37 Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan pendekatan studi, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan operasional penelitian. Bab ini juga memuat metode analisis data serta kerangka pikir. III.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam menjawab atau meneliti dalam sebuah penelitian, pendekatan penelitian mempunyai beberapa jenis pendekatan penelitian yaitu diantaranya yaitu pendekatan yang bersifat kualitatif, pendekatan kuantitatif, pendekatan campuran, dan sebagainya. Diantara pendekatan penelitian diatas masing-masing dari pendekatan penelitian tersebut mempunyai karakteristik dan teknik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pada penelitian kali ini akan dilakukan yaitu menilai perkembangan ekonomi Kota Sungai Penuh akan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018). Menurut (Sugiyono, 2018) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis yang kemudian akan diuji melalui data yang didapatkan yang kemudian data yang dikumpulkan akan dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian tesis ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah terkait evaluasi perkembangan ekonomi Kota Sungai Penuh dilakukan untuk membandingkan perkembangan ekonomi sebelum dan pasca pemekaran dengan menggunakan 38 metode komparasi. Definisi evaluasi bisa diartikan sebagai salah satu bentuk untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil perencanaan, evaluasi juga bisa diartikan sebagai proses yang digunakan untuk mengetahui gambaran akan kondisi yang terjadi baik itu yang telah terjadi maupun yang sedang terjadi. Pendekatan evaluasi yang digunakan yaitu Pseudo Evaluation dengan metode deskriptif untuk menjelaskan informasi temuan analisis yang valid dengan teknik tampilan tabel, grafik, penggunaan data time series, dll. III.2 Variabel Penelitian dan Operasional Penelitian Variabel adalah suatu objek penelitian, atau segala sesuatu yang ditetapkan oleh dalam sebuah penelitian oleh peneliti. Variabel juga nilai yang memiliki banyak varian, atau suatu yang bersikap berubah-ubah dan tidak tetap sehingga tujuan peneliti yaitu untuk melihat dan mempelajari sesuatu peristiwa berdasarkan variabel yang telah ditetapkan. Penetapan variabel penelitian diperoleh dari interpretasi sasaran, lingkup penelitian, dan juga tinjauan pustaka yang ada di bab sebelumnya. Adapun penjelasan tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh hasil analisis terkait perkembangan ekonomi di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci sebelum dan pasca pemekaran wilayah. Perkembangan ekonomi pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis laju pertumbuhan ekonomi daerah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci sebelum dan pasca pemekaran wilayah dan mengidentifikasi sektor-sektor basis untuk melihat sektor yang menunjang ekonomi pada Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci serta menganalisis struktur ekonomi yang menunjang perkembangan ekonomi di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci sebelum dan pasca pemekaran wilayah serta menganalisis kecenderungan pergeseran struktur ekonomi yang menjadi pendorong ekonomi kota di Kota Sungai Penuh pasca pemekaran wilayah yaitu garis besar kegiatan pemekaran wilayah. Penjelasan terkait variabel penelitian yaitu secara konseptual maupun operasional adalah sebagai berikut: 39 Tabel III.1 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Penelitian Variabel Penelitian Variabel Indikator Definisi Konseptual Definisi Operasional Perkembangan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara atau pun daerah. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi suatu daerah diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Tiga macam ukuran untuk mengukur pertumbuhan a. Laju Pertumbuhan Ekonomi dilihat dari Produk Domestik Bruto Daerah atau PDRB. b. Pertumbuhan PDRB per kapita sebagai indikator untuk melihat perubahan kesejahteraan ekonomi. c. Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mendapatkan sektor basis dan non-basis pada Kabupaten Kerinci sebelum dan pasca pemekaran wilayah serta Kota Sungai Penuh pasca pemekaran wilayah d. Dynamic Location Quotient (DLQ) bertujuan untuk 40 Variabel Indikator Definisi Konseptual Definisi Operasional ekonomi, yaitu pertumbuhan output, pertumbuhan output per pekerja dan pertumbuhan output per kapita. (Yuliati, 2011). Pembangunan sektor ekonomi dengan mengacu pada sektor unggulan selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur ekonomi (Hutapea et al., 2020) mendapatkan sektor yang berpotensi atau prospektif kedepannya untuk menjadi basis Kabupaten Kerinci sebelum dan pasca pemekaran wilayah serta Kota Sungai Penuh pasca pemekaran wilayah. Struktur Ekonomi Struktur ekonomi itu sendiri pada dasarnya akan berubah seiring dengan kondisi ekonomi suatu daerah. Perubahan yang direncanakan pemerintah dalam kebijakan ekonomi akan tergambar jelas dalam st ruktur a. Shift-share (SS) untuk mendapatkan dan menganalisis struktur perekonomian di Kabupaten Kerinci sebelum dan pasca pemekaran wilayah serta 41 Variabel Indikator Definisi Konseptual Definisi Operasional ekonomi yang dihasilkan (Syafitri dan aliakbar, 2015) Michael P. Todaro menyatakan bahwa “proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan menurunnya pangsa sektor primer (pertanian), meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi” (Wati et al., 2015) Kota Sungai Penuh pasca pemekaran wilayah Selain fokus pada variabel untuk mengidentifikasi perkembangan ekonomi Kota Sungai Penuh, penelitian ini juga tidak mengesampingkan aspek pendukung lainnya yaitu aspek sosial kependudukan dan aspek fisik yaitu perubahan lahan, kedua aspek tersebut kemudian akan digunakan untuk mendukung interpretasi hasil analisis dari perkembangan ekonomi. Selanjutnya pada operasional penelitian untuk memudahkan peneliti dalam menghitung dan menganalisis serta menampilkan hasil maka dilakukan penyederhanaan dalam penyajian PDRB 17 42 belas sektor (Prasetyani & Sumardi, 2020). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pada tabel dibawah ini: Tabel III.2 Pembagian Sektor Pada Kelompok Klasifikasi PDRB Kelompok Sektor PDRB 9 Sektor PDRB 17 Sektor 1. Kelompok Sektor primer (agriculture = A) 1. Sektor pertanian 2. Sektor pertambangan dan penggalian 1. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan 2. Sektor pertambangan dan pengalian 2. Kelompok sektor sekunder (manufacture = M) 1. Sektor industri pengolahan 2. Sektor listrik, gas, dan air bersih 3. Sektor konstruksi 1. Sektor industri pengolahan 2. Sektor pengadaan listrik dan gas 3. Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah daur ulang 4. Sektor konstruksi 3. Kelompok sektor tersier (Service = S) 1. Sektor perdagangan, hotel dan restoran 2. Sektor angkutan dan komunikasi 3. Sektor keuangan, persewaan dan jasa Perusahaan 4. Sektor jasa-jasa 1.