4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Ekosistem Jasa ekositem merupakan manfaat yang dapat diperoleh oleh manusia dari ekosistem, terdapat berbagai macam jasa ekosistem, diantaranya jasa penyedia (provisioning services), jasa budaya (cultural services), jasa pengaturan (regulating services), dan jasa pendukung (supporting services) (Reksohadiprojo, 2000). Salah satu jasa ekosistem hutan yang memberikan manfaat yang kepada manusia adalah sebagai layanan kesehatan (healing service). Jasa penyedia (Provisioning services) merupakan jasa yang dapat digunakan secara langsung oleh manusia untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya, contoh dari jasa ekosistem ini seperti air, makanan, bahan obat, dan bahan dasar. Jasa pengaturan (Regulating services) merupakan jasa yang alam miliki untuk bertahan dan memperbaiki dirinya dan juga dapat memberikan manfaat baik berupa pelindungan terhadap mahluk hidup dari ancaman, contoh dari jasa ekosistem ini seperti jasa pengaturan iklim, pengaturan air, pengolahan limbah dan pencegahan bencana alam. Jasa Pendukung (Supporting services) merupakan jasa yang penting bagi keberlangsungan kehidupan mahluk hidup, karena merupakan jasa yang mendukung proses-proses alam agar dapat berfungsi dan bekerja, seperti misalnya jasa fotosintesis, siklus nutrisi, siklus air dan keanekaragaman hayati. Sementara, Jasa Budaya (Cultural services) merupakan jasa yang memberikan manfaat berupa kepuasan yang diterima oleh manusia, dan juga identik dengan budaya atau gaya hidup untuk kesejahteraan manusia, contohnya jasa estetika, spiritual, pendidikan dan sumber inspirasi. (Wallace, 2007) Manusia memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dengan alam, manusia adalah mahluk hidup yang selalu memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan ekosistem alam (Ramdan, 2020). Jasa ekosistem berupa layanan kesehatan (healing service), tentunya memberikan banyak keuntungan untuk kesehatan manusia. 2.2 Wisata Terapi Hutan Kesehatan (Healing Forest) Hutan merupakan ekosistem alam yang menyediakan jasa penting bagi kehidupan mahluk hidup, termasuk manusia. Wisata Terapi Hutan Kesehatan /Healing forest salah satu bentuk pemanfaatan jasa kesehatan (Healing service) 5 dari alam, merupakan tempat atau site di hutan yang memiliki kondisi fisik lingkungan alami dan memberikan rasa nyaman kepada manusia sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan manusia. Di Jepang istilah kesehatan di alam hutan ini biasa disebut dengan Shinrin- yoku atau biasa disebut forest bathing yang merupakan praktik penyembuhan, dengan cara menikmati alam sendirian dan memaksimalkan penggunaan indra, seperti berjalan jalan, latihan pernafasan, yoga, meditasi, aromaterapi dan kegiatan rekreasi di hutan (Sheffield, D. dkk, 2020). Wisata hutan untuk terapi kesehatan/Healing forest membahas kearah memperkuat kesehatan tubuh, healing forest perlu diawali dengan melakukan identifikasi tapak, kemudian dilakukan penentuan jenis kegiatan healing pada tapak tersebut (Ramdan, 2020). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa interaksi dengan hutan dapat memberikan dampak baik terhadapat kesehatan manusia dan dapat mengurangi tingkat kondisi stress, serta memberikan kondisi nyaman baik secara fisiologis dan psikologis pada manusia (Baehaqi, 2020). Beraktivitas di hutan terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi tingkat stress dan peningkat jumlah sel Natural Killer (NK) dibandingkan dengan di perkotaan (Li Qing, 2018). Beraktivitas 120 menit atau lebih di dalam kawasan hutan memiliki respon kesehatan dan kesejahteraan dengan tingkat yang lebih baik (Mathew dkk, 2019), selain itu beraktivitas di dalam hutan juga dapat meningkatkan kemampuan fungsi paru-paru, berpengaruh signifikan terhadap tekanan darah dan dapat menurunkan kadar gula (Kendali, 2019). 2.3 Karakteristik Fisik Lingkungan Karakteristik fisik lingkungan adalah karakter yang dimiliki oleh ruang atau tempat yang dapat mempengaruhi kondisi sekitarnya. Menurut hasil penelitian Pan et al. (2019), faktor kesesuaian lahan untuk wisata kesehatan di daerah pegunungan ditinjau dari aspek topologi, lingkungan, dan wisata. Kriteria kesesuaian lahan pada penelitian tersebut sejalan dengan deskripsi lingkungan di hutan yang memiliki efek kesehatan untuk forest bathing (Li Qing, 2018). Karakteristik fisik lingkungan yang diukur pada penelitian Wisata hutan untuk terapi kesehatan/healing forest berupa kondisi lanskap dan mikroklimat. Kondisi lanskap dapat berupa ketinggian, tutupan lahan, tingkat kelerengan, dan kerapatan 6 vegetasi, sementara mikroklimat dapat berupa suhu, intensitas cahaya, kelembaban dan kecepatan angin (Park et al., 2011). Standar kondisi karakteristik fisik lingkungan yang ideal untuk melakukan aktivitas wisata hutan untuk terapi kesehatan yang mengacu kepada SNI No. 9006:2021 tentang wisata hutan untuk terapi kesehatan (healing forest). Tingkat kelerengan yang curam dapat menimbulkan dampak stress fisiologis dan psikologis (Baehaqi, 2020), tingkat kenyaman kelas kelerengan untuk wisata terapi hutan kesehatan/healing forest berada di kelas datar dan landai (0-15%). Kenyaman termal merupakan kondisi dimana manusia merasakan nyaman dan tidak terganggu oleh lingkungan termal (Rhozaq, 2014). Tingkat kenyamanan suhu udara berada pada rentang 20-26°C, kelembaban 40-80%, kecepatan angin