13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini menguraikan kerangka teoretis yang digunakan sebagai panduan untuk mengembangkan konsep dan mengidentifikasi permasalahan dalam studi ini. Pembahasan meliputi sistem transportasi perkotaan, angkutan umum, sistem integrasi moda transportasi umum, tarif angkutan penumpang, strategi penentuan tarif angkutan umum, biaya operasional kendaraan transportasi publik, daya beli masyarakat, penerapan integrasi tarif transportasi publik, dan metode penentuan willingness to pay. II.1 Sistem Transportasi Perkotaan Salah satu aspek penting dalam berbagai sistem yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik sistem lingkungan, sistem politik, maupun sistem sosial, adalah transportasi. Kinerja transportasi di suatu daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial demografi yang ada di daerah tersebut. Kota-kota yang terhubung dengan jalur angkutan yang efisien cenderung mengalami pertumbuhan yang cepat (Warpani, 2002). Pengembangan transportasi merupakan elemen krusial dalam pembentukan dan adaptasi terhadap tata ruang perkotaan. Fungsi utamanya adalah sebagai sarana penghubung yang efektif antar lokasi-lokasi vital dalam kehidupan masyarakat, serta memfasilitasi kegiatan rutin harian mereka dengan lebih mudah. Sistem transportasi adalah kumpulan komponen yang terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyediakan layanan transportasi. Layanan yang disediakan ini mencakup wilayah yang ekstensif, berawal dari skala kecil seperti desa dan kota, sampai ke jangkauan yang lebih besar termasuk tingkat nasional dan internasional (Miro, 2012). Secara umum, sistem transportasi dapat dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil. Unit-unit ini meliputi sistem aktivitas, infrastruktur jaringan transportasi, manajemen arus lalu lintas, dan struktur organisasi. Setiap elemen ini berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam kerangka transportasi yang lebih besar. Salah satu komponen infrastruktur utama yang memengaruhi pola perkembangan kota adalah sistem transportasi (Aminah, 2018). Urbanisasi, pertumbuhan penduduk, peningkatan tarif hidup, dan perkembangan bisnis dan industri menyebabkan kebutuhan akan jasa transportasi semakin besar. 14 Pengembangan strategi dalam pengelolaan sistem transportasi menjadi kunci untuk memperbaiki kualitas layanan transportasi perkotaan. Tujuan dari strategi tersebut adalah untuk memperbaiki efektivitas infrastruktur dengan cara memperbaiki sistem pengelolaan pada angkutan umum (Nugroho & Malkhamah, 2018). Merencanakan dan mengelola suatu sistem transportasi terpusat di kota dikenal sebagai manajemen sistem transportasi (Khisty & Lall, 2005). Dalam kerangka sistem yang berlaku, tujuan pokok dari pengelolaan sistem transportasi adalah untuk memelihara sumber daya dan energi, menjaga kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup. Untuk mencapai tujuan ini, tindakan tertentu harus dikembangkan untuk memaksimalkan mobilitas perkotaan. Tindakan-tindakan ini termasuk dalam empat kategori: 1. Optimalisasi pemanfaatan ruang jalan yang tersedia. 2. Menurunkan jumlah kendaraan di wilayah yang sering terjadi kemacetan. 3. Memperbaiki kualitas layanan transportasi publik. 4. Meningkatkan efektivitas pengelolaan transportasi internal. Untuk mengelola sistem transportasi dengan efisien, penting untuk mengatur sumber daya keuangan, energi, dan lingkungan secara efektif. Dalam konteks ekonomi, pengelolaan sistem transportasi harus dipertimbangkan dari perspektif yang lebih luas daripada sekadar nilai moneter. Hal ini mencakup upaya untuk meminimalisir kemacetan lalu lintas, menurunkan biaya transportasi, menjaga kelestarian lingkungan, serta memastikan bahwa tarif transportasi sesuai dengan kemampuan finansial dan tanggung jawab pengguna jasa transportasi. (Malkhamah, 2014). II.2 Angkutan Umum Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. 15 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek, angkutan massal adalah pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam kawasan perkotaan yang menggunakan mobil bus dengan kapasitas angkut massal dan dilengkapi dengan lajut khusus. Angkutan umum 15 massal juga dikenal sebagai masstransit, adalah jenis transportasi yang memiliki rute dan waktu yang telah ditentukan, seperti bus, tidak ‘melayani’ permintaan khusus tetapi ‘menyediakan’ layanan reguler termasuk jadwal, tarif, dan rute (Warpani, 2002). Fungsi esensial dari angkutan umum terletak pada dukungannya terhadap mobilitas penduduk untuk berbagai aktivitas, termasuk kegiatan rutin harian dengan jarak dekat hingga menengah (transportasi perkotaan/desa dan antarkota dalam satu provinsi. Selain itu, transportasi umum juga memiliki peranan penting dalam mengatur arus lalu lintas, efisiensi energi, dan pembangunan regional. Inti dari layanan transportasi umum terletak pada penyediaan fasilitas yang dapat diandalkan, efektif, nyaman, dan ekonomis untuk mendukung mobilitas yang lebih tinggi, terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan ke tempat kerja (Warpani, 2002). Transportasi umum merupakan metode pengangkutan individu atau barang antar lokasi yang bertujuan untuk memudahkan kegiatan rutin dan perpindahan masyarakat setiap hari. Ini adalah sistem yang dirancang untuk mendukung mobilitas penduduk dan distribusi produk dengan efisien dan aman. Mengidentifikasi jenis transportasi umum yang ideal untuk digunakan dalam lingkup kota sangatlah krusial, karena hal ini akan memudahkan warga kota dalam melakukan pergerakan sehari-hari. Dengan memahami kebutuhan mobilitas perkotaan, kita dapat menentukan pilihan moda transportasi yang paling sesuai untuk mendukung aktivitas penduduk kota, sehingga mereka dapat berpindah tempat dengan lancar dan efisien. Transportasi umum perkotaan dibagi menurut tipe dan penggunaannya: a. Moda transportasi pribadi, terdiri dari kendaraan yang dimiliki dan dioperasikan secara khusus dan memiliki tingkat kepemilikan perorangan. Sehingga yang bisa menggunkaannya adalah orang yang memiliki moda tersebut. Umumnya yang tergolong dalam transportasi pribadi adalah kepemilikan kendaraan roda dua dan roda empat dengan kapasitas pengangkutan dua hingga empat orang. b. Moda transportasi umum (publik), terdiri dari pelayanan angkutan yang mampu melayani aktivitas beberapa individu. Memiliki rute dan jadwal tetap, yang 16 disediakan untuk semua jenis dan kelompok masyarakat di perkotaan. Umumnya transportasi umum berupa bus, light rail transit, atau rapid transit/metro. Transportasi umum perkotaan didefinisikan secara detail, terdiri dari transportasi publik dan transportasi sewa.