Hasil Ringkasan
BAB VI PENGARUH FLUSHING N2.pdf

Jumlah halaman: 31 · Jumlah kalimat ringkasan: 50

105 VI. PENGARUH FLUSHING N 2 DAN PENAMBAHAN Fe 2+ DAN Fe 2+ /Zn 2+ TERHADAP PEMBENTUKAN ETANOL DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI MINYAK SAWIT Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan flushingN 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan dan penambahan logam Fe 2+ dan Zn 2+ dapat menggeser jalur degradasi substrat ke arah asetil-KoA dan meningkatkan pembentukan etanol dan asetat. Etanol yang dihasilkan pada flushing N 2 disertai penambahan Fe 2+ sebesar 0; 40; 50; 100; 200 dan 400 mg/L berurutan sebesar 13,00; 249,09; 131,14; 42,26; 37,00 dan 34,87 mg/L dengan yield berurutan sebesar 0,1; 0,71; 0,40; 0,34; 0,17 dan 0,04. Sedangkan pada penambahan 0; 0,5; 1; 1,5; 2,5 dan 5 mgZn 2+ /L, etanol yang dihasilkan berurutan sebesar 13,00; 131,04; 98,83; 138,66; 93,36 dan 82,77 mg/L dengan yield sebesar 0,1; 0,26; 0,19; 0,27; 0,13 dan 0,14. Dari data tersebut diketahui terjadi peningkatan pembentukan etanol pada penambahan ion logam. Namun pengaruhnya terhadap pembentukan etanol dari limbah cair industri minyak sawit belum diketahui. Pada penelitian ini akan dicobakan pengaruh penambahan 40 dan 50 mgFe 2+ /L secara individu dan kombinasi penambahan 40 mgFe 2+ /L + 0,5; 1,5; 2,5 mgZn 2+ /L dan 50 mgFe 2+ /L + 0,5; 1,5; 2,5 mgZn 2+ /L terhadap pembentukan etanol dan pergeseran produk asidogenesa yang dihasilkan. VI.1 Karakteristik Limbah Cair Organik Konsentrasi Tinggi Contoh limbah cair organik konsentrasi tinggi yang digunakan merupakan limbah cair industri minyak sawit dengan karakteristik seperti Tabel III.1. Limbah ini berwarna kecoklatan dan umumnya dihasilkan dari proses pengendapan lumpur, kondesat sterilisasi, pencucian buah, hydro cyclone, boiler dan dekanter (Igwe dan Onyegbado, 2007). Kandungan serat kasar, abu/mineral, dan total padatan tersuspensi berurutan sebesar 399; 1.039 dan 2145,83 mg/L. Senyawa organik kompleks yang terdapat berupa polimer glukosa, minyak/lemak dan nitrogen. Glukosa yang terkandung berupa disakarida (1.200 mg/L) dan pati (6.524 mg/L). Sedangkan senyawa nitrogen, N-total sebesar 662,56 mg/L dan kandungan minyak/lemak sebesar 4.580 mg/L. Tingginya kandungan senyawa organik yang terdapat dalam limbah cair minyak sawit memungkinkan untuk pemanfaatan 106 ulang limbah tersebut secara bioteknologi (Hwang dkk., 1978; Phang, 1990; Habib dkk., 1997, dalam Wu dkk., 2009). Selanjutnya senyawa organik kompleks tersebut akan terdegradasi menjadi asam piruvat dan membentuk produk-produk asidogenesa. Selain senyawa organik, senyawa anorganik yang terkandung berupa trace elementseperti kalsium, magnesium, besi dan Pb. Tabel VI.1 Karakteristik limbah cair yang digunakan dalam penelitian No Parameter satuan Konsentrasi Metoda 1 Temperatur °C 25 Termometer 2 TSS mg/L 2145,83 SM 2540E 3 VSS mg/L 1891,67 SM 2540E 4 pH - 4,2-4,5 pH meter 5 COD total mg/L 26.438 SM 5220C 6 COD terlarut mg/L 15.863 SM 5220C 7 Total asam lemak volatil mg/L 1.077,65 SM 5560 C 8 Etanol mg/L 15,69 GC 9 Minyak/Lemak mg/L 4.580 Ekstraksi-Soxhlet 10 Serat kasar %, b/b 0,0399 Gravimetri 11 Abu/mineral %, b/b 0,1039 Gravimetri 12 Viskositas mPaS 1,00 Viscotester 