ANALISIS DAN PEMETAAN BAH AYA GEMPA DI PERMUKAAN BERDASARKAN SUMBER SUBDUKSI DAN SESAR WILAYAH PULAU JAWA DAN MADURA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: ROBBY WALLANSHA NIM: 22422317 (Program Studi Magister Sains Kebumian) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Juli 2024 ABSTRAK ANALISIS DAN PEMETAAN BAHA YA GEMPA DI PERMUKAAN BERDASARKAN SUMBER SUBDUKSI DAN SESAR WILAYAH PULAU JAWA DAN MADURA Oleh: Robby Wallansha NIM: 22422317 (Program Studi Magister Sains Kebumian) Perkembangan infrastruktur dibeberapa wilayah di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Beberapa wilayah di Pulau Jawa dan Madura memiliki alokasi anggaran terbesar untuk pembangunan infrastruktur yang diikuti dengan meningkatnya populasi serta perekonomian pada wilayah tersebut. Akan tetapi terdapat ancaman bencana gempa yang tinggi tehadap wilayah di Pulau jawa dan Madura yang didukung dengan sejarah kejadian gempa merusak di wilayah penelitian, Kajian mitigasi bencana perlu dilakukan untuk meminimalisir kerugian materiil dan immaterial, salah satunya dengan pemetaan bahaya gempa. Metode PSHA (Probabilistic Seismic Hazard Analysis) merupakan salah satu pendekatan dalam analisis bahaya gempa dengan memanfaatkan distribusi probabilitas terkait skala, lokasi dan frekuensi kejadian gempa. Pemetaan bahaya gempa menggunakan metode PSHA sudah banyak dilakukan di Indonesia, akan tetapi pemetaan tersebut belum melibatkan data Vs30 sehingga hanya merepesentasikan nilai di batuan dasar. Hal ini yang akan menjadi pembeda dengan penelitian sebelumnya, bahwa pemetaan bahaya gempa sudah merepresentasikan nilai di permukaan. Penelitian ini menggunakan beberapa data dalam pengolahan yaitu data sumber gempa, data nilai kecepatan gelombang geser hingga 30 meter dan rujukan model GMPE (Groundmotion Model Prediction Equation). Data sumber gempa meliputi data parameter model sumber sesar dan subduksi yang merujuk pada penelitian sebelumnya, sedangkan data Vs30 berdasarkan data geomorfologi teknik. Pemetaan bahaya gempa yang dihasilkan untuk periode ulang 2% 50 tahun pada periode PGA, 0,2 detik dan 1 detik yang direpresentasikan dengan nilai PGA (Peak Ground Acceleration). Pemetaan tersebut meliputi pemetaan bahaya gempa di batuan dasar, pemetaan bahaya gempa di permukaan dan pemetaan amplifikasi. Pemetaan bahaya gempa di batuan dasar untung periode PGA, 0,2 detik dan 1 detik menunjukan nilai PGA yang secara spasial semakin besar kearah selatan Pulau Jawa dan Madura. Rentang nilai PGA untuk ketiga periode tersebut yaitu 0,1 – 1,1 g, 0,2 g – 2,5 g dan 0,1 g – 2,0 g. Wilayah dengan nilai PGA terendah secara umum berada di Utara Pulau Jawa dan Barat Pulau Madura dengan nilai PGA berkisar 0,1 g – 0.3 g untuk peiode PGA, 0,2 g – 0,5 g untuk periode 0,2 detik dan 0,1 g – 0,4 g untuk periode 1 detik. Sedangkan wilayah dengan nilai PGA tertinggi berada d Ujung Kulon dan Kabupaten Sukabumi dengan rentang nilai 1 g – 1,1 g, 2 g – 2,5 g dan 2 g – 2,2 g untuk periode PGA, 0,2 detik dan 1 detik. Pemetaan bahaya gempa di permukaan memilki rentang nilai yang mirip dengan pemetaan bahaya gempa di batuan dasar, akan tetapi peningkatan nilai PGA dan sebaran wilayahnya semakin meluas sangat terlihat pada masing – masing periode. Pemetaan bahaya gempa ini sudah merepresentasikan nilai PGA di permukaan karena dalam perhitungannya sudah melibatkan data Vs30. Wilayah dengan nilai PGA tertinggi dan terendah juga masih sama seperti pemetaan di batuan dasar akan tetapi nilai PGA mengalami peningkatan dibandingkan pemetaan di batuan dasar. Pemetaan amplifikasi dibuat berdasarkan perbandingan pemetaan di permukaan dan di batuan dasar. Dalam pemetaan amplifikasi akan terlihat wilayah yang mengalami peningkatan nilai PGA dengan nilai amplifikasi lebih dari 1 (satu) sedangkan nilai amplifikasi kurang dari 1 (satu) maka istilah akan berubah menjadi deamplifikasi. Secara umum wilayah Utara Pulau Jawa mengalami amplifikasi paling besar dibandingkan dengan wilayah lainnya mencapai 1.6 – 1.8 kali untuk periode PGA dan 0,2 detik dan 1.6 – 3.3 kali untuk periode 1 detik. Sedangkan wilayah yang mengalami deamplifikasi secara umum berada ditengah wilayah Pulau Jawa. Pulau Madura secara umum memiliki nilai amplifikasi tertinggi di Barat Pulau Madura. Kata Kunci : bahaya gempa, PSHA, PGA, Vs30, periode ulang 2% 50 tahun, amplifikasi, deamplifikasi ABSTRACT ANALYSIS AND MAPPING OF SEISMIC HAZARD AT SURFACE BASED ON SUBDUCTION AND FAULTS SOURCES IN THE JAVA AND MADURA ISLAND REGION By Robby Wallansha NIM: 22422317 (Master’s Program in Earth Science) Infrastructure development in several regions in Indonesia has increased every year. Some areas in Java and Madura have the largest budget allocations for infrastructure development, which is followed by increasing population and economic growth in these regions. However, there is a high earthquake disaster threat in Java and Madura, supported by a history of damaging earthquakes in the study area. Disaster mitigation studies need to be carried out to minimize material and immaterial losses, one of which is through seismic hazard mapping. PSHA (Probabilistic Seismic Hazard Analysis) method is one approach to seismic hazard analysis utilizing probability distribution related to the scale, location, and frequency of earthquake events. Seismic hazard mapping using the PSHA method has been widely conducted in Indonesia. However, these mappings have not involved Vs30 data, thus only representing values at the bedrock level. This differentiates the current study from previous research, as it represents surface values.