PENERAPAN KONSEP 15-MINUTES CITY DALAM PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA SURAKARTA UNTUK MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: MUHAMMAD DAFFA MUSYARY KS NIM: 25422003 (Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JULI 2024 ii ABSTRAK PENERAPAN KONSEP 15-MINUTES CITY DALAM PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA SURAKARTA UNTUK MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Oleh: Muhammad Daffa Musyary KS NIM: 25422003 (Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota) Konsep 15-minutes city merupakan sebuah paradigma baru perencanaan ruang pasca pandemi Covid-19. Ide konsep ini adalah untuk membangun kota dengan fasilitas yang dapat dicapai dalam waktu 15 menit dengan berjalan kaki atau bersepeda. Kawasan tebangun di kawasan perkotaan semakin meningkat akibat dampak urbanisasi, namun di sisi lain ruang terbuka hijau (RTH) publik semakin terpinggirkan. Padahal RTH publik sangat berdampak pada kualitas lingkungan hidup perkotaan. Selain itu RTH publik juga berperan terhadap ekonomi, kesehatan dan kebahagiaan masyarakat. Karena manfaatnya dalam menjamin kualitas hidup perkotaan secara berkelanjutan, penyediaan RTH publik dimasukan menjadi salah satu indikator pilar lingkungan dalam target kota yang berkelanjutan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Di sisi lain Kota Surakarta yang menjadi kota layak huni di Indonesia, RTH-nya terus menurun setiap tahunnya. Maka dari itu perlu adanya perencaanaan untuk penyediaan RTH publik di Kota Surakarta khususnya dalam penentuan lokasi potensialnya. Selain dari segi luasan, faktor jarak dan waktu tempuh menjadi hal yang penting dalam perencanaan RTH publik. Namun belum adanya standar yang membahas hal tersebut, karena itulah dipilih konsep 15-minutes city dalam faktor penentuan lokasi RTH potensial selain itu konsep ini juga selaras dengan SDGs. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penerapan konsep 15-Minutes City dalam penentuan lokasi potensial penyediaan RTH publik di Kota Surakarta untuk mewujudkan SDGs. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif spasial menggunakan GIS berbasis big data dan analisis deskriptif. Hasil analisis identifikasi konsep 15-minutes city berdasarkan 5 dimensi nya didapatkan dari dimensi density yaitu korelasi hasil kernell density penduduk dan permukiman ada beberapa Kawasan mempunyai korelasi positif menunjukan adanya potensi pengembangan Kawasan permukiman baru. Dari dimensi diversity didapatkan bahwa standar fasilitas rekreasi yaitu RTH publik masih belum memenuhi standar dari jumlah penduduk yaitu 27,1% dan perbandingan persebaran fasilitas RTH publik dengan fasilitas lainnya adalah 1:25. Dari dimensi proximity didapat bahwa jangkauan layanan 15 menit RTH publik masih sebesar 26,3% dari total seluruh Kawasan permukiman. Dari dimensi quality didapatkan bahwa gap ketersediaan jalur pejalan kaki dan jalur sepeda terhadap aktivitas non motorized masyarakat masih rendah yaitu sebesar 48,9% dan hasil analisis GVI dari 917 sample di Kota Surakarta adalah 0,1064 atau 10,6%. Selanjutnya hasil analisis gap RTH publik eksisting dan rencana terhadap target indicator 11.7 SDGs didapatkan 14,11% untuk RTH publik eksisting dan 17,8% untuk RTH rencana. Hal tersebut menunjukan untuk memenuhi target SDGs perlu penyediaan RTH publik seluas 217,8 Ha. Dan hasil identifikasi lokasi potensial RTH publik berdasarkan aspek tata ruang, dimensi 15-minutes city dan fisik alam didapatkan 3 jenis lokasi lahan potensial RTH publik dengan total luasan 233,8 ha dengan berbagai tipolgi taman hasil identifikasi kesesuaian dengan kebijakan rencana pola ruang. Kata Kunci: 15-Minutes City, Ruang Terbuka Hijau, Kota yang Berkelanjutan SDGs, Surakarta iii ABSTRACT APPLICATION OF 15-MINUTES CITY CONCEPT IN PROVIDING PUBLIC GREEN OPEN SPACE IN SURAKARTA CITY TO REALIZE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) By: Muhammad Daffa Musyary KS NIM: 25422003 (Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota) The 15-minutes city concept is a new paradigm of spatial planning after the Covid-19 pandemic. The idea of this concept is to build a city with facilities that can be reached within 15 minutes by walking or cycling. Built-up areas in urban areas are increasing due to the impact of urbanization, but on the other hand public green open space (RTH) is increasingly marginalized. Public green spaces have a significant impact on the quality of the urban environment. In addition, public green spaces also play a role in the economy, health and happiness of the community. Because of its benefits in ensuring the quality of urban life in a sustainable manner, the provision of public green space is included as one of the indicators of