Namun yang perlu digaris bawahi pada kondisi tersebut adalah walaupun terdapat perbedaan kuantitas air, 76 Sebelum setiap wilayah operasional telah mendapatkan manfaat yang adil yakni setiap wilayah memenuhi nilai rentang hipotesa yang ditetapkan untuk kebutuhan air domestik masyarakat. Sedangkan apabila dibandingkan dengan kondisi setelah berlangganan dengan BUMDes Ciburial, selain memiliki perbedaan dalam penerimaan jumlah air terdapat pula perbedaan dalam keadaan pemenuhan kebutuhan air domestik masyarakat pedesaan. Secara ringkas kedua kondisi tersebut dapat dibandingkan secara mudah melalui gambar dibawah ini. Gambar V. 2 Ilustrasi Kondisi Sebelum dan Sesudah Kuantitas Air Bersih BUMDes Ciburial Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2024 V.1.2 Distribusi Manfaat Kontinuitas Air Bersih BUMDes Ciburial Gambar V.1 menunjukkan bahwa sebanyak 12.50% masyarakat yang beralih menggunakan air bersih dari BUMDes Ciburial sebagai sumber utama air bersih dikarenakan sumber air sebelumnya tidak konsisten dalam menyediakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari pengguna. Sehingga pada pembahasan lanjut, peneliti akan membahas terkait distribusi manfaat dari segi kontinuitas air bersih yakni apakah setelah beralih ke BUMDes Ciburial masyarakat memperoleh penyaluran air bersih yang lebih konsisten atau tidak terputus dan apakah terdapat ketidakadilan dalam distribusi manfaat tersebut. RW 01 RW 02 RW 04 RW 03 RW 12 RW 05 RW 06 RW 01 RW 02 RW 04 RW 03 RW 12 RW 05 RW 06 Distribusi Equal Distribusi Inequal Kondisi Ideal Kondisi Tidak Ideal Sesudah Keterangan: 77 Gambar V. 3 Kondisi Sebelum dan Sesudah Kontinuitas Air Bersih BUMDes Ciburial Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2024 Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari distribusi manfaat kontinuitas air bersih BUMDes Ciburial, maka peneliti akan melakukan perbandingan kondisi sebelum dan sesudah pengguna menggunakan air bersih BUMDes Ciburial. Menurut Gambar V.3, diketahui bahwa kondisi kontinuitas air bersih pengguna sebelum berlangganan dengan BUMDes di Desa Ciburial memiliki rata – rata durasi mengalir selama 11,33 jam/hari.