Hasil Ringkasan
BAB V PENGARUH FLUSHING.pdf

Jumlah halaman: 31 · Jumlah kalimat ringkasan: 50

74 V. PENGARUH FLUSHING N 2 DAN PENAMBAHAN Fe 2+ DAN Zn 2+ TERHADAP PEMBENTUKAN ETANOL Hasil tahapan penelitian sebelumnya menunjukkan perlakuan pengendalian pH reaktor dalam rentang 6-6,5 dan sterilisasi substrat belum optimal untuk menggeser jalur degradasi substrat ke arah pembentukan etanol. Pada perlakuan substrat non steril tanpa pengendalian pH, pembentukan produk turunan langsung dari asam piruvat (laktat dan propionat) dan turunan asetil-KoA (asetat, butirat dan etanol) sebesar 60,45 dan 15,69%, sedangkan konsentrasi etanol, yield etanol dan degree acidification (DA) tertinggi terbentuk pada jam ke-72 sebesar 48,32 mgCOD/L, 0,02 dan 0,32. Untuk meningkatkan pembentukan etanol, maka jalur degradasi substrat harus digeser ke arah pembentukan asetil-KoA. Faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan produk utama fermentasi adalah tekanan parsial hidrogen (Fynn dan Syafila, 1990) dan ion logam untuk meningkatkan kinerja enzim spesifik. Oleh karena itu, untuk mengarahkan jalur fermentasi ke pembentukan etanol, pada penelitian ini dilakukan variasi flushing N 2dan untuk meningkatkan pembentukan etanol dilakukan penambahan ion logam. V.1 Pengaruh Flushing N 2 Bagian ini akan memaparkan pengaruh flushingnitrogen sebesar 0,15 dan 0,2 L/menit/L cairan terhadappergeseran pembentukan produk asidogenesa. Hasil penelitian menunjukkan pada reaktor tanpa flushing N 2 terjadi pembentukan H2 dalam reaktor pada jam ke-0, 24 dan 72 percobaan sebesar 0,16; 0,006 dan 0,028% (v/v). Sedangkan pada reaktor dengan flushingN 2 sebesar 0,15 dan 0,2 L/menit/L cairan, tidak terjadi pembentukan H2 dalam reaktor pada jam pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa flushingN 2 dapat menghambat akumulasi H2 yang akan berpengaruh pada jalur pembentukan produk fermentasi. Pengaruhflushing N 2 terhadap komposisi gas pada head space reaktor dapat dilihat pada Tabel V.1. 75 Tabel V.1 Pengaruh flushingN 2 terhadap komposisi biogas reaktor Reaktor Jam CO2 (%) H2 (%) N2 (%) CH4 (%) Total (%) Tanpa Flushing N2 (kontrol) 0 1,75 0,16 98,00 0,09 100 24 2,50 0,006 97,45 0,06 100 48 5,30 0,00 94,65 0,05 100 72 7,93 0,028 91,89 0,14 100 Flushing N 2 0,15L/menit/Lcairan 0 0,22 0,00 99,78 0,00 100 24 0,32 0,00 99,68 0,00 100 48 0,11 0,00 99,89 0,00 100 72 0,12 0,00 99,88 0,00 100 FlushingN 2 0,2L/menit/Lcairan 0 0,08 0,00 99,92 0,00 100 24 0,03 0,00 99,97 0,00 100 48 0,04 0,00 99,96 0,00 100 72 0,05 0,00 99,95 0,00 100 Gambar V.1 A, Bdan Tabel V.2menunjukkan penyisihan COD total dan terlarut reaktor penelitian. Pada reaktor kontrol, persentase penyisihan COD total dan terlarut sebesar 8,40 dan 7,56% dengan laju penyisihan COD total dan terlarut sebesar 22,77 dan 4,51 mgCOD/L/jam. Sedangkan reaktor dengan flushingN 2 0,15 L/menit/L cairan, persentase penyisihan COD total dan terlarut sebesar 17,20 dan 7,73% dengan laju penyisihan 46,63 dan 4,61 mgCOD/L/jam. Sementara itu pada reaktor dengan flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan, persentase penyisihan COD total dan terlarut sebesar 13,11 dan 4,40 % dengan laju penyisihan 34,70 dan 5,42 mgCOD/L/jam. Dari data degradasi terlihat bahwa