13 Alkohol %, v/v 0,130 Spesifik gravity 14 Protein %, b/b 0,4141 Kjedahl 15 Total Nitrogen %, b/b 0,0663 Kjedahl 16 Sludge volume %, v/v 0,640 Sentrifugasi 17 Provitamin A mg/kg 0,400 Sprektrofotometri 18 Mono sakarida %, b/b 0,000 Luff Schoorls 19 Disakarida %, b/b 0,1200 Luff Schoorls 20 Pati %, b/b 0,6524 Luff Schoorls 21 Asam total mg.rek/g 0,0353 Alkalimetri 22 Kalsium mg/kg 46,35 AAS 23 Magnesium mg/kg 18,20 AAS 24 Besi mg/kg 0,0623 AAS 25 Logam Berat (Pb) mg/kg 0,025 AAS 26 Karoten mg/kg 4,00 Spektrofotometri VI.2 Pengaruh Flushing N 2 Terhadap Pembentukan Etanol dan Asam Lemak Volatil VI.2.1 Pengaruh Terhadap COD, VSS dan pH Bagian ini akan memaparkan pengaruh flushingN 2sebesar 0,2 L/menit/Lcairan terhadap pembentukan etanol dan pergeseran pembentukan produk asidogenesa. Dari Tabel VI.2 dan Gambar VI.1diketahui persentase penyisihan COD total dan terlarut reaktor tanpa flushing N 2 sebesar 10,18 dan 20,60% dengan laju penyisihan COD total dan terlarut sebesar 44,32 dan 39,32 mgCOD/L/jam. 107 8000 9000 10000 11000 12000 0 1224364860 72 mgVSS/L Jam 4.5 5 5.5 6 6.5 7 0 1224364860 72 pH jam 15000 20000 25000 30000 35000 0 1224364860 72 mgCOD/L Jam 6000 9000 12000 15000 0 1224364860 72 mgCOD/L Jam Sedangkan pada reaktor flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan, persentase penyisihan COD total dan terlarut sebesar 10,71 dan 20,00% dengan laju penyisihan COD total dan terlarut sebesar 44,64 dan 35,34 mgCOD/L/jam. Dari data degradasi terlihat bahwa flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan tidak mempengaruhi persentase penyisihan dan laju penyisihan COD total dan terlarut. Tabel VI.2 Pengaruh flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan terhadap penyisihan CODdan pembentukan VSS pada akhir percobaan Variasi Percobaan Penyisihan COD (%) Laju Penyisihan COD (mgCOD/L/jam) Konsentrasi VSS (mg/L) Laju Pembentukan VSS (mg/L/jam) Total Terlarut Total Terlarut Tanpa N2 10,18 20,60 44,32 39,32 10.100,00 14,10 N2 0,2 L/men/Lcairan 10,71 20,00 44,64 35,34 10.526,92 9,99 A. COD total B. COD terlarut C. VSS (mg/L) D. pH : Tanpa flushing N 2 : Flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan Gambar VI.1 Pengaruh flushing N 2 terhadap rata-rata COD, VSS dan pH pH reaktor mengalami penurunan pada 12 jam pertama percobaan. Pada reaktor tanpa flushing N 2, terjadi penurunan pH dari 6,45 pada awal percobaan menjadi 6,16 pada jam ke-12 dan relatif konstan dengan pH akhir 6,01. Sedangkan pada 108 reaktor dengan flushing N 2, terjadi penurunan pH dari 6,26 di awal percobaan menjadi 5,72 pada jam ke-12. Kemudian perlahan pH mengalami peningkatan dengan pH pada akhir percobaan sebesar 6,12. Produksi VSS reaktor tanpa flushing N 2 mengalami pertumbuhan tertinggi pada jam ke-12 dengan konsentrasi sebesar 10.584,62 mgVSS/L, kemudian sedikit mengalami penurunan pada jam ke-24 dan selanjutnya cenderung konstan dengan konsentrasi akhir sebesar 10.100 mgVSS/L dengan laju pertumbuhan 14,10 mgVSS/L/jam. Sedangkan pada reaktor dengan flushing N 2, pertumbuhan tertinggi terjadi pada jam ke-24 dengan konsentrasi 10.934,62 mgVSS/L. Kemudian konsentrasi VSS cenderung menurun hingga jam ke-60 dan selanjutnya mengalami peningkatan pada akhir percobaan dengan nilai VSS