Hasil Ringkasan
127 Bab V Kesimpulan V.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penyebab terjadinya banjir di sekitar Jembatan Cikuya pada tanggal 21 Juli 2021 adalah curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan debit banjir sebesar 416,10 m3/s (periode ulang 47,37 tahun). Selain itu, elevasi tebing sungai sebelum ditangani cukup rendah pada sisi kanan penampang melintang K.22+00 serta sisi kiri penampang melintang K.23+00, K.24+00, dan K.25+00. Meskipun elevasi pasang-surut bukan faktor penyebab dominan, namun faktor ini menyebabkan penurunan elevasi muka air banjir mengalami keterlambatan (lag). Terakhir, pengendapan sedimen pada penampang sungai di sekitar Jembatan Cikuya mengurangi kapasitas tampungan sungai. 2. Pengendalian banjir di Sungai Jambu TA 2022 berupa tanggul dengan elevasi puncak +5,20 m di hilir Jembatan Cikuya dapat mencegah limpasan debit banjir rencana periode ulang 20 tahun. Meskipun pembangunan tanggul tidak pada hulu Jembatan Cikuya sehingga limpasan banjir rencana periode ulang 20 tahun masih menggenangi daerah tersebut, namun tidak membahayakan karena limpasan banjir hanya menggenangi lahan kosong dan tidak mencapai elevasi jalan +4,78 m. Pengendalian banjir di Sungai Jambu TA 2022 tidak dapat mencegah kejadian banjir ekstrem seperti yang terjadi pada tanggal 21 Juli 2021. Limpasan banjir masih dapat menggenangi elevasi jalan +4,78 m sebelum jembatan dan akses menuju tempat wisata Havana Hills, serta sawah di sekitarnya. 3. Perubahan bentuk Sungai Jambu di sekitar Jembatan Cikuya disebabkan oleh pergerakan sedimen yang melibatkan keruntuhan tebing sungai, yang menyebabkan perubahan vertikal berupa erosi dan pengendapan pada dasar sungai dan perubahan lateral akibat keruntuhan tebing. Diperkirakan bahwa elevasi thalweg pada 17 penampang sungai di sekitar Jembatan Cikuya akan mengalami pengendapan, sedangkan pada 15 penampang sungai akan mengalami erosi. Perubahan ketebalan tertinggi terjadi pada penampang K.22+33 dengan peningkatan sebesar 0,59 m, sedangkan perubahan ketebalan 128 terbesar akibat erosi terjadi pada penampang K.00+87 dengan penurunan sebesar 0,22 m. 4. Validasi hasil prediksi dilakukan dengan membandingkan data pengukuran topografi sungai pada tanggal 07 April 2022. Penilaian dilakukan dengan memperbandingkan elevasi thalweg simulasi dan elevasi thalweg pengukuran pada penampang melintang yang memiliki jarak kurang dari 5 m. Hasil menunjukkan bahwa model memiliki performa yang baik dalam memprediksi data yang diamati dengan nilai Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) sebesar 0,71. 5. Prediksi menunjukkan bahwa keruntuhan tebing akan terjadi di 7 penampang melintang dalam 10 tahun ke depan.