pengaturan flushing N 2yang diberikan sedikit meningkatkan persentase dan laju penyisihan COD total dan terlarut. Produk yang terbentuk dari hidrolisis substrat dapat berupa asam- asam lemak volatil dan non volatil serta alkohol yang masih terhitung sebagai COD terlarut di dalam reaktor. Tabel V.2 Pengaruh flushingN 2 terhadap COD dan VSS Variasi flushing N2 (L/menit/Lcairan) Penyisihan COD* (%) Laju Penyisihan COD* (mgCOD/L/jam) Konsentrasi VSS (mg/L)** Laju Pembentukan VSS** (mg/L/jam) Total Terlarut Total Terlarut 0 8,40 7,56 22,77 4,51 3550 77,50 0,15 17,20 7,73 46,63 4,61 3318 74,86 0,20 13,11 9,43 34,70 5,42 2358 47,40 ** saat konsentrasi VSS tertinggi, jam ke-12. 76 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 0122436486072 pH jam 0 1000 2000 3000 4000 01224364860 72 mg VSS/L jam 0 4000 8000 12000 16000 20000 0 1224364860 72 mgCOD/L jam 0 1000 2000 3000 4000 5000 0 1224364860 72 mgCOD/L jam pH reaktor mengalami penurunan pada 12 jam pertama percobaan dari 6,6 menjadi 5,31-5,42, kemudian cenderung meningkat hingga akhir percobaan. Produksi VSS reaktor kontrol cenderung mengalami peningkatan dari awal hingga jam ke-36 percobaan dengan konsentrasi dan laju pembentukan tertinggi sebesar 3350 mgVSS/L dan 77,50 mgVSS/L/jam. Kemudian mengalami penurunan dengan konsentrasi akhir sebesar 2295 mgVSS/L. : : Tanpa flushing :Flushing N 20,15 L/menit/Lcairan : Flushing N 20,2 L/menit/Lcairan A. COD Total; B. COD Terlarut; C. VSS; D. pH. Gambar V.1 Pengaruh flushing nitrogen terhadap rata-rata COD, VSS dan pH Sedangkan pada reaktor dengan flushingN 20,15 L/menit/Lcairan, pembentukan VSS tertinggi terjadi pada jam ke-12 percobaan sebesar 3318 mgVSS/L dengan laju pembentukan 74,86 mgVSS/L/jam. Kemudian pertumbuhan cenderung konstan dan mengalami sedikit penurunan dengan COD akhir sebesar 2058 mgVSS/L. Sementara itu pada reaktor dengan flushingN 2sebesar 0,2 L/menit/Lcairan, pertumbuhan biomassa terjadi dari awal hingga jam ke-36 percobaan dengan konsentrasi dan laju pertumbuhan tertinggi pada jam ke-24 sebesar 2358 mgVSS/L dan 45,14 mgVSS/L/jam. A C B D 77 0 500 1000 1500 2000 2500 0 1224364860 72 mgCOD/L jam 0 500 1000 1500 2000 2500 0 1224364860 72 mgCOD/L jam 0 500 1000 1500 2000 2500 0 1224364860 72 mgCOD/L jam 0 10 20 30 40 50 01224364860 72 mgCOD/L jam V.1.1 PengaruhFlushing N 2 Terhadap Distribusi Produk Asidogenesa Flushing N 2 mempengaruhi komposisi dan konsentrasi produk asidogenesa yang dihasilkan seperti pada Gambar V.2 . Pembentukan asetat dan laktat pada reaktor tanpa flushing dan reaktor flushing N 20,15 L/menit/Lcairanmempunyai pola yang sama. Asetat dan laktat terbentuk pada jam ke-12 sebesar 1111,30 dan 1262,94 mgCOD/L pada reaktor tanpa flushing dan sebesar 1473,56 dan 1240,61 mgCOD/L pada reaktot flushing N 2L/menit/Lcairan. Asam-asam tersebut relatif konstan hingga akhir percobaan sebesar 1393,78 dan 1239,18 mgCOD/L pada reaktor tanpa flushing dan 1463,49 dan 1047,44 mgCOD/L pada reaktor dengan flushingN 2 0,15 L/menit/Lcairan. : Laktat; : Format; : Asetat : Propionat; :Butirat; : Valerat : Tanpa flushing; :Flushing N 20,15 L/menit/Lcairan; : Flushing N 20,2 L/menit/Lcairan Gambar V.2 Pengaruh flushingnitrogen terhadap profil produk asidogenesa. (A) Tanpa