sebesar 10.526,92 mgVSS/L dengan laju pertumbuhan 9,99 mgVSS/L/jam. Dari data di atas, diketahui bahwa flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan tidak mempengaruhi persentase dan laju penyisihan COD total dan terlarut limbah, serta pembentukan VSS. VI.2.2 PengaruhFlushing N 2 Terhadap Pembentukan Produk Asidogenesa Hasil penelitian menunjukkan produk utama fermentasi berupa asam asetat, propionat dan butirat (Gambar VI.2 A dan B). Sedangkan asam laktat, format dan valerat dihasilkan dalam jumlah kecil (di bawah 200 mgCOD/L). Pada reaktor tanpa flushing N 2, laktat dihasilkan selama percobaan dengan konsentrasi tertinggi sebesar 79,54 mgCOD/L pada jam ke-60 percobaan. Asam format hanya dihasilkan pada jam ke-12 sebesar 5,19 mgCOD/L. Sedangkan valerat terbentuk pada jam ke-12 hingga jam ke-60 dengan konsentrasi tertinggi pada jam ke-36 sebesar 190,17 mgCOD/L. Sedangkan pada reaktor dengan flushing N 2, laktat, format dan valerat hanya terbentuk pada jam ke-48 sebesar 46 mgCOD/L; jam ke- 12 sebesar 0,35 mgCOD/L dan jam ke-24 sebesar 336,17 mgCOD/L. Pembentukan asetat pada reaktor tanpa flushing N 2 terjadi pada jam ke-12 percobaan sebesar 1.535,38 mgCOD/L dan meningkat seiring waktu reaksi. Asetat tertinggi terbentuk pada jam ke-60 sebesar 2.450,44 mgCOD/L, yield 0,56 dengan laju pembentukan 40,77 mgCOD/L/jam. Sedangkan pada reaktor dengan flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan, asetat mulai terbentuk pada jam ke-12 109 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 01224364860 72 mgCOD/L jam 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 1224364860 72 mgCOD/L jam sebesar 2.277,35 mgCOD/L dan cenderung konstan terhadap waktu reaksi. Asetat tertinggi terbentuk pada jam ke-36 sebesar 2691,90 mgCOD/L, yield 0,53 dengan laju produksi sebesar 74,77 mgCOD/L/jam. (A) Tanpa Flushing N 2 (B) Flushing N 20,2 L/menit/Lcairan : Laktat; : Format; : Asetat; : Propionat; : Butirat; : Valerat Gambar VI.2 Pengaruhflushing N 2 terhadap pembentukan produk asidogenesa. Pembentukkan propionat pada reaktor tanpa dan dengan flushing N 2 terjadi pada jam ke-12 percobaan berurutan sebesar 1.701,58 mgCOD/L dan 1.523,84 mgCDO/L. Kemudian mengalami peningkatan hingga akhir percobaan dengan konsentrasi tertinggi sebesar 2.106,30 mgCOD/L, yield 0,43 dengan laju pembentukan 29,21 mgCOD/L/jam pada reaktor tanpa flushing N 2. Sedangkan dengan flushing N 2, tertinggi pada jam ke-72 dan 2.429,73 mgCOD/L, yield 0,49 dan laju pembentukan 33,75 mgCOD/L/jam. Sementara itu, pembentukkan butirat pada reaktor tanpa dan dengan flushing N 2 terjadi pada jam ke-12 percobaan berurutan sebesar 866,05 mgCOD/L dan 1.793,09 mgCDO/L. Kemudian mencapai pembentukan tertinggi pada akhir percobaan sebesar 2.338,20 mgCOD/L, yield 0,45 dengan laju pembentukan 32,35 mgCOD/L/jam pada reaktor tanpa flushing N 2. Sedangkan pada reaktor dengan flushing N 2, konsentrasi tertinggi pada akhir percobaan sebesar 2.303,72 mgCOD/L, yield 0,49 dengan laju pembentukan 32,00 mgCOD/L/jam. Pengaruh flushing N 2 dirangkum pada Tabel VI.3. 