1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkerasan kaku merupakan jenis perkerasan dengan bahan utama campuran beton dan tulangan (Chegenizadeh dkk., 2016). Perkerasan ini memerlukan biaya pembangunan yang lebih tinggi daripada perkerasan lentur namun dengan biaya pemeliharaan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan umur rencana yang lebih lama dan keperluan pemeliharaan yang lebih rendah (Mohod & Kadam, 2016). Menurut Ketema (2016), dalam rentang umur rencana 40 tahun, perkerasan kaku memiliki umur realisasi perkerasan yang lebih lama dari perkerasan lentur yaitu 37,5 dan 26 tahun. Selain itu, perkerasan kaku juga memiliki kelebihan seperti hydroplaning yang lebih rendah dan relfleksi cahaya yang lebih baik. Hal ini tentunya berfungsi untuk meningkatkan keselamatan dan mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi (Adanikin dkk., 2021). Perkerasan kaku lebih sesuai digunakan untuk jalan dengan lalu lintas dan repetisi beban kendaraan yang tinggi (Kosim dkk., 2022), pelabuhan (Mudiyono, 2022) atau bandara (White, 2022; White & Balestra, 2019). Struktur perkerasan kaku pada umumnya terdiri dari tiga lapisan yang tersusun di atas tanah dasar: permukaan, pondasi dan pondasi bawah. Setiap lapisan berperan dalam menyerap tegangan yang diperoleh dari beban kendaraan dan kemudian menyebarkannya ke lapisan di bawahnya ke tanah dasar (Wilches dkk., 2020). Lapisan pondasi merupakan bagian yang cukup penting dari struktur perkerasan dan kemampuan layan jalan. Lapisan ini memberikan kontribusi hampir 45% dari total struktur perkerasan dalam menjaga stabilitas terhadap keruntuhan (Huang, 2004). Fungsi lapisan pondasi pada perkerasan jalan adalah untuk mengurangi tegangan tanah dasar, mencegah masuknya butiran halus dari tanah dasar ke lapisan permukaan, dan berfungsi sebagai lapisan drainase jika tidak ada lapisan drainase di bawahnya (Farooq dkk., 2022). Lapisan pondasi yang lemah dan buruk dapat menyebabkan penurunan kekakuan, permeabilitas, dan daya tahan beku-cair struktur perkerasan (Coban dkk., 2022). 2 Selain lapisan pondasi, salah satu faktor yang mempunyai peran penting dalam menjaga kinerja dan umur layan perkerasan kaku adalah lapisan tanah dasar. Tanah dasar berperan sebagai lantai kerja dari perkerasan yang akan dibangun. Lapisan pondasi dan tanah dasar yang lemah biasanya akan mengalami pergerakan saat pembebanan, hal ini dapat menyebabkan pengurangan kekakuan perkerasan sehingga dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan seperti retak bottom-up pada lapisan permukaan dan pergeseran sendi slab (Coban dkk., 2022). Sebagian besar penelitian dan studi kasus berfokus pada pemecahan masalah perkerasan kaku dalam kondisi lapisan pondasi bermaterial granular. Lapisan pondasi granular adalah pilihan umum, mudah dilakukan dan murah. Namun, kelemahan dari penggunaan lapisan pondasi granular adalah tanah pada umumnya memiliki stabilitas yang sulit dikendalikan. Selain itu, penggunaan material granular sebagai lapisan pondasi perkerasan dapat menambah beban kepada lapisan tanah dasar yang lemah sehingga berpotensi pemadatan tanah yang berlebihan (F.