Hasil Ringkasan
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian dilakukan di Sungai Jambu, yang merupakan sungai orde-3 dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Donan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di sekitar Jembatan Cikuya yang menghubungkan jalan antara Kecamatan Jeruklegi antara Kecamatan Kawunganten. Sungai Jambu memiliki karakteristik sungai alami dengan tebingnya yang terbuat dari tanah lanau dan ditumbuhi semak dan pohon bambu, tanpa ada tanggul atau perkuatan tebing sungai. Meskipun lokasinya berjarak sekitar 20 km dari muara pantai, elevasi muka air sungai di tempat penelitian masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada tanggal 21 Juli 2021, daerah sekitar Jembatan Cikuya mengalami banjir yang menyebabkan tergenangnya tempat wisata, permukiman, sawah, dan perkebunan masyarakat serta terputusnya akses jalan antara Kecamatan Jeruklegi dan Kecamatan Kawunganten. BPBD Kabupaten Cilacap melaporkan bahwa banjir terjadi karena hujan deras di Kecamatan Jeruklegi dan Kecamatan Kawunganten dengan intensitas lebih dari 150 mm dalam 24 jam, yang tergolong anomali karena terjadi menjelang puncak musim kemarau tahun 2021. Banjir di sekitar Jembatan Cikuya perlu segera dicari solusinya karena dapat menyebabkan kerugian yang tidak hanya terbatas pada harta benda saja, namun juga berisiko menimbulkan korban jiwa. Banjir juga dapat merusak tempat wisata, sawah, dan lahan pertanian yang berdampak pada penurunan atau kegagalan produksi serta mengganggu kelancaran kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat akibat terputusnya akses jalan. Selain masalah banjir, terjadi keruntuhan tebing sungai di sekitar Jembatan Cikuya dan dinding penahan tanah di bawah abutment jembatan mengalami penurunan sekitar 6 hingga 8 cm yang kemungkinan disebabkan oleh erosi lokal. Keruntuhan tebing dapat mengubah bentuk sungai menjadi lebih lebar, dangkal, dan landai, sehingga kemampuan penampang sungai untuk mengalirkan air akan menurun dan lebih rentan terhadap luapan banjir. Selain itu, erosi di bawah abutment jembatan dapat membahayakan struktur jembatan itu sendiri. 2 Pada tahun 2022, BBWS Serayu Opak mengatasi permasalahan banjir dan keruntuhan tebing Sungai Jambu dengan membangun tanggul parapet dan perkuatan tebing di hilir Jembatan Cikuya sepanjang 314 m di sisi kanan sungai dan 182 m di sisi kiri sungai. Namun, penanganan tersebut belum dilakukan di bagian hulu Jambatan Cikuya dan belum disertai dengan normalisasi dasar sungai. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan mengevaluasi penanganan permasalahan banjir dan keruntuhan tebing yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak pada tahun 2022 dan memberikan rekomendasi untuk tindakan lanjut penanganan permasalahan yang ada di Sungai Jambu khususnya di sekitar Jembatan Cikuya. I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang terjadi di Sungai Jambu khususnya di sekitar Jembatan Cikuya adalah banjir pada tanggal 21 Juli 2022, keruntuhan tebing sungai, dan gerusan di bawah abutment Jembatan Cikuya. I.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah menguraikan informasi dan fakta terkait permasalahan sumber daya air di Sungai Jambu khususnya di sekitar Jembatan Cikuya, dengan tujuan menentukan relasi dan menginterpretasikan informasi dan fakta yang diperoleh melalui analisis data sehingga dapat memberikan jawaban terkait: 1. Penyebab terjadinya banjir di sekitar Jembatan Cikuya. 2. Perubahan morfologi Sungai Jambu di sekitar Jembatan Cikuya akibat angkutan sedimen dan keruntuhan tebing yang disebabkan oleh kehilangan stabilitas dan erosi pada kaki tebing sungai. 3. Penyebab gerusan lokal di bawah abutment Jembatan Cikuya.