the environmental pillar in the sustainable city target in the Sustainable Development Goals (SDGs). On the other hand, Surakarta City, which is a livable city in Indonesia, continues to decrease its green space every year. Therefore, it is necessary to plan for the provision of public green spaces in Surakarta City, especially in determining the potential location. In addition to the area, the distance and travel time factors are important in planning public green spaces. However, there is no standard that discusses this, that's why the 15- minutes city concept was chosen in determining the location of potential public green spaces, besides that this concept is also in line with the SDGs. The purpose of this study is to examine the application of the 15-Minutes City concept in determining the potential location of public green spaces in Surakarta City to realize the SDGs. This research approach is spatial quantitative using big data-based GIS and descriptive analysis. The results of the analysis of the identification of the 15-minutes city concept based on its 5 dimensions obtained from the density dimension, namely the correlation of the results of the kernell density of population and settlements, there are several areas that have a positive correlation, indicating the potential for the development of new residential areas. From the diversity dimension, it is found that the standard of recreational facilities, namely public green space, still does not meet the standards of the population of 27.1% and the ratio of the distribution of public green space facilities to other facilities is 1: 25. From the proximity dimension, it is found that the 15-minute service coverage of public green spaces is still 26.3% of the total residential area. From the quality dimension, it is found that the gap in the availability of pedestrian paths and bicycle paths to non-motorized community activities is still low at 48.9% and the results of the GVI analysis of 917 samples in Surakarta City are 0.1064 or 10.6%. Furthermore, the results of the gap analysis of existing and planned public green spaces against the target indicator 11.7 SDGs obtained 14.11% for existing public green spaces and 17.8% for planned green spaces. This shows that to meet the SDGs target it is necessary to provide 217.8 Ha of public green space. And the results of the identification of potential public green space locations based on spatial aspects, dimensions of 15-minutes city and physical nature obtained 3 types of potential public green space land locations with a total area of 233.8 ha with various types of parks identified in accordance with the spatial pattern plan policy. Keywords: 15-Minutes City, Green Open Space, Sustainable City SDGs, Surakarta iv PENERAPAN KONSEP 15-MINUTES CITY DALAM PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA SURAKARTA UNTUK MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) HALAMAN PENGESAHAN Oleh: Muhammad Daffa Musyary KS NIM: 25422003 (Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota) Institut Teknologi Bandung Menyetujui Tim Pembimbing Tanggal 5 Juli 2024 Ibnu Syabri, B.Sc., M.Sc., Ph.D. v PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis Magister yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kaidah ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Sitasi hasil penelitian Tesis ini dapat di tulis dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Musyary, MD. (2024): Penerapan Konsep 15-Minutes City dalam Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Surakarta untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs), Tesis Program Magister, Institut Teknologi Bandung. Musyary, MD. (2024): Application of 15-Minutes City Concept in Providing Public Green Open Space in Surakarta City to Realize Sustainable Development Goals (SDGs), Master’s Thesis, Institut Teknologi Bandung. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Dekan Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. vi KATA PENGANTAR Penulis berterima kasih kepada Allah SWT atas izin, karunia, dan berkat-Nya, yang telah memberinya kekuatan untuk menyelesaikan tesis dengan judul “Penerapan Konsep 15-Minutes City dalam Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Surakarta untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs)”. Salah satu syarat untuk menyelesaikan program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota di Institut Teknologi Bandung adalah menyusun tesis penelitian ini. Dukungan dari berbagai sumber, baik secara teknis maupun non-teknis, diperlukan untuk menyelesaikan penelitian tesis ini. Oleh karenanya, penulis menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua orang yang dengan senang hati membantu penulis selama penelitian tesis ini.