I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan fenomena hidrologi yang dapat dianalisa secara kuantitas dalam variabel ruang dan waktu. Intensitas fenomena banjir kian meningkat seiring dengan meningkatnya laju pembangunan yang mengubah karakteristik daerah aliran sungai (DAS) sehingga debit puncak banjir meningkat (Q max) dan waktu retensi tereduksi (t r). Usaha yang dilakukan untuk mengendalikan fenomena banjir lebih banyak dilakukan melalui pembangunan waduk, karena dampak pengendaliannya cepat dan mudah terlihat, serta volume air yang tertampung dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti: irigasi, penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik, perikanan darat dan objek wisata. Namun di sisi lain, laju sedimentasi waduk yang cukup tinggi mengakibatkan penurunan kualitas air siap pakai (Irianto et al, 2001). Menurut Irianto et al (1999a), lahan sawah dengan proporsi sekitar 20% dari total luas DAS merupakan salah satu tipe penggunaan lahan yang penting. Selain sebagai penghasil padi, sawah dapat berfungsi sebagai media pengatur tata air baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun, pemahaman atas kapasitas hidrologis sawah masih belum optimal dijalankan sampai saat ini. Penyebabnya antara lain adalah belum adanya kuantifikasi fungsi hidrologis sawah dan tingginya kompleksitas mekanisme hidrologis antara curah hujan – limpasan permukaan – debit dalam setiap petakan sawah. Upaya kuantifikasi fungsi hidrologis sawah dilakukan pertama kali oleh Wu et al (1997) yang mengasumsikan lahan sawah merupakan suatu kolam retensi besar. Sedangkan kapasitas retensi suatu lahan merupakan kemampuan lahan tersebut untuk menahan dan menampung sebagian volume air limpasan permukaan dan air hujan sebelum mendistribusikannya ke outlet, sehingga dapat menurunkan Q max dan meningkatkan nilai t r. Kapasitas retensi sawah dapat dianalisa secara matematis menggunakan metode flow routing, di mana variabel outflow merupakan hasil interaksi antara I-2 variabel inflow dan fungsi discharge-storage. Variabel inflow atau masukan air dipengaruhi oleh kegiatan irigasi serta fenomena hidrologis seperti peristiwa hujan, fenomena evaporasi, dan infiltrasi. Pertanyaan besar yang dapat diajukan antara lain adalah bagaimana pengaruh adanya variasi skenario intensitas dan durasi curah hujan, variasi jumlah petakan sawah, serta variasi dimensi petakan sawah terhadap kapasitas retensinya. Hipotesa yang dinyatakan adalah efektifitas sawah akan berkurang seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan, mengecilnya dimensi sawah, serta berkurangnya jumlah petakan sawah. Pemodelan matematis ini akan digunakan untuk memodelkan beberapa variasi dari peristiwa di atas untuk menunjukkan perbandingan efektifitas kapasitas retensi sawah. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah melihat kuantifikasi fungsi hidrologis sawah sebagai salah satu upaya mitigasi banjir yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Penulis mampu mendefinisikan kuantitas fenomena hidrologis yang terjadi di dalam sawah yang dipengaruhi oleh peristiwa hujan, infiltrasi ke dalam tanah, serta evaporasi ke atmosfer.