1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Radiologi diagnostik atau radiodiagnostik memanfaatkan sinar-X untuk melakukan diagnosis dengan mengetahui kondisi organ dalam tubuh tanpa perlu dilakukan pembedahan (Rahmat, 2014). Pengobatan yang efektif berkaitan erat dengan diagnosis yang tepat dan akurat, maka dari itu kinerja peralatan pemancar radiasi yang digunakan dalam pengobatan perlu dipantau untuk memastikan penggunaannya aman dan efektif. Rangkaian kegiatan untuk mengelola kualitas pesawat sinar-X dilakukan dengan proses Quality Control (QC) yang hasilnya digunakan untuk memverifikasi bahwa produk atau layanan memenuhi persyaratan (IAEA, 2023). Salah satu proses QC yaitu dengan melakukan uji kesesuaian. Uji kesesuaian dilakukan terhadap semua jenis pesawat sinar-X, diantaranya yaitu radiografi umum yang digunakan untuk diagnosa dalam pemeriksaan umum, fluoroskopi yang dilengkapi monitor untuk mencitrakan objek secara real time, mamografi untuk pemeriksaan payudara, CT scan untuk membuat citra tiga dimensi, dan radiografi gigi untuk pemeriksaan gigi (PERKA BAPETEN, 2020). Berdasarkan data jumlah sebaran pesawat sinar-X di enam wilayah Indonesia (Indrawati dan Subekti, 2013), pesawat sinar-X jenis radiografi umum menempati urutan pertama dengan total 4303 unit, hal ini berarti bahwa uji kesesuaian paling banyak dilakukan untuk pesawat sinar-X radiografi umum. Pada pesawat sinar-X radiografi umum terdapat beberapa komponen yang perlu diuji diantaranya yaitu generator dan tabung. Generator dan tabung merupakan komponen utama pada pesawat sinar-X yang menentukan kualitas citra dan kuantitas dosis radiasi yang dihasilkan (Tohiri dan Muttaqin, 2022). Parameter uji pada generator dan tabung diantaranya yaitu uji akurasi tegangan, waktu, linearitas dan reproduksibilitas yang diuji menggunakan alat ukur non-invasif yaitu X-ray multimeter. Pengujian hanya dapat dilakukan oleh lembaga uji yang telah ditunjuk Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan saat ini lembaga uji kesesuaian 2 yang telah terdaftar di BALIS Online sejumlah 44 lembaga. Setiap lembaga uji kesesuaian memiliki peralatan uji masing-masing termasuk X-ray multimeter. Penelitian mengenai uji kesesuaian telah dilakukan oleh banyak peneliti dalam maupun luar negeri diantaranya Sungita dkk. (2006), melakukan QC terhadap pesawat sinar-X diagnostik di Tanzania menggunakan alat ukur merek RMI. Oluwafisoye dkk. (2010), melakukan QC dan asesmen lingkungan radiodiagnostik menggunakan alat uji sinar-X merek Victoreen. Akpochafor dkk. (2016), melakukan QC akurasi keluaran energi generator sinar-X menggunakan detektor The Thinx RAD. Penelitian lain juga dilakukan oleh Yulianti dkk. (2023) yang melakukan uji kesesuaian kualitas berkas sinar-X terhadap pesawat sinar-X terpasang tetap menggunakan X-ray multimeter merek Raysafe solo. Hal ini menunjukkan uji kesesuaian yang dilakukan menggunakan X-ray multimeter dengan jenis dan merek yang berbeda. Pada tesis ini dilakukan kajian dan penelitian terkait data hasil uji kesesuaian terhadap pesawat sinar-X radiografi umum, dimana pesawat sinar-X jenis ini merupakan jenis pesawat sinar-X yang jumlahnya paling banyak di Indonesia. Uji kesesuaian dilakukan menggunakan dua buah alat ukur non-invasif X-ray multimeter dengan merek dan spesifikasi yang berbeda. I.2 Masalah Penelitian Selain penelitian terkait uji kesesuaian terhadap pesawat sinar-X menggunakan satu set X-ray multimeter, terdapat pula penelitian mengenai pengujian terhadap satu pesawat sinar-X menggunakan dua jenis X-ray multimeter yang berbeda. Penelitian ini dilakukan oleh Aswad dkk. (2018) yaitu mengenai studi QC pesawat fluoroskopi angiografi di PT.