Hasil Ringkasan
56 Bab V Analisis dan Pembahasan Bab ini menjabarkan hasil analisis berdasarkan sasaran penelitian yang telah ditetapkan. Sasaran pertama mengenai identifikasi risiko bencana banjir lahan pertanian di wilayah studi, pada identifikasi sasaran ini diperlukan mengidentifikasi komponnen-komponen seperti bahaya, kerentanan dan kapasitas, kemudian menjawab sasaran kedua terkait identifikasi mekanisme respon petani dalam menghadapi banjir di lahan pertanian. Sehingga dari hasil kedua sasaran tersebut akan dianalisis kesiapsiagaan petani dalam menghadapi banjir lahan pertanian di setiap fase kebencanaan. V.1 Identifikasi Risiko Banjir Lahan Pertanian Risiko merupakan sebuah akibat dari adanya interaksi antara tiga parameter kajian kebencanaan, yaitu bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Dalam mengidentifikasi sasaran ini diperlukan identifikasi komponen-komponen risiko terlebih dahulu, sehingga pada identifikasi risiko, maka akan dilakukan identifikasi pada bahaya banjir lahan pertanian, kerentanan petani dan lahan pertanian, serta kapasitas petani dalam pengelolaan lahan. V.1.1 Identifikasi Bahaya Banjir Lahan Pertanian Identifikasi bahaya banjir lahan pertanian dilakukan dengan melakukan tumpangsusun pada seluruh parameter penentu banjir lahan pertanian, yaitu: curah hujan tahunan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, dan buffer area yang ada untuk dilakukan perhitungan untuk memunculkan klasifikasi bahaya banjir lahan pertanian. Hasil analisis pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 1. Curah Hujan Tahunan Pada wilayah studi, curah hujan tahunan berada pada rentang 2000-2500 mm/tahun, hasil tabulasi perhitungan skoring dan bobot pada curah hujan tahunan adalah sebagai berikut (Tabel V.1): 57 Tabel V.1. Tabulasi Perhitungan Skoring dan Bobot Curah Hujan Tahunan No Parameter Kondisi Eksisting Kategori Skoring Pembobotan Total 1 Curah Hujan Tahunan (mm/tahun) 2001 – 2500 mm/Tahun Sedang 2 30% 0.6 Sumber: Hasil Analisis (2024) 2. Kemiringan Lereng Kemiringan lereng yang berada pada wilayah studi terbagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu <8% dan 8 – 15%. Berdasarkan keadaan wilayah studi, luasan klasifikasi kemiringan lereng <8% adalah seluas 98% dari keseluruhan wilayah studi, sedangkan untuk kemiringan lereng dengan klasifikasi 8-15% adalah seluas 2% dari keseluruhan wilayah studi. Hasil tabulasi perhitungan skoring dan bobot pada kemiringan lereng dapat dilihat pada Tabel V.2: Tabel V.2. Tabulasi Perhitungan Skoring dan Bobot Kemiringan Lereng No Parameter Kondisi Eksisting Persentase Terhadap Luas Wilayah Studi Kategori Skoring Pembobotan Total 1 Kemiringan Lereng (%) 8 – 15 98% Sedang 2 10% 0.2 2 < 8 2% Tinggi 3 0.3 Sumber: Hasil Analisis (2024) 3. Penggunaan Lahan Pada penelitian ini penggunaan lahan yang dilakukan perhitungan hanya penggunaan lahan untuk sawah saja, hal ini dikarenakan fokus penelitian yaitu pada banjir lahan pertanian yaitu sawah, tabulasi hasil perhitungan skoring dan bobot pada penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel V.3: Tabel V.3. Tabulasi Perhitungan Skoring dan Bobot Penggunaan Lahan No Parameter Kondisi Eksisting Kategori Skoring Pembobotan Total 1 Penggunaan Lahan Sawah dan Pemukiman Tinggi 3 25% 0.75 Sumber: Hasil Analisis (2024) 58 4. Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat pada wilayah studi merupakan jenis tanah alluvial dan tanah andosol. Berdasarkan keadaan wilayah studi, luasan jenis tanah alluvial, planosol, hidromorf, laterik dan latosol adalah seluas 87% dari keseluruhan wilayah studi, sedangkan jenis tanah coklat dan andosol adalah seluas 13% dari keseluruhan wilayah studi. Hasil tabulasi perhitungan skoring dan bobot pada jenis tanah dapat dilihat pada Tabel V.4 Tabel V.4. Tabulasi Perhitungan Skoring dan Bobot Jenis Tanah No Parameter Kondisi Eksisting Persentase Terhadap Luas Wilayah Studi Kategori Skoring Pembobotan Total 1 Jenis Tanah Alluvial, planosol, hidromorf, laterik, latosol 87% Rendah 1 15% 0.15 2 Tanah hujan coklat, andosol 13% Sedang 2 0.3 Sumber: Hasil Analisis (2024) 5. Buffer Area Sungai Buffer area jaringan sungai yang berada pada wilayah studi terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu: 0-200 meter; 200-500 meter; dan >500 meter.