67 BAB IV GAMBARAN UMUM IV.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Bandung merupakan pusat administratif dari Provinsi Jawa Barat, berada di dalam wilayah provinsi tersebut. Sebagai kota metropolitan dengan peringkat ketiga terbesar di Indonesia dan yang terluas di Jawa Barat, Kota Bandung memiliki luas sekitar 16.729,65 hektar. Wilayah ini dibagi ke dalam 30 kecamatan dan 151 kelurahan. Secara astronomis, Kota Bandung berlokasi di koordinat 107°36’ Bujur Timur dan 6°55’ Lintang Selatan. Secara morfologi regional, Kota Bandung terletak di bagian tengah kawasan yang dikenal sebagai "Cekungan Bandung", yang memiliki luas 233.000 hektar dan diadministrasikan oleh lima kabupaten dan kota: - Sebelah utara : Kabupaten Bandung dan Bandung Barat - Sebelah selatan : Kabupaten Bandung - Sebelah barat : Kota Cimahi - Sebelah timur : Kabupaten Bandung Menurut proyeksi interim 2021–2023, total penduduk Kota Bandung adalah 2.461.553, dengan 1.239.053 laki-laki dan 1.222.500 perempuan. Penduduk Kota Bandung mengalami pertumbuhan sebesar 0,35% pertahun. Pada tabel IV.1 merupakan kondisi jumlah penduduk di Kota Bandung pada tahun 2023. Tabel IV.1 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Kota Bandung No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%) Kepadatan Penduduk per km 2 1 Bandung Kulon 136.622 0,00 21492 2 Babakan Ciparay 143.651 0,02 19123 3 Bojongloa Kaler 124.323 0,01 39407 4 Bojongloa Kidul 87.988 0,15 13927 5 Astanaanyar 73.232 0,03 23703 6 Regol 80.609 0,01 18407 7 Lengkong 71.000 0,19 11225 8 Bandung Kidul 61.419 0,22 9963 68 No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%) Kepadatan Penduduk per km 2 9 Buah Batu 104.434 0,62 12842 10 Rancasari 86.725 1,20 11712 11 Gedebage 42.071 1,69 4505 12 Cibiru 76.236 0,44 11532 13 Panyileukan 40.772 0,34 7892 14 Ujungberung 90.562 1,66 14191 15 Cinambo 25.585 0,42 6965 16 Arcamanik 80.387 1,38 13548 17 Antapani 80.530 0,72 21262 18 Mandalajati 73.956 1,36 11024 19 Kiaracondong 131.413 0,01 20695 20 Batununggal 121.469 0,07 22962 21 Sumur Bandung 38.323 0,06 10042 22 Andir 99.119 0,00 25998 23 Cicendo 96.382 0,15 13446 24 Bandung Wetan 28.864 0,54 7921 25 Cibeunying Kidul 113.535 0,05 20519 26 Cibeunying Kaler 70.662 0,06 14914 27 Coblong 115.273 0,12 14999 28 Sukajadi 103.066 0,14 23410 29 Sukasari 77.576 0,28 11946 30 Cidadap 54.680 0,19 8625 Sumber: BPS Kota Bandung, 2024 Berdasarkan Tabel IV.1 dapat dilihat bahwa Kecamatan Kiaracondong memiliki populasi tertinggi dengan 131.413 orang, sedangkan Kecamatan Cinambo memiliki populasi terkecil dengan 25.585 orang. 69 Gambar IV . 1 Peta Administrasi Kota Bandung 70 IV.2 Gambaran Angkutan Umum Kota Bandung Sistem jaringan jalan arteri di Kota Bandung terbagi menjadi empat koridor yang membentang dari arah barat Kota Bandung yaitu Jl. Cibereum hingga arah timur yaitu Jl. Soekarno Hatta, selanjutnya koridor 2 yaitu Jl. Rajawali Barat hingga Jl. Pasir Kaliki (Simpang Kebon Kawung – Simpang Pasteur) yang mengakses Bandara Husein Sastranegara, untuk koridor 3 yaitu dari arah Jl. Pasteur hingga Jl. Cibiru, dan yang terakhir koridor 4 yaitu Jl. Gedebage yang mengakses terminal terpadu Gedebage. Sedangkan sistem jaringan jalan kolektor primer, menghubungan antar pusat pelayanan dan jalan kolektor sekunder menghubungkan antar sub pusat pelayanan