Hasil Ringkasan
UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA SEDIAAN HIDROGEL HERBAL DENGAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN ( Centella asiatica. L) DAN MADU PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ETIS REMANTI NIM: 20721019 (Program Studi Magister Farmasi) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Maret 2024 ABSTRAK UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA SEDIAAN HIDROGEL HERBAL DENGAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN ( Centella asiatica. L) DAN MADU PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Oleh Etis Remanti NIM: 20721019 (Program Studi Magister Farmasi) Hidrogel merupakan sediaan topikal yang digunakan dengan cara dioleskan pada kulit. Basis hidrogel yang umum digunakan antara lain kappa karagenan dan natrium hialuronat, namun kombinasi keduanya masih jarang ditemukan. Hidrogel dapat dikombinasikan denganbahan alam yang memiliki aktivitas penyembuhan luka antara lain ekstrak etanol daun pegagan dan madu. Ekstrak etanol daun pegaganmengandung asiatikosida yang memiliki efek penyembuhan luka. Madu memiliki aktivitas regenerasi jaringan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi basis kappa karagenan dan natrium hialuronat. Perbandingan larutan kappa karagenan, dan natrium hialuronat pada masing-masing formula basis yang dipakai adalah formula A (20:40), formula B (30:30) dan formula C (40:20). Evaluasi yang dilakukan terhadap formula meliputi viskositas, daya sebar, pH, homogenitas, dan organoleptik. Formula basis yang terpilih akan dioptimasi dengan konsentrasi ekstrak pegagan yang berbeda yaitu sediaan H1 (ekstrak etanol daun pegagan 0,5%) dan sediaan H2 (ekstrak etanol daun pegagan 1%), serta dilakukan uji aktivitas antibakteri dan penyembuhan luka. Hasil formulasi hidrogel dengan kombinasi basis kappa karagenan dan natrium hialuronat memberikan pengaruh terhadap parameter karakteristik padaformula hidrogel herbal yaitu viskositas, daya sebar dan pH. Hasil evaluasi viskositas ketiga formula diperolehA>B>C. Luas daya sebar formula A<B<C. Hasil pengukuran pH formula A, B dan C diperoleh 4,82; 4,71 dan 4,56. Dari parameter karakteristik tersebut dipilih formula B yang selanjutnya akan diuji aktivitas antibakteri dan aktivitas penyembuhan lukanya. Diameter daya hambat sediaan H1 dan H2 pada bakteriStaphylococcus aureus sebesar 10,69+1,25 mm dan 12,13+1,07 mm, sedangkan daya hambat bakteri Pseudomonas aeruginosamemiliki diameter 9,15+0,27 mm dan 11,37+0,41 mm. Persen penyembuhan luka dengan menggunakan sediaan H1 dan H2 pada luka eksisi pada 21 hari sebesar 91,10+0,52 dan 92,44+0,86. Sedangkan, penyembuhan pada luka bakar sebesar 33,91+15,19 dan 57,56+13,32. Hal ini dapat disimpulkan sediaan H1 dan H2 dapat menghambat bakteriStaphylococcus aureusdanPseudomonas aeruginosa.