26 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Data Penelitian Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik pre-stack 3D time migration pada domain waktu yang terletak di salah satu lapangan minyak dan gas di area sub-cekungan Jambi, seperti yang dilakukan oleh Farfour dan Foster (2021) (Penjelasan terdapat pada subbab II.1). Penelitian ini juga akan menggunakan data sumur (Gamma Ray, Porosity, Density, Vp & Vs Sonic/DT, Resistivity) dengan checkshot serta marker geologi. Kelengkapan data dapat dilihat pada tabel 3.1. Data velocity model juga akan dibutuhkan sebagai acuan dalam ekstraksi angle gather dan volume atribut AVO. Tabel III.1 Kelengkapan data penelitian. Type Name format Qty. ect. Seismic 3D_Merge _GFIELD SEGY 1 Raw Data Velocity Velocity RMS3D_ Merge_G FIELD txt 1 Velocity of LTAF Formation velociy ready txt 1 Velocity Model Sekunder Well G-Wells Field LAS 64 Interpreted & Tied Marker LTAF Markers 6 FS6_2XCOAL[LTAF/UL], FS5_SHALE[ML], FS4_COAL, FS3_COAL[LL], FS2_COAL/SHALE, FS1_SHALE[S]. 27 Horizon s LTAF Horizons File 10 FS6,FS5,FS5_shifted,FS3,FS3_shifted ,FS1,FS1_TRUNCATED,UNCF,UNC F_TRUNCATED,BSMNT-V2 Wavelet G_hybrid_ 5 Normal Polarity, -15 Phase wave_LT AF_full_a ngle_ts2_r d11 Normal Polarity, 0 Phase III.2 Diagram Penelitian Rencana tahapan penelitian yang perlu dilakukan telah dirancang seperti yang tertera dalam diagram alir pada gambar III.1: Gambar III.1 Diagram alir penelitian 28 III.2.1 Pemodelan AVO Pemodelan AVO dilakukan untuk mengetahui respon AVO pada data sumur terhadap keberadaan CO 2. Pemodelan ini menggunakan beberapa data sumur yaitu data log (Densitas, Porisitas, Vp & Vs Sonic/DT), data DST (Dril Stem Test), dan well report. Sumur yang memiliki interval reservoir dengan memiliki kadar CO 2 yang telah ditabulasikan menggunakan data DST digunakan untuk melakukan pemodelan AVO. Sumur yang tidak memiliki interval reservoir CO 2 juga digunakan untuk menjadi pembanding dalam penelitian ini. III.2.1.1 Synthethic Gradient Analysis Pemodelan AVO dilakukan dengan membuat kurva koefisien refleksi terhadap sudut menggunakan data sumur log (Densitas, Porisitas, Vp & Vs Sonic/DT). Koefisien refleksi dihasilkan dengan menggunakan persamaan AVO dari Aki dan Richards (1980), Wiggins (1983), Shuey (1985), dan Fatti dkk. (1994). Kurva koefisien refleksi terhadap sudut digunakan untuk menganalisis respon AVO dan mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi yang dicanangkan oleh Rutherford dan Williams (1989). Intercept dan Gradient dari persamaan AVO tersebut juga digunakan untuk menghasilkan crossplot intercept vs gradient dengan tujuan klasifikasi respon AVO Castagna (1997). Analisis gradien ini dilakukan untuk memperoleh respon AVO secara general formasi LTAF, respon AVO terhadap keberadaan fluida (brine dan hidrokarbon), dan respon AVO terhadap keberadaan CO 2. Melalui berbagai respon AVO terhadap fluida tersebut akan dibandingkan dengan keberadaan CO 2 untuk mengetahui perbedaan signifikan dari respon AVO CO 2. III.2.1.2 Crossplot Atribut AVO terhadap CO 2 Crosplot atribut AVO dilakukan untuk mengetahui sensitivitas atribut AVO terhadap kehadiran fluida, khususnya pada penelitian ini yaitu CO 2. Pada penelitian ini akan digunakan metode crossplot atribut AVO dengan menggunakan data pemodelan AVO dari data sumur dan analisis gradien dari data seismik. Atribut AVO yang digunakan yaitu Intercept dan Gradient. Atribut-atribut tersebut akan dilakukan analisis dan dicari atribut yang memiliki sensitivitas tertinggi terhadap 29 kehadiran CO 2 serta melihat pengaruh jumlah kadar CO2 pada interval reservoir terhadap atribut AVO. III.2.2 Data Conditioning Pengondisian data seismik pre-stack 3D dilakukan dengan melakukan beberapa proses sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Pengondisian ini biasanya dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa metode yaitu Angle Mute, Bandpass Filter, Super Gather, Radon Transform Filtering, dan Trim Statics. Angle Mute yaitu pemotongan data seismik atau muting menggunakan velocity model untuk menghasilkan mute berdasarkan sudut datang gelombang. Angle Mute dilakukan dengan mempertahankan sudut 0-50 o karena data seismik yang dimiliki memiliki respon yang chaotic pada sudut diatas 50 o . Bandpass filter yaitu metode pemrosesan data seismik untuk meningkatkan resolusi dengan memberikan batas cut off frekuensi rendah dan tinggi yang dianggap sebagai random noise. Setelah dilakukan Trial & Error, Frekuensi cut off yang digunakan yaitu 5/10/70/85 Hz. Super Gather yaitu metode pemrosesan data seismik dengan cara menjumlahan dan merata-ratakan beberapa CMP tras seismik yang berdekatan menjadi satu tras CMP dengan tujuan meningkatkan signal to noise ratio dari data seismik. Super Gather menggunakan bin offset stack 40 trace sebagai parameter stacking offset dan rolling window 3 Inline dan 3 Xline sebagai parameter merata-ratakan tras seismik. Radon Transform Filtering merupakan salah satu metode pemrosesan data seismik dengan tujuan melakukan filtering noise, baik dalam menghilangkan random noise atau efek multiple pada data seismik. Algoritma dari radon transform filtering yaitu membuat sebuah model dari data menjadi kombinasi linier dari amplitude konstan berbentuk parabola. Metode ini bekerja pada domain frekuensi, namun memiliki hubungan linearitas dengan domain waktu. Metode ini menggunakan parameter frekuensi maksimum 90 Hz untuk membuat model data, low/high delta-T yaitu - 10/100 mengindikasikan kurvatur parabola dalam domain time, maksimum offset yaitu 3121, Jumlah kurva parabola yang digunakan yaitu 100, signal to noise ratio yang diinginkan yaitu 0.7. Trim Statics yaitu pergeseran waktu (time shift) dengan 30 korelasi silang antara tras acuan dengan data referensi volume seismik. Metode ini bertujuan untuk memperbaiki masalah move-out migrasi pada data prestack dan berusaha untuk mencari time shift paling akurat pada tiap tras seismik. Trim Statics dilakukan dengan tiga iterasi untuk memperoleh hasil yang lebih optimum. Parameter yang digunakan pada iterasi pertama yaitu zona target berada pada 2000 ms diatas dan dibawah horizon FS6 (LTAF), metode korelasi silang menggunakan multiple cross correlation dengan tujuan menganalisis time lag dari tiap window analisis, cross correlation window length menggunakan 100 ms dan window step (jarak antar window) yaitu 40 ms, time shift maksimum yaitu 8 ms. Volume seismik referensi yang digunakan yaitu data mid-angle stack (15 o -30 o ) dari data pre-stack hasil pemrosesan filter radon sebelumnya. Untuk iterasi kedua menggunakan parameter yang sama kecuali pada window step yaitu 50 ms dan referensi volume seismik menggunakan mid-angle stack dari data pre-stack hasil trim static iterasi pertama. Sedangkan untuk iterasi ketiga menggunakan parameter yang sama kecuali pada window length dan window step lebih kecil yaitu masing-masing 20 ms dan 5 ms. Hal ini bertujuan untuk memperoleh time shift yang lebih detail dengan mengasumsikan satu lambda kurnag lebih 20 ms. Referensi volume seismik yang digunakan yaitu data mid-angle stack dari data pre-stack hasil trim static iterasi kedua. III.2.3 Preliminary Gradient Analysis Preliminary gradient analysis bertujuan untuk memperoleh respon AVO pada data seismik di formasi LTAF yang akan dibandingkan dengan analisis gradient dari interval DST reservoir dari data sumur untuk memvalidasi hasil pemrosesan data seismik sebelumnya serta memperoleh klasifikasi AVO secara regional satu lapangan dari formasi lower talang akar.