Perlakuan, (B) Flushing N 20,15 L/menit/Lcairan, (C) Flushing N 20,2 L/menit/Lcairan, (D) Pembentukan Etanol Sedangkan pada reaktor dengan flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan, asetat merupakan produk utama. Terbentuk pada jam ke-12 sebesar 1489,44 mgCOD/L dan terus meningkat dengan puncak pada jam ke-48 sebesar 2043,49 mgCOD/L kemudian cenderung konstan dengan konsentrasi akhir 2010,74 mgCOD/L. Pembentukan laktat terhambat pada jam ke-12 sebesar 490,17 mgCOD/L dan cenderung menurun dengan konsentrasi akhir 208,80 mgCOD/L.Asetat yang dihasilkan reaktor flushingN 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan merupakan yang tertinggi A C B D 78 dibandingkan dengan reaktor lainnya. Fynn dan Syafila (1990) menyatakan pada fermentasi glukosa, semakin tinggi flushingN 2 maka produksi asetat cenderung semakin besar dan laktat, butirat dan propionat yang dihasilkan cenderung semakin kecil. Hal ini disebabkan karena pada tekanan parsial hidrogen rendah, NADH + H + dapat teroksidasi kembali dan ikut dalam jalur pembentukan hidrogen yang akan menghasilkan asetat sebagai produk utama. Flushing N 20,15 L/menit/Lcairanbelum optimal menekan pembentukan laktat, namun lebih ke arah menghambat pembentukan propionat. Propionat terbentuk pada jam ke-12 sebesar 504,23 mgCOD/L dan relatif konstan hingga akhir percobaan dengan konsentrasi sebesar 421,90 mgCOD/L. Sedangkan pada reaktor tanpa flushing N 2, terjadi lonjakan pembentukan propionat sebesar 943,32 mgCOD/L pada jam ke-12 dan menurun pada jam ke-24 sebesar 683,69 mgCOD/L dan cenderung konstan hingga akhir percobaan dengan konsentrasi sebesar 718,22 mgCOD/L. Sementara itu pada reaktor flushingN 2 sebesar0, L/menit/L cairan, pembentukan propionat lebih kecil yakni sebesar 258,45 mgCOD/L pada jam ke-12 percobaan dan mulai meningkat sebesar 306,17 mgCOD/L pada jam ke-48, kemudian cenderung konstan dengan konsentrasi akhir 548,76 mgCOD/L. FlushingN 2 juga mempengaruhi pembentukan butirat. Pada reaktor tanpa flushing, butirat terbentuk pada jam ke-12 sebesar 230,51 mgCOD/L dan meningkat pada jam ke-24 sebesar 351,99 mgCOD/L dan cenderung konstan hingga akhir percobaan sebesar 237,11 mgCOD/L. Flushing N 2sebesar 0,15 L/menit/Lcairan sedikit meningkatkan butirat yang dihasilkan. Terbentuk pada jam ke-12 sebesar 293,24 mgCOD/L, sedikit meningkat dan relatif konstan hingga akhir percobaan dengan konsentrasi sebesar 333,58 mgCOD/L. Pembentukan butirat lebih besar dihasilkan pada flushingN 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairan. Terbentuk 198,34 mgCOD/L pada jam ke-12 dan mencapai puncak pada jam ke-36 sebesar 743,26 mgCOD/L dan mengalami penurunan pada akhir percobaan dengan konsentrasi sebesar 360,48 mgCOD/L. Valerat merupakan produk minor yang dihasilkan. Pada reaktor tanpa flushing, terbentuk pada jam ke-12 sebesar 55,30 mgCOD/L, meningkat pada jam ke-48 79 sebesar 46,99 mgCOD/L dan mencapai puncak pada akhir percobaan sebesar 58,34 mgCOD/L. Sedangkan pada reaktor dengan flushingN 2 sebesar 0,15 L/menit/L cairan, valerat terbentuk pada jam ke-12 sebesar 61,20 mgCOD/L, mengalami peningkatan pada jam ke-36 sebesar 71,83 mgCOD/L dan cenderung turun hingga akhir percobaan dengan konsentrasi akhi 46,50 