110 Tabel VI.3 Pengaruh flushing N 2 pada limbah artifisial dan limbah asli terhadap pembentukan asam lemak volatil dan non volatil Perlakuan Konsentrasi tertinggi produk yang terbentuk (mgCOD/L) dan yield Laktat Format Asetat Propionat Butirat Valerat Tanpa flushing (limbah artifisial) 1365,06 Y = 0,74 n.d 1393,78 Y = 0,69 943,32 Y = 0,55 315,99 Y = 0,37 58,34 Y = 0,09 Flushing N2 0,2 L/menit/Lcairan (limbah artifisial) 490,17 Y = 0,68 19,75 Y = 0,01 2043,49 Y = 0,94 588,87 Y = 0,81 743,26 Y = 0,83 343,62 Y = 0,59 Tanpa flushing (limbah asli) 79,54 Y = 0,02 5,19 Y = 0,02 2450,44 Y = 0,56 2106,30 Y = 0,43 2338,20 Y = 0,45 190,17 Y = 0,09 Flushing N2 0,2 L/menit/Lcairan (limbah asli) 49,22; Y = 0,00 0,35; Y = 0,00 2691,90; Y = 0,53 2429,73 Y = 0,49 2303,72; Y = 0,48 686,90; Y = 0,23 Dari data komposisi produk cair yang terbentuk, diketahui bahwa flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/L cairanbelum optimal mengarahkan jalur pembentukan produk ke asetil-KoA yang ditandai dengan dihasilkannya asetat, propionat dan butirat sebagai produk utama dalam jumlah yang hampir berimbang. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya (Tabel V.2), pada flushing N 2sebesar 0,2 L/menit/L cairan, produk utama fermentasi yang dihasilkan dari limbah cair artifisial (COD terlarut influen ± 4.100 mgCOD/L) berupa asetat, sedangkan propionat dan butirat dihasilkan dalam jumlah kecil. Flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan yang bertujuan untuk menekan akumulasi H 2 yang terbentuk tidak optimal, sehingga jalur pembentukan produk fermentasi ke arah produk tereduksi seperti laktat, butirat dan etanol (Harper dan Pohland, 1986 dalam Anderson dkk., 2006). Besarnya produk asetat, propionat dan butirat yang dihasilkan dapat juga disebabkan karena pengaruh mikroorganisme yang terdapat dari limbah asli yang digunakan. Berdasarkan Tabel II.2 (hal 10), bakteri yang terdapat pada tahap asidogenesa limbah cair sawit dapat menghasilkan produk asam volatil, asam non volatil dan etanol. VI.2.3 Pengaruh Flushing N 2 Terhadap Jalur Pembentukan Produk Asidogenesa Pengaruhflushing N 2 terhadap distribusi pembentukan produk cair metabolisme dapat dilihat pada neraca massa COD terlarut seperti Gambar VI.3. Berdasarkan analisis neraca massa diketahui flushing N 2 dapat meningkatkan pembentukan produk cair metabolisme. Pada reaktor tanpa flushingN 2, produk cair metabolisme yang terukur sebesar 40,06% dari COD terlarut influen. Substrat yang terkonversi menjadi turunan langsung asam piruvat sebesar 12,83% dari COD terlarut influen 111 berupa laktat, propionat dan valerat berurutan sebesar 0,54; 10,91 dan 1,38%. Sedangkan subsbtrat yang terkonversi menjadi turunan asetil-KoA sebesar 27,22% dari COD terlarut berupa asetat, butirat dan etanol berurutan sebesar 16,48; 8,38 dan 2,36%. Gambar VI.3 Neraca massa pengaruh flushing N 2 terhadap pergeseran pembentukan produk asidogenesa saat etanol tertinggi. Sementara itu, pada reaktor dengan flushing N 2, konversi substrat menjadi produk cair metabolisme sebesar 59,58%. Substrat yang terkonversi menjadi turunan langsung asam piruvat sebesar 18,34% dari COD terlarut influen berupa propionat dan valerat berurutan sebesar 12,94 dan 5,89%. Sedangkan substrat yang terkonversi menjadi turunan asetil-KoA sebesar 41,17% dari COD terlarut berupa asetat, butirat dan etanol berurutan sebesar 19,86; 15,39 dan 5,89%. Dari Gambar VI.4, terlihat