1 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi berkelanjutan (sustainable energi) yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan bauran pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 23% atau 19.000 MW pada tahun 2025[1], [2]. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menjadi salah satu tumpuan untuk mencapai target tersebut. Indonesia memiliki potensi energi panas bumi lebih dari 23,9 GW[1], [2]. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia[2]. Energi panas bumi tersebar mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua[3]. Terdapat dua jenis sumur/reservoar yang ada di Indonesia yaitu yang didominasi uap dan air. Selain uap dan air, reservoar juga mengeluarkan gas. Jenis gas yang paling banyak terkandung adalah CO 2, serta sebagian kecil N2, H2S, dan NH3 [4]. Gas tersebut memiliki temperatur kondensasi yang jauh lebih rendah dari uap, sehingga dapat terakumulasi dan menyebabkan kenaikan tekanan kondensor. Gas yang terakumulasi dapat dikeluarkan dengan menambahkan gas removal system (GRS). Sistem ini umumnya terdiri dari alat penghisap serta inter- dan after-condenser. Jenis alat hisap yang umum digunakan di antaranya steam jet ejector (SJE), centrifugal compressor, liquid ring vacuum pump (LRVP). Selain menghisap gas, alat-alat tersebut juga menghisap uap. Untuk mengurangi uap yang terhisap maka diperlukan kondensor tambahan. Kondensor tersebut disebut inter-condenser (IC) dan after-condenser (AC). Inter dan after-condenser yang digunakan pada GRS umumnya bertipe kontak langsung. Biaya investasi rendah serta kinerja yang baik membuat kondensor ini menjadi pilihan. Jenis ini secara umum memiliki dua komponen utama, yaitu nozel air pendingin dan perforated plate. Penempatan dan bentuk perforated plate bervariasi bergantung pada kebutuhan. 2 Gambar 1-1 Inter dan after-condenser kontak langsung Ditunjukkan Gambar 1-1 skematik IC dan AC serta posisi dan geomerti perforated plate. Perforated plate berfungsi memecah butiran air menjadi butiran yang lebih kecil. Sering terjadi penyumbatan perforated plