24 Bab IV Hasil dan Analisis Proyek akhir ini menggunakan penelitan jenis Research and Development (R&D) dengan produk akhir berupa modul fisika berbasis STEM pada materi inti atom dan radioaktivitas. Model pengembangan yang digunakan adalah ADDIE, dengan tahapan Analysis (Analisis), Design (Desain), dan Develop (Pengembangan). Berdasarkan penelitian tahapan ADDIE maka diperoleh hasil penelitian tiap tahapnya sebagai berikut: IV.1 Hasil Tahap Analisis Tahap pertama ini adalah Analysis (Analisis). Pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan analisis kurikulum dan study literature. 1) Analis Kurikulum. Menurut Badan Standar, Kurikulum dan Asesemen Pendidikan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dalam pembelajaran fisika terdapat Capaian Pembelajaran (CP) yang harus dicapai peserta didik dalam setiap Fase. Untuk materi Inti atom dan Radioaktivitas ini masuk di fase F. Untuk CP pada elemen pembelajaran fisika pada materi inti atom dan relativitas peserta didik diharapkan mampu menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Setelah mempelajari produk akhir berupa modul ini diharapkan siswa dapat mengamati gejala radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari. 2) Study Literature Dalam tahap ini peneliti melakukan study literature dari beberapa sumber berupa buku, website, dan penelitian terdahulu. Berikut beberapa sumber study literatur yang digunakan pada tahap merancang materi modul. a) Lia Laela, Sarah & Rahma Suwarna, Irma. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakartra: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2020. b) Nursyamsuddin, Modul Pembelajaran SMA Fisika. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. 25 c) S, F. R. (n.d.). ANALISIS DAN MONITORING LAJU DOSIS RADIASI ALAM DI KABUPATEN MAMUJU SULAWESI BARAT. Tesis, Institut Teknologi Bandung. d) Urone, P. P., & Hinrich, R. (2020). Physics - High School. Texas: Openstax Rice University. e) https://byjus.com/physics/geiger-counter/ f) https://wou.edu/chemistry/courses/online-chemistry-textbooks/ch103- allied-health-chemistry/ch103-chapter-3-radioactivity/ g) What is Radiation?, Emirates Nuclear Energy Corporation (2022). https://www.enec.gov.ae IV.2 Hasil Tahap Desain Pada tahap ini peneliti mulai mendesain percobaan setelah melakukan analisis kurikulum dan study literature.Kemudian diujicobakan terlebih dahulu sebelum dijadikan modul praktikum. Berikut hasil desain yang akan digunakan untuk modul praktikum radiasi nuklir. IV.2.1 Mengukur rata-rata laju dosis radiasi di lingkungan kampus Sebelum mengukur rata-rata laju radiasi di lingkungan kampus, dilakukan pembagian lokasi pengukuran dengan cara membagi map kampus Ganesha ITB kedalam sembilan bagian dan ditetapkan sebagai titik-titik pengambilan data, sebagai berikut: Gambar IV.1Pembagian Lokasi Pengambilan Data Radiasi Alam Kampus Ganesha ITB 26 Waktu pengambilan data dilakukan 5 menit dalam setiap titik dengan menggunakan GMC 500+ dan Pocket Geiger type 4 dengan variasi ketinggian 0 cm dari permukaan tanah dan 100 cm dari permukaan tanah menggunakan tripod. Tabel IV.1Waktu Pengambilan Data Radiasi Alam Dari Sepuluh Lokasi Titik Waktu Lokasi 1 10:52 WIB Depan Labtek IX B Arsitektur 2 11:27 WIB depan GKU Timur 3 11:44 WIB Depan BSC B 4 12:00 WIB Depan perpustakaan pusat 5 12:45 WIB Pintu gerbang depan Brin 6 1:04 WIB GKU Barat 7 13:35 WIB BSC A 8 14:05 WIB Lab Tek V 9 14:26 WIB Dekat lapangan basket 10 14:36 WIB Gerbang masuk Dengan menggunakan GMC 500+ dengan ketinggian alat ukur 0 cm dari permukaan diperoleh rata-rata laju dosis radiasi 0.1365±0.0160 μSv/jam, dan pada ketinggian 100 cm diperoleh rata-rata laju dosis radiasi 0.1207±0.0163 μSv/jam. Sedangkan menggunakan Pocket Geiger dengan ketinggian alat ukur 0 cm dari permukaan diperoleh rata-rata laju dosis radiasi 0.052±0.0154 μSv/jam dan pada ketinggian 100 cm diperoleh rata-rata laju dosis radiasi 0.043±0.0176 μSv/jam. Berikut grafik dan table hasil pengukuran: Tabel IV.2Hasil Pengukuran Menggunakan GMC 500+ dan Pocket Geiger di tempat yang berbeda dengan ketinggian 0cm dan 100cm. Titik Lokasi pengukuran Waktu Rata-rata Laju Dosis dengan GMC 500+ Rata-rata Laju Dosis dengan Pocket Geiger Latitude Longitude Ketinggian 0 m (μSv/jam) Ketinggian 1 m (μSv/jam) Ketinggian 0 m (μSv/jam) Ketinggian 1 m (μSv/jam) 1 -6.89194 107.6118 10:52 0.1406 0.126 0.06 0.05 2 -6.89038 107.6115 11:27 0.1432 0.1132 0.04 0.04 3 -6.88892 107.6116 11:44 0.134 0.1156 0.05 0.04 4 -6.88812 107.6104 12:00 0.1376 0.0972 0.08 0.08 5 -6.88873 107.6082 12:45 0.1702 0.1118 0.05 0.05 6 -6.8901 107.609 13:04 0.14512 0.11276 0.06 0.03 7 -6.89163 107.6085 13:35 0.1092 0.1588 0.06 0.05 8 -6.89062 107.6103 14:05 0.1274 0.1314 0.02 0.01 9 -6.89203 107.6104 14:26 0.1238 0.1246 0.05 0.04 10 -6.89298 107.6103 14:36 0.135144 0.127872 0.05 0.04 27 Gambar IV.2 Grafik Hasil Pengukuran menggunakan GMC 500+ Gambar IV.3 Grafik Hasil Pengukuran menggunakan Pocket Geiger Lokasi yang berbeda menghasilkan radiasi alam yang berbeda pula dikarenakan sumber radiasi yang berbeda dan intensitasnya. Terkait perbedaan ketinggian pengukuran dengan membandingka 0 meter artinya menempel dipermukaan tanah atau lokasi dibandingkan dengan diatas tanh atau lokasi 100 cm (1 meter) terjadi perbedaan, dimana secara umum lebih jauh jarak dari pusat sumber pengukuran akan menghasilkan hasil level radiasi alam yang menjadi lebih rendah. 0 0.05 0.1 0.15 0.2 12345678910 Rata-rata Laju Dosis Radiasi di Lingkungan Kampus (μSv/jam) dengan GMC 500+ Rata-rata Laju Dosis (μSv/jam) ketinggian alat ukur 0 cm Rata-rata Laju Dosis (μSv/jam) ketinggian alat ukur 100 cm 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 12345678910 Rata-rata Laju Dosis Radiasi di Lingkungan Kampus (μSv/jam) dengan Pocket Geiger Rata-rata Laju Dosis (μSv/jam) ketinggian alat ukur 0 cm Rata-rata Laju Dosis (μSv/jam) ketinggian alat ukur 100 cm 28 IV.2.2 Mengukur rata-rata laju dosis radiasi dengan latar lingkungan yang berbeda. Pada pengambilan data rata-rata laju dosis radiasi dengan latar lingkungan yang berbeda dilakukan pengambilan data menggunakan GMC 500+ masing-masing 10 menit. Untuk jenis latar dan keadaan cuaca saat mengambil data rinciannya sebagai berikut: Tabel IV.3 Jenis Permukaan dan lokasi pengukuran rata-rata laju dosis Jenis Permukaan Lokasi Latitude Longitude Granit -6.99212 107.649 Pavingblok -6.99208 107.649 Tanah -6.99210 107.649 Beton -6.89206 107.6103 Rumput -6.89062 107.6103 Aspal -6.89194 107.6118 Berikut adalah hasil pengukuran laju dosis radiasi dengan latar lingkungan yang berbeda Tabel IV.4 Tabel Hasil Pengukuran Rata-rata Laju Dosis Radiasi dengan Latar Lingkungan yang Berbeda Jenis Permukaan Rata-rata Laju Dosis (μSv/jam) Granit 0.1983 Pavingblok 0.1215 Tanah 0.1683 Beton 0.1238 Rumput 0.1294 Aspal 0.13142 29 Gambar IV.4 Grafik hasil pengukuran rata-rata laju dosis radiasi dengan latar lingkungan yang berbeda Jenis latar lingkungan yang berbeda menghasilkan laju dosisi yang berbeda dikarenakan komposisi latar lingkungan yang mempunyai material yang berbeda- beda. Dari hasil diperlihatkan batuan granit mempunyai laju dosis tertinggi dibandingkan yang lainnya. Hal ini diperkirakan didalam kandungan batuan granit mempunyai material radioaktif yang lebih tinggi disbanding lokasi atau latar lingkungan yang berbeda. IV.2.3 Analisa Menggunakan sumber Cs137 Dalam jarak yg berbeda Sumber Cs137 diukur menggunakan GMC 500+ dengan variasi beberapa jarak. Sumber diukur selama 10 menit dengan variasi jarak 0 cm, 5 cm, 10, 50 cm, dan 100 cm. Sumber Cs137 dihitung 2 kali, yakni dengan tanpa penghalang dan dengan penghalang kertas. Berikut adalah hasil pengukuran rata-rata dosis laju radiasi dengan menggunakan Cesium 173 tanpa penghalang dengan penghalang 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 Granit Pavingblok Tanah Beton Rumput Aspal Rata-rata Laju Dosis (μSv/jam) pada Berbagai Jenis Permukaan 30 Table IV.3 hasil pengukuran rata-rata dosis laju radiasi dengan menggunakan Cesium 173 tanpa penghalang Jarak (cm) Rata-rata Laju Dosis (μSv/h) 0 0.3724 5 0.2664 10 0.208 50 0.1841 100 0.1737 Tanpa Sumber 0.1673 Table IV.1hasil pengukuran rata-rata dosis laju radiasi dengan menggunakan Cesium 173 dengan penghalang kertas Jarak(cm) Rata-rata Laju Dosis (μSv/h) 0 0.2984 5 0.2591 10 0.206 50 0.1898 100 0.1742 Tanpa Sumber 0.1673 Gambar IV.5 Grafik hasil pengukuran rata-rata laju dosis radiasi pada Cs 137 tanpa penghalang kertas dan dengan penghalang kertas 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0 5 10 50 100 Rata-rata Laju Dosis Cs-137 (μSv/jam) Rata-rata Laju Dosis (μSv/h) Rata-rata Laju Dosis dengan Penghalang Kertas (μSv/h) 31 Percobaan jarak pengukuran yang berbeda dari sumber radioaktif yang berbeda menghasilkan laju dosis yang berbeda-beda dan diperlihatkan pada hasil percobaan, maka laju dosis akan berkurang secara bertahap seiring dengan lokasi pengukuran yang lebih jauh dari sumber radiasi yang tetap.