mgCOD/L. Flushing N 2sebesar 0,2 L/menit/Lcairan menghasilkan valerat sebesar 343,62 mgCOD/L pada jam ke-12 dan cenderung menurun hingga akhir percobaan dengan konsentrasi akhir 60,34 mgCOD/L. Tekanan parsial hidrogen dalam reaktor mempengaruhi pemilihan proses yang menentukan jalur yang digunakan untuk mendegradasi senyawa organik dan berkaitan dengan inhibisi bakteri sintrofik pada oksidasi asam dengan rantai karbon C 3 dan C4 (Harper dan Pohlan, 1986 dalam Anderson dkk., 2006). Hasil penelitian menunjukkan flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/Lcairanmeningkatkan pembentukan asetat serta menekan pembentukan asam laktat dan propionat, namun tidak mempengaruhi etanol yang dihasilkan. Hal serupa juga terjadi pada penelitian Mizuno dkk., (2000); Syafila dkk., (1990); Fynn dan Syafila (1990) di mana flushing N 2 meningkatkan pembentukan asetat dan menekan pembentukan propionan, laktat, butirat dan tidak meningkatkan pembentukan etanol (Mizuno dkk., 2000; Kim dkk., 2006). Hal ini menunjukkan pengendalian tekanan parsial hidrogen dengan flushing N 2 mempengaruhi jalur metabolisme substrat ke arah pembentukan turunan asetil-KoA dengan produk utama fermentasi berupa asetat dan belum optimal untuk meningkatkan pembentukan etanol. V.1.2 Pengaruh Flushing N 2 Terhadap Jalur Pembentukan Produk Asidogenesa Berdasarkan Gambar V.3 terlihat flushing gas N 2 menggeser pembentukan produk ke arah turunan asetil-KoA. Persentase COD terlarut yang terkonversi menjadi turunan langsung asam piruvat dan turunan asetil Ko-A berurutan sebesar 48,64% dan 39,01% pada kontrol; 39,42% dan 46,28% pada flushing N 2 sebesar 0,15 L/menit/L cairan dan 22,65% dan 64,07% pada flushing N 2sebesar 0,2 L/menit/L cairan. Sedangkan etanol yang terbentuk pada ketiga reaktor masih kecil sebesar 0,68-1,03% COD terlarut. Peningkatan flushing N 2 hanya meningkatkan 80 peresentase subtrat yang terkonversi menjadi asam asetat dan tidak mempengaruhi pembentukan etanol. Jalur pembentukan produk utama asidogena pada reaktor kontrol saat etanol tertinggi berupa asetat, propionat dan laktat masing-masing sebesar; dan 32; 17 dan 26% dengan rata-rata berurutan sebesar dan 1065; 609 dan 1086 mgCOD/L. Produk asam tersebut merupakan produk utama yang umumnya terbentuk dari tahap asidogenesa menggunakan kultur campuran bakteri anaerob (Yu dan Fan 2003; Fang dan Liu, 2002; Wang dkk., 2006; Ren dkk., 1997). Etanol yang dihasilkan hanya 1% dari COD terlarut influen. Gambar V.3 Neraca massa pengaruhflushing N 2 terhadap pergeseran pembentukan produk asidogenesa Flushing N 2 sebesar 0,15 L/menit/Lcairan mulai menggeser pembentukan produk ke arah asetil-KoA yang ditandai dengan peningkatan pembentukan asam asetat dan terjadi penurunan propionat dan laktat. Persentase konversi substrat menjadi asetat, propionat dan laktat saat etanol tertinggi berurutan sebesar 37; 11 dan 28% dengan rata-rata asetat, propionat dan laktat yang terbentuk selama percobaan berurutan sebesar 1262; 400 dan 1041 mgCOD/L. Sedangkan etanol yang terbentuk hanya 1 % dari COD terlarut influen. Dari data tersebut terlihat bahwa flushing sebesar 0,15 L/menit/L cairan yang dilakukan belum optimal menggeser jalur pembentukan produk ke arah asetil-KoA