bahwa flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan meningkatkan degradasi substrat ke arah asetil-KoA yang selanjutnya meningkatkan etanol, asetat dan butirat yang dihasilkan. Substrat yang terkonversi menjadi etanol meningkat dua kali lebih besar pada reaktor dengan flushing N 2. Berbeda dengan tahapan penelitian sebelumnya, di mana flushing gas N 2 yang diberikan tidak meningkatkan pembentukan etanol. Peningkatan pembentukan etanol dapat disebabkan karena COD terlarut influen pada tahapan ini 3X lebih besar (± 12.000 mgCOD/L) dibandingkan dengan tahapan sebelumnya (± 4.100 mgCOD/L). 112 Gambar VI.4 Pengaruh flushing N 2terhadap pergeseran pembentukan produk asidogenesa saat etanol tertinggi VI.2.3 Pengaruh FlushingN 2 Terhadap Kinetika Pembentukan Etanol dan Asam Lemak Volatil Pembentukan etanol pada kedua reaktor uji memiliki pola yang sama, di mana terjadi penurunan setelah puncak etanol terbentuk. Pada reaktor tanpa flushing N 2, etanol terbentuk pada jam ke-12 sebesar 288,45 mgCOD/L dan mencapai puncak pada jam ke-36 sebesar 324,88 mgCOD/L, yield 0,13. Setelah itu mengalami penurunan hingga akhir percobaan dengan konsentrasi sebesar 111,39 mgCOD/L. Pola pembentukan DA pada reaktor tanpa flushing N 2 cenderung linear terhadap waktu penelitian dengan DA tertinggi terbentuk pada akhir penenlitian, jam ke-72 sebesar 0,5. Sedangkan pada reaktor dengan flushing N 2, etanol mencapai puncak pada jam ke-24 sebesar 749,51 mgCOD/L, yield 0,23 dan perlahan mengalami penurunan dengan konsentrasi akhir sebesar 129,83 mgCOD/L. Sedangkan pada reaktor dengan flushing N 2, terjadi peningkatan pembentukan DA dari jam ke-12 hingga jam ke-36, kemudian terjadi penurunan pada jam ke-48 dan 60 dan DA kembali mengalami peningkatan pada akhir percobaan sebesar 0,57. Selain meningkatkan pembentukan DA, flushing N 2 meningkatkan konsentrasi dan waktu pembentukan etanol. Puncak pembentukan etanol terjadi pada jam ke-24 sebesar 749,51 mgCOD/L dengan nilai DA sebesar 0,54. Setelah itu, pembentukan etanol mengalami penurunan hingga akhir percobaan. Penurunan pembentukan etanol 0 20 40 60 80 100 tanpa flushing dengan flushing % produk fermentasi dari COD terl. infl. Pengaruh flushing N2 piruvatAsetil-KoAProduk lain 113 0 200 400 600 800 1000 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0 122436486072 Etanol (mgCOD terl./L) DA (TAV/COD terl. Infl.) jam 0 200 400 600 800 1000 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0 122436486072 Etanol (mgCOD terl./L) DA (TAV/COD terl. Infl.) jam pada kedua reaktor dapat disebabkan karena etanol terkonversi menjadi asam asetat (Ren dkk., 1997). Hal dapat dilihat dengan terjadinya peningkatan pembentukan asam asetat. : degree acidification : Pembentukan etanol Gambar VI.5 Kinetika hubungan degree acidification (DA) dan pembentukan etanol. (A) Reaktor tanpa flushing N 2, (B) Reaktor dengan flushing N 2 Flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan yang diinjeksikan ke dalam reaktor berfungsi untuk mengurangi tekanan gas H 2 dalam reaktor sehingga diharapkan dapat meningkatkan aliran karbon ke arah asetil-KoA. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pembentukan asetat, butirat dan etanol yang dihasilkan. Oksidasi piruvat menjadi asetil-KoA membutuhkan reduksi ferredoxin (Fd) dan Fd tereduksi akan dioksidasi oleh dehidrogenase yang akan menghasilkan Fd dan melepaskan elektron berupa molekul hidrogen (Mizuno dkk., 2000). Fynn dan Syafila (1990) menyatakan pada kondisi tekanan parsial H 2 rendah, NADH + H + akan dioksidasi kembali dalam jalur pembentukan hidrogen dan pada kondisi ini asetat merupakan produk utama yang terbentuk. Lamed dkk., (1988) dalam Mizuno dkk., (2000) menyatakan produksi asetat dan hidrogen oleh Clostridium thermocellum merupakan penghambat bagi organisme untuk produksi etanol. Etanol terbentuk pada pH 2 10 -1 atm (Harper dan Pohlan, 1986 dalam Anderson dkk., 2006). Pada penelitian ini, flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairanmampu meningkatkan pembentukan asetat, butirat dan etanol. Pengaruh flushing N 2 terhadap degree acidification (DA), dan yield produk dapat dilihat pada Tabel VI.4. A B 114 Tabel VI.4 Pengaruh flushing gas N 2 terhadap DA, dan yield produk fermentasi saat etanol tertinggi Parameter Tanpa Flushing N 2 * Flushing N 20,2 L/menit/Lcairan ** Degree acidification 0,32 0,54 Yield TAV 0,73 0,75 Yield etanol 0,13 0,23 Yield laktat 0,02 0,00 Yield format 0,00 0,00 Yield asetat 0,54 0,53 Yield propionat 0,44 0,42 Yield butirat 0,37 0,46 Yield valerat 0,09 0,23 * jam ke-36; ** jam ke-24 VI.3 Pengaruh Flushing N 2 dan Penambahan 40 mgFe 2+ /L dan Fe 2+ /Zn 2+ VI.3.1 Pengaruh Terhadap COD, VSS dan pH Sub bab ini akan menjelaskan pengaruh flushing N 2 dan penambahan ion Fe 2+ sebesar 40 dan 50 mg/L dan penambahan Fe 2+ dengan variasi Zn 2+ sebesar 0,5; 1,5 dan 2,5 mg/L terhadap terhadap kinetika pembentukan produk asidogenesa. Penyisihan COD total dan terlarut pada reaktor dengan penambahan 40 mgFe 2+ /L sebesar 11,39 dan 15,20% dengan laju penyisihan COD total dan terlarut sebesar 46,08 dan 39,01 mgCOD/L/jam. Jika dibandingkan dengan reaktor tanpa penambahan logam Fe 2+ , penambahan 40 mgFe 2+ /L tidak mempengaruhi persentase penyisihan COD total dan terlarut limbah cair dan sedikit meningkatkan meningkatkan laju penyisihan COD total dan terlarut. Pengaruh penambahan ion logam terhadap penyisihan COD, pembentukan VSS dan pH dapat dilihat pada Gambar VI.6. Berdasarkan Gambar VI.6, penambahan 40 mgFe 2+ /L dengan variasi konsentrasi Zn 2+ sedikit peningkatan persentase dan laju penyisihan COD total dan terlarut. Persentase penyisihan COD total dan terlarut pada variasi konsentrasi logam 40 mgFe 2+ /L + 0,5 mgZn 2+ /L sebesar 11,56 dan 21,83% dengan laju penyisihan COD total dan terlarut sebesar 52,16 dan 56,03 mgCOD/L. Pada variasi 40 mgFe 2+ /L + 1,5 mgZn 2+ /L, penyisihan COD total dan terlarut sebesar 12,38 dan 27,31% dengan laju penyisihan COD total dan terlarut sebesar 52,16 dan 56,03 mgCOD/L. 115 10000 12000 14000 16000 18000 20000 01224364860 72 mgCOD/L Jam 20000 25000 30000 35000 40000 0 1224364860 72 mgCOD/L Jam 10000 12000 14000 16000 18000 20000 0 1224364860 72 mgVSS/L jam 4.5 5 5.5 6 6.5 7 01224364860 72 pH jam 10000 12000 14000 16000 18000 20000 0 1224364860 72 mgCOD/L Jam 20000 25000 30000 35000 40000 0 1224364860 72 mgCOD/L Jam : 40 mgFe 2+ /L; : 40 mgFe 2+ /L+ 0,5 mgZn 2+ /L; : 40 mgFe 2+ /L+ 1,5 mgZn 2+ /L : 40 mgFe 2+ /L + 2,5 mgZn 2+ /L.