kegiatan. Kota Bandung bukan hanya sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, tetapi juga berfungsi sebagai pusat perdagangan, industri, pendidikan, dan pariwisata sehingga Kota Bandung memiliki tingkat mobilitas masyarakat yang sangat tinggi. Rencana strategi pengembangan jaringan transportasi di Kota Bandung mengutamakan transportasi darat diwujudkan dengan memperluas dan meningkatkan fasilitas serta infrastruktur yang terintegrasi. Hal ini bertujuan untuk mendukung mobilitas penduduk dan barang secara lokal, regional, hingga nasional. Sistem transportasi Kota Bandung dirancang untuk menyatukan aliran pergerakan orang dan barang di dalam kota serta menghubungkan Kota Bandung dengan area sekitarnya yang termasuk dalam wilayah administratif Cekungan Bandung. Pengembangan jaringan angkutan perkotaan Kota Bandung dilakukan dengan pengembangan angkutan umum berupa Bus Rapid Transit (BRT), meskipun secara standar moda tersebut belum memenuhi. Namun, keberadaan moda transportasi umum ‘tradisional’ masih mendominasi, salah satunya angkutan kota atau umum disebut angkot. Angkot adalah transportasi paratransit yang umumnya berbentuk mobil minibus. Terdapat tiga moda angkutan umum massal yang aktif melayani masyarakat Kota Bandung diantaranya Trans Metro Bandung (TMB), Trans Metro Pasundan (TMP), dan angkot. 71 Jumlah trayek angkot yang ada di Kota Bandung saat ini berjumlah 39 trayek. Sedangkan untuk TMP terdiri dari lima koridor dan TMB tujuh koridor. Jaringan trayek dan koridor BRT yang ada saat ini saling tumpang tindih (overlapping) antara satu dengan lainnya. IV.2.1 Trans Metro Pasundan Kawasan Bandung Raya di Provinsi Jawa Barat memiliki layanan bus kota yang disebut Trans Metro Pasundan. Program ini adalah inisiatif dari Kementerian Perhubungan Indonesia, yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Dalam skema pembelian layanan Teman Bus, Bandung berada di urutan ke- 8, setelah kota Makassar dan Banyumas. Trans Metro Pasundan mulai berfungsi pada tanggal 27 Desember 2021. Operator yang menjalankan operasional layanan Trans Metro Pasundan adalah Perum DAMRI dan PT Big Bird Pusaka, anak usaha Bluebird. Trans Metro Pasundan terdiri dari 5 koridor layanan, yang terdiri dari: a. K1BD: Leuwipanjang – Soreang b. K2BD: Kota Baru Parahyangan (Padalarang) – Alun-alun Kota Bandung c. K3BD: Baleendah – Bandung Electronic Center (BEC) d. K4BD: Leuwipanjang – Dipatiukur e. K5BD: Dipatiukur – Jatinangor IV.2.1.1 Trans Metro Pasundan Koridor 3D BEC-Baleendah PT. Big Bird Pusaka mengelola Koridor 3D, yang memiliki panjang rute 15 km dan digunakan bersama oleh berbagai pengguna jalan (mixed traffic). Koridor ini menyediakan akses antara berbagai zona di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, termasuk area residensial, komersial, perkantoran, layanan, tempat ibadah, serta institusi pendidikan seperti sekolah dan universitas. Selain itu, Koridor 3D juga merambah ke beberapa bagian di Kabupaten Bandung. Rute ini membentang dari pusat Kota Bandung menuju ke arah selatan, melintasi berbagai kecamatan di kota tersebut, yaitu Cicendo, Bandung Wetan, Sumur Bandung, Astana Anyar, Lengkong, Regol, dan Bandung Kidul. Rute koridor 3D melewati ruas jalan-jalan berikut: 72 Berangkat : Jl. Purnawarman - Jl. Aceh – Jl. Merdeka – Jl. Lembong – Jl. Tamblong – Jl.