sehingga flushing ditingkatkan 81 0 10 20 30 40 50 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0 122436486072 Etanol (mgCOD terlarut/L) DA (TAV/COD terl. infl.) jam 0 10 20 30 40 50 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0 122436486072 Etanol (mgCOD terlarut/L) DA (TAV/COD terl. infl.) jam menjadi 0,2 L/menit/Lcairan dan terjadi peningkatan pembentukan asetat dan penurunan pembentukan propionat dan laktat pada flushing N 2 sebesar 0,2 L/menit/L cairan. Persentase konversi substrat menjadi asetat, propionat dan laktat saat etanol tertinggi berurutan sebesar 54; 14 dan 5% dengan rata-rata asetat, propionat dan laktat yang terbentuk selama percobaan berurutan sebesar 1631; 347 dan 316 mgCOD/L dan etanol yang terbentuk hanya 0,7 % dari COD terlarut influen.. V.1.3 Pengaruh FlushingN 2 Terhadap Kinetika Pembentukan Etanol dan Produk Asidogenesa Proses asidogenesa senyawa organik akan menghasilkan berbagai produk seperti asam-asam lemak volatil, alkohol dan gas CO 2 dan H2. : degree acidification : Pembentukan etanol Gambar V.4 Kinetika hubungan degree acidification (DA) dan pembentukan etanol.(A) Reaktor kontrol. (B) Reaktor flushing N 2 0,15 L/menit/L cairan.(C) Reaktor flushing N 2 0,2 L/menit/Lcairan. Gambar V.4 menunjukkan hubungan pembentukan asam lemak volatil dan etanol pada variasi percobaan flushingN 2. Puncak DA pada reaktor kontrol dan reaktor dengan flushing N 2sebesar 0,15 L/menit/Lcairan terjadi pada jam ke-48 percobaan dengan DA sebesar 0,57 dengan produk utama berupa asam asetat, propionat, 0 10 20 30 40 50 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0122436486072 Etanol (mgCOD terlarut/L) DA (TAV/COD terl. infl.) jam A C B 82 butirat dan valerat berurutan sebesar 1384; 708; 297 dan 47 mgCOD/L pada reaktor kontrol dan 1550; 483; 338 dan 57 mgCOD/L pada reaktor dengan flushing N 2sebesar 0,15 L/menit/Lcairan. Etanol tertinggi kedua reaktor terbentuk pada jam ke-72 percobaan sebesar 44,09 mgCOD/L dengan laju produksi 0,53 mgCOD/L/jam pada reaktor kontrol dan 40,10 mgCOD/L dengan laju produksi 0,48 mgCOD/L/jam pada reaktor dengan flushingN 2sebesar 0,15 L/menit/Lcairan. Sedangkan pada reaktor flushingN 2sebesar 0,2 L/menit/Lcairan, DA tertinggi terbentuk pada jam ke-60 percobaan sebesar 0,81 dengan produk utama berupa asetat, propionat, butirat dan valerat berurutan sebesar 1966; 589; 710 dan 69 mgCOD/L. Etanol tertinggi terbentuk pada jam ke-72 percobaan sebesar 27,17 mgCOD/L dengan laju produksi 0,28 mgCOD/L/jam. Terlihat bahwa flushing N 2dapat mengurangi akumulasi gas H2 dan meningkatkan aliran karbon ke arah asetil-KoA yang ditandai dengan meningkatnya pembentukan asetat dan butirat, namun tidak dapat meningkatkan etanol yang terbentuk. Oksidasi piruvat menjadi asetil-KoA membutuhkan reduksi ferredoxin (Fd) dan Fd tereduksi akan dioksidasi oleh dehidrogenase yang akan menghasilkan Fd dan melepaskan elektron berupa molekul hidrogen (Mizuno dkk., 2000). Fynn dan Syfila (1990) menyatakan pada kondisi tekanan parsial H 2 rendah, NADH + H + akan dioksidasi kembali dalam jalur pembentukan hidrogen dan pada kondisi ini asetat merupakan produk utama yang terbentuk. Tekanan parsial hidrogen mempengaruhi besaran komposisi produk fermentasi. Baik