1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Fenomena alam di lingkungan sekitar pada dasarnya dapat dimodelkan dengan berbagai disiplin ilmu. Salah satu disiplin ilmu tersebut yang dikhususkan untuk memodelkan perilaku benda non-biologis yaitu fisika. Sistem fisis yang terjadi di alam semesta banyak dimodelkan dengan sistem sains komputasi, mengingat bahwa dengan sistem ini para peneliti dapat melakukan prediksi dari fenomena alam dengan mudah dan efisien (Schroeder, 2021). Sistem komputasi menawarkan juga kepada para peneliti atau penggunanya untuk bisa sering berinovasi dengan intuisinya pada suatu fenomena alam yang diamati (Linge et al., 2020). Penelitian yang dilakukan kali ini berupa sebuah simulasi pada sebuah benda yang bergerak di udara yang dipengaruhi oleh gaya hambat udara dan gravitasi. Keberadaan gaya hambat ini dapat membuat gerakan benda menjadi menarik untuk dipelajari karena akan menghasilkan fenomena ‘dinding’ aerodinamika dan efek tendangan pisang atau sering dikenal sebagai knuckle’s effect. Persamaan dinamika yang berlaku untuk kedua fenomena tersebut tidak sederhana dan akan bergantung kepada beberapa parameter seperti kecepatan benda pada posisi benda sesaat ketika bergerak, bentuk objek (diameter), dan koefisien hambatan udara (Maxemow, 2013). Fenomena gerakan knuckle’s effect juga mempertimbangkan nilai sudut orientasi (�) dan laju sudut sesaat :�; yang dialami oleh benda (Fitzpatrick, 2013). Penelitian yang dilakukan memiliki urgensi yang cukup besar, mengingat masih minimnya visualisasi gerak benda di udara dengan adanya kedua fenomena yang telah disebutkan sebelumnya secara komputasi. Kehadiran gaya hambat model Newtonian atau kuadratik pada mata kuliah mekanika Newtonian juga yang membuat mahasiswa masih merasa kesulitan dalam memahami karakter fisis atau gerakan benda tersebut. Penelitian ini diharapkan pada kemudian hari akan menjadi inovasi bagi mahasiswa agar dapat lebih memahami pola dan perilaku gerak benda di udara yang mempertimbangkan gaya hambat udara serta menarik minat mahasiswa untuk mempelajari fisika dengan metode komputasi. 2 Bahasa pemrograman yang akan digunakan yaitu Python. Bahasa ini dapat dengan mudah diaplikasikan untuk segala model fisis. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Python dalam memodelkan sistem, interface aplikasi dan luaran program yang dihasilkan sangat interaktif dan memiliki kemampuan melakukan program tingkat tinggi (Parganiha, 2018). Salah satu model yang menarik untuk dipahami yaitu simulasi gerak benda dengan Python metode Runge-Kutta orde ke-4.