21 Bab IV Pengolahan Data IV. 1. Wilayah Kota Bandung Bandung merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 167,3 km 2 yang terbagi dalam 30 kecamatan dimana tiap kecamatan tersebut terdiri dari 3 sampai 8 kelurahan. Kota Bandung dikelilingi oleh Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang. Berdasarkan BPS Kota Bandung tahun 2021, jumlah penduduk pada Kota Bandung adalah sebanyak 2.452.900 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,48%. Selain itu jumlah kendaraan di Kota Bandung sendiri tercatat sebesar lebih dari 1.552.747 unit kendaraan. Berikut merupakan kecamatan dan kelurahan pada Kota Bandung. Gambar IV. 1 Peta Kecamatan di Kota Bandung (Pemerintah Kota Bandung, 2022) 22 Gambar IV. 2 Peta Kelurahan di Kota Bandung IV. 2. Pengolahan Data Survey dilaksanakan pada Senin, 28 Desember 2022 sampai dengan hari Jumat, 2 Desember 2022, di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Kampus Ganesha. Fakultas ini terdiri dari TPB, S1, S2, S3, dan PPI atau Program Profesi Insinyur. ITB sendiri terdiri dari 3 kampus, yaitu Kampus Jatinangor, Kampus Cirebon, dan Kampus Kampus Ganesha. Lokasi untuk penelitian ini sendiri difokuskan pada Kampus Kampus Ganesha saja. Untuk program studi yang terletak di kampus Kampus Ganesha sendiri terdiri dari TPB, S1 teknik sipil, teknik lingkungan, dan teknik kelautan, S2 teknik sipil, teknik sipil, teknik lingkungan, teknik kelautan, STJR, PSDA, dan PIAS, untuk S3 terdiri dari teknik sipil dan teknik lingkungan, dan terakhir program insinyur untuk program studi teknik sipil, teknik lingkungan, dan teknik kelautan. Pada tahun 2020, tercatat total mahasiswa FTSL ITB adalah sebanyak 3576 orang. Pada survey kali ini didapatkan sebanyak 335 responden yang merupakan mahasiswa FTSL ITB Kampus Kampus Ganesha. 23 Terdapat dua bagian dalam pengolahan data kuisioner. Bagian pertama merupakan identitas responden, sedangkan bagian yang kedua adalah karakteristik perjalanan. Berikut merupakan data yang didapatkan dari survey yang telah dilaksanakan a. Identitas Responden Pada bagian ini didapatkan 6 data, yaitu jenis kelamin, pendidikan saat ini, durasi tinggal di tempat saat ini, akses menggunakan kendaraan, pemasukan per bulan, dan pengeluaran untuk transportasi per minggu. Berikut merupakan data yang didapatkan Gambar IV. 3 Grafik Jenis Kelamin Dari 335 responden, responden yang mengisi kuisioner mayoritas adalah laki-laki, yaitu sebanyak 201 orang yang merupakan 60% dari total responden. Responden perempuan yang mengisi kuisioner adalah sebanyak 104 orang atau sebanyak 40% dari total responden. Berikut merupakan tabel pemilihan moda berdasarkan jenis kelamin Tabel IV. 1 Preferensi Pemilihan Moda berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Angkot Jalan & Sepeda Ojek Online Kendaraan Pribadi Laki Laki 5% 9% 14% 72% Perempuan 11% 9% 34% 46% Berdasarkan analisis hasil survey, 72% dari 190 responden laki-laki di Kota Bandung, memilih menggunakan kendaraan pribadi. Persentase perempuan memilih menggunakan angkot atau berjalan lebih tinggi daripada laki-laki. Selain 60.0% 40% Laki - Laki Perempuan 24 itu, 59% dari 34 responden perempuan yang berdomisili di Kecamatan Coblong, Cidadap dan Bandung Wetan memilih ojol daripada angkot karena waktu