109 BAB VI KESIMPULAN dan REKOMENDASI Dengan mempertimbangkan temuan yang telah kita diskusikan dalam bab sebelumnya, sekarang saatnya untuk mengeksplorasi implikasi praktis dan langkah-langkah tindakan yang dapat diambil. Kesimpulan dan rekomendasi ini akan merangkum hasil analisis kami dan menawarkan panduan yang jelas untuk mengatasi tantangan yang diidentifikasi. Bab ini berisikan temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi, dan saran studi lanjutan. VI.1 Temuan Studi Penelitian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang perkembangan layanan ride- hailing terhadap perubahan volume bangkitan pergerakan kendaraan pribadi di DKI Jakarta. Melalui pengumpulan data yang cermat dan analisis yang teliti, berikut adalah temuan utama yang berhasil diidentifikasi: VI.1.1 Karakteristik Pengguna dan Pergerakan Layanan Ride-Hailing Uraian ini guna menjawab sasaran pertama penelitian yaitu teridentifikasinya karakteristik pengguna dan pergerakan dengan menggunakan layanan ride-hailing. Karakteristik pengguna layanan ride-hailing yaitu paling banyak jenis kelamin yang menggunakan layanan ride-hailing adalah perempuan dengan proporsi sebesar 57,7% dan laki-laki 42,3%, dengan usia kurang dari 25 tahun paling banyak menggunakan layanan ride-hailing yaitu sebesar 57,7% dan lebih dari 25 tahun sebanyak 42,3%. Sementara itu untuk tingkat Pendidikan sendiri yang paling banyak menggunakan layanan ride-hailing yaitu SD/SMP/SMA sebesar 55,75% sedangkan untuk diatas SMA sebesar 44,25%. Kemudian untuk tingkat pendapatan, pendapatan kurang dari lima juta memiliki proporsi pengginaan layanan ride-hailing 74,13% lebih banyak dibandingkan dengan pendepatan diatas lima juta yang hanya sebesar 25,87%. Berdasarkan hasil perpindahan moda sebelum rutin menggunakan layanan ride-hailing dengan sesudah rutin menggunakan layanan ride-hailing dapat diidentifikasi bahwa terdapat sekitar 12,35% penuruanan volume, 50% tidak mengalami kenaikan atau penurunan volume kendaraan, dan terdapat sekitar 37,65% kenaikan volume kendaraan. Dengan penjabaran yaitu sebanyak 5,86% responden yang sebelumnya menggunakan layanan angkutan umum beralih ke moda layanan ride-hailing berupa mobil dan 20,06% layanan ride-hailing sepeda motor. Sedangkan untuk karakteristik pengguna layanan ride- hailing berdasarkan rencana membeli dan menjual ditemukan bahwa terdapat 17,9% yang 110 memiliki dampak terhadap layanan ride hailing untuk mengurangi kepemilikan kendaraan, dan kemudian sisanya berencana untuk memiliki kendaraan dimasa yang akan datang. VI.1.2 Pengaruh Perkembangan Layanan Ride-Hailing Terhadap Kepemilikan Kendaraan Pribadi Uraian pada subab ini guna menjawab sasaran kedua penelitian yaitu mengidentifikasi pengaruh perkembangan layanan ride-hailing terhadap kepemilikan kendaraan pribadi berdasarkan tipologi sosial ekonomi, karakteristik pergerakan, dan persepsi responden terhadap layanan ride-hailing. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi rencana membeli kendaraan di Jakarta yaitu responde dengan pendapatan lima sampai sepuluh juta, memiliki kendaraan pribadi sepeda motor dan tujuan rutin (bekerja). Ada faktor yang unik yang didapatkan yaitu responden yang sudah memiliki kendaraan pribadi (sepeda motor) di Jakarta responden cenderung menambah kendaraan di masa akan datang. Dan temuan selanjutnya yaitu bahwa pendapatan diatas UMR yaitu tepatnya pada pendapatan lima sampai sepuluh juta terlihat untuk tidak memiliki rencana untuk membeli kendaraan dimasa yang akan datang. VI.1.3 Pengaruh Perkembangan Layanan Ride-Hailing Terhadap Frekuensi Penggunaan Kendaraan Pribadi Uraian pada subab ini guna menjawab sasaran ketiga penelitian yaitu mengidentifikasi pengaruh perkembangan layanan ride-hailing terhadap frekuensi penggunaan kendaraan pribadi berdasarkan tipologi sosial ekonomi, karakteristik pergerakan, dan persepsi responden terhadap layanan ride-hailing melalui 3 fase (sebelum, sesudah, dan masa depan). Terdapat penurunan frekuensi perjalanan yaitu terdapat penurunan rata-rata sebanyak 0,15 frekuensi per minggu, sedangkan untuk frekuensi sesudah ke proyeksi frekuensi yang akan datang terjadi penurunan sebanyak 0,24 frekuensi per minggu, dapat dikatakan juga jukup rendah. Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi perubahan frekuensi tersebut yaitu usia, persepsi terhadap layanan ride-hailing, waktu tempuh, biaya perjalanan, dan tujuan perjalanan. Sedangkan untuk perubahan frekuensi sesudah sampai masa yang akan datang, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perubahan frekuensi tersebut yaitu biaya perjalanan, pendapatan kurang dari lima juta (dibawah UMR), tujuan perjalanan, dan kepemilikan kendaraan motor dan mobil. 111 VI.1.4 Pengaruh Perkembangan Layanan Ride-Hailing Terhadap Perubahan Volume Bangkitan Pergerakan Penggunaan Kendaraan Pribadi Uraian pada subab ini guna menjawab sasaran ketiga penelitian yaitu mengidentifikasi pengaruh perkembangan layanan ride-hailing terhadap perubahan volume bangkitan pergerakan penggunaan kendaraan pribadi berdasarkan tipologi sosial ekonomi, karakteristik pergerakan, dan persepsi responden terhadap layanan ride-hailing melalui 3 fase (sebelum, eksisting, dan masa depan). Layanan ride-hailing memberi dampak terhadap volume kendaraan per minggu pada saat ini dan kondisi di masa yang akan datang. Pada fase sebelum hingga sesudah, DKI Jakarta terjadi penurunan volume kendaraan sebesar 398,885 SKR/minggu. Selanjutnya proyeksi volume masa akan datang di DKI Jakarta sebesar 532,92 SKR/minggu. Ride-hailing juga memberikan dampak terhadap perubahan volume bangkitan pergerakan pada kendaraan pribadi di masa kini. Di Jakarta ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan volume bangkitan pergerakan yaitu kelompok responden pelajar, biaya perjalanan, dan tujuan perjalanan. Dengan faktor yang dominan adalah kelompok responden pelajar. Hal ini karena mayoritas pemilik kendaraan pribadi adalah kelompok pelajar, sehingga dengan memilih layanan ride-hailing maka akan terjadi pengurangan penggunaan kendaraan pribadi Presepsi layanan ride-hailing di DKI Jakarta menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila penilaian layanan ride-hailingnya baik maka responden cenderung untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi sehingga berdampak pada penggunaan frekuensi perjalanan dengan menggunakan kendaran pribadi. Selain itu faktor waktu perjalanan, biaya perjalanan dan kelompok responden pendapatan rendah sangat signifikan mengurangi frekuensi perjalanan dengan kendaraan pribadi di DKI Jakarta. VI.2 Kesimpulan Dalam beberapa dekade terakhir, layanan ride-hailing telah menjadi pemandangan yang tidak terhindarkan dalam ekosistem transportasi perkotaan. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan evolusi konstan dalam cara manusia bergerak di tengah kemajuan teknologi, tetapi juga menciptakan gejolak yang signifikan dalam dinamika perkotaan. Layanan ini bukan hanya sekadar alternatif untuk kendaraan pribadi dan transportasi umum, tetapi telah menjelma menjadi kekuatan transformative yang mengubah paradigma pergerakan masyarakat di perkotaan. 112 Perkembangan pesat layanan ride-hailing, seperti Uber, Grab, dan Gojek, telah menggeser paradigma tradisional tentang kepemilikan kendaraan dan cara orang berpindah dari satu tempat ke tempatlain. Jakarta, sebagai salah satu pusat urban terbesar di Indonesia, tidak terkecuali dari dampak signifikan ini. Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan meningkatnya urbanisasi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana layanan ride-hailing memengaruhi perubahan volume bangkitan pergerakan kendaraan pribadi di DKI Jakarta.