penelitian ini maupun penelitian yang dilakukan Syafila dkk., (2010); Mizuno dkk., (2000) dan Kim dkk., (2006) menunjukkan bahwa flushing N 2 menghasilkan asetat sebagai produk utama fermentasi dan tidak dapat meningkatkan pembentukan etanol. Lamed dkk., (1988) dalam Mizuno dkk., (2000) menyatakan produksi asetat dan hidrogen oleh Clostridium thermocellum merupakan penghambat bagi organisme untuk produksi etanaol. Etanol terbentuk pada pH 2 10 -1 atm (Harper dan Pohlan, 1986 dalam Anderson dkk., 2006). Pada penelitian ini, flushingN 2 pada kedua reaktor tidak dapat meningkatkan pembentukan etanol dan semakin besar flushing gas N 2 semakin kecil etanol yang dihasilkan. Pengaruh flushing N 2 terlihat pada terhambatnya pembentukan asam laktat dan 83 propionat. Pengaruh flushing N 2 terhadap degree acidification (DA), degree ethanofication (DE) dan yield produk dapat dilihat pada Tabel V.3. Tabel V.3 Pengaruh flushing N 2 terhadap DA dan yield produk fermentasi Parameters Tanpa Flushing Flushing N20,15 L/menit/L cairan Flushing N20,2 L/menit/L cairan Degree ethanofication * 0,01 0,01 0,007 Degree acidification * 0,57 0,57 0,81 Yield TAV 0,92 0,91 0,95 Yield etanol 0,10 0,09 0,007 Yield Laktat 0,79 0,76 0,53 Yield format n.d n.d 0,09 Yield asetat 0,81 0,82 0,92 Yield propionat 0,69 0,56 0,75 Yield butirat 0,42 0,50 0,66 Yield valerat 0,15 0,12 0,25 * nilai tertinggi; n.d : tidak ada data V.2 Pengaruh Flushing N 2dan Penambahan Ion Fe 2+ V.2.1 Pengaruh Terhadap COD, VSS dan pH Ion-ion logam dalam jumlah tertentu dibutuhkan untuk keberlangsungan proses enzimatis, namun dapat bersifat toksik pada jumlah yang berlebih. Sub bab ini akan menjelaskan pengaruh flushingN 2 dan penambahan ion Fe 2+ dan Zn 2+ terhadap terhadap kinetika pembentukan produk asidogenesa. Penyisihan COD total pada reaktor yang diberi ion logam Fe 2+ dengan konsentrasi 40, 50, 100, 200 dan 400 mg/L berurutan sebesar 3,26; 2,94; 3,70; 7,41 dan 3,14% dengan laju berurutan 7,52; 6,61; 10,10; 20,20 dan 9,00 mgCOD/L/jam. Variasi konsentrasi Fe 2+ tidak berpengaruh terhadap penyisihan COD total. Sementara itu, penyisihan COD terlarut yang terjadi pada reaktor 40, 50, 100, 200 dan 200 mg Fe 2+ /L berurutan sebesar 0,42; 4,05; 19,75; 24,99 dan 17,81% dengan laju penyisihan berurutan sebesar 0,25; 2,39; 11,26; 14,24; dan 9,39 mgCOD/L/jam. Jika dibandingkan dengan reaktor kontrol (flushingN 2sebesar 0,2 L/menit/Lcairan tanpa penambahan ion logam), penambahan logam tidak meningkatkan reduksi COD total dan terlarut. Dari Gambar V.5 terlihat pertumbuhan biomassa menunjukkan pola yang sama pada seluruh reaktor uji, yakni mengalami peningkatan konsentrasi hingga jam ke-24 percobaan dan mulai mengalami penurunan dari jam ke-36 hingga akhir percobaan. Laju pertumbuhan tertinggi sebesar 30,19; 27,90; 47,29; 31,15 dan 39,81 mgVSS/L/jam pada penambahan ion Fe 2+ berurutan sebesar 40, 50, 100, 200 dan 400 mg/L. 84 0 5000 10000 15000 20000 25000 0 1224364860 72 mgCOD/L jam 0 1000 2000 3000 4000 5000 0 1224364860 72 mgVSS/L jam 0 1000 2000 3000 4000 5000 01224364860 72 mgCOD/L jam 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 0 1224364860 72 pH jam : Fe 40 ppm : Fe 50 ppm : Fe 100 ppm : Fe 200 ppm : Fe 400 ppm A. COD total, B.