tempuh dan kurangnya infomasi rute. Gambar IV. 4 Grafik Pendidikan Saat Ini Dari 335 responden, mayoritas yang mengisi kuisioner merupakan mahasiswa S1, yaitu sebanyak 175 orang atau 52,2% dari total responden. Terdapat 152 orang mahasiswa S2 yang mengisi kuisioner yang merupakan 45,4% dari total responden. Selain itu terdapat 7 orang mahasiswa S3 yang merupakan 2,1% dari total responden dan 1 orang mahasiswa PPI yang merupakan 0,3% dari total responden. Gambar IV. 5 Grafik Durasi Tinggal di Tempat Saat Ini Mayoritas responden mengisi kurang dari 1 tahun untuk durasi tinggal di tempat saat ini, yaitu sebanyak 143 dari 335 responden atau 42,7% dari total responden. Terdapat pula 100 orang yang mengisi 1 hingga kurang dari 3 tahun atau sebanyak 29,9%. Selain itu 31 orang mengisi 3 tahun hingga kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 9,3%. Terakhir terdapat 61 orang atau 18,2% dari total 52.2% 45.4% 2.1%0.3% S1 S2 S3 Profesi 42.7% 29.9% 9.3% 18.2% < 1 tahun 1 - < 3 tahun 3 - < 5 tahun > 5 tahun 25 responden yang mengisi sudah tinggal lebih dari 5 tahun pada tempat tinggal saat ini. Berikut merupakan tabel pemilihan moda berdasarkan status pendidikan, durasi tinggal di tempat saat ini, dan tempat tinggal responden dimana dipisahkan antara Kecamatan Coblong, Cidadap, dan Bandung Wetan dan di luar daerah tersebut. Tabel IV. 2 Tabel Pemilihan Moda berdasarkan Status, Durasi Tinggal di Tempat Saat ini, dan Domisili Status Durasi Tinggal Persentase pada Kecamatan Tinajauan Pilihan Moda Menuju ITB Kendaraan Pribadi Angkot, Jalan & Sepeda Ojek Online S1 < 1 tahun 34% 46% 32% 23% 1 tahun - < 3 tahun 31% 48% 31% 21% 3 tahun - < 5 tahun 10% 47% 18% 35% > 5 tahun 1% 50% 0% 50% Di luar area tinjauan 23% S2 < 1 tahun 38% 69% 7% 24% 1 tahun - < 3 tahun 12% 61% 11% 28% 3 tahun - < 5 tahun 5% 57% 29% 14% > 5 tahun 4% 33% 33% 33% Di luar area tinjauan 41% Berdasarkan analisis, diketahui bahwa 55% mahasiswa S2 dan 75% mahasiswa S1 adalah pendatang dan berdomisili di Coblong, Cidadap, dan Bandung Wetan dimana mahasiswa tersebut tinggal di Bandung kurang dari 5 tahun. Beberapa alasan mahasiswa yang tinggal kurang dari 1 tahun adalah waktu tempuh, tidak tersedia angkot, perlu berjalan menuju angkot, biaya, dan perlu transit. Diketahui pula bahwa pengguna angkot dan berjalan terbanyak adalah mahasiswa S1 yang tinggal kurang dari 1 tahun pada Kecamatan Coblong, Kecamatan Cidadap, dan Kecamatan Bandung Wetan. 26 Gambar IV. 6 Grafik Akses Menggunakan Kendaraan Pribadi Mayoritas responden memiliki akses untuk menggukana motor saja, yaitu sebanyak 167 mahasiswa dari 335 responden atau 49,9% dari total responden. Untuk pengguna mobil saja terdapat 38 mahasiswa atau 11,3% dari total responden. Sebanyak 64 mahasiswa memiliki akses menggunakan kedua kendaraan tersebut, yaitu 19,1% dari total responden. Sedangkan 19,7% atau sebanyak 66 mahasiswa lainnya mengisi tidak memiliki akses untuk menggunakan kendaraan tersebut. Berdasarkan hasil analisis, 47% dari 53 responden yang menggunakan ojol dan berdomisili di Kecamatan Coblong, Cidadap dan Bandung Wetan, tidak memiliki akses menggunakan kendaraan. Selain itu 72% dari responden tersebut memilih menggunakan ojek online karena waktu tempuh yang lebih cepat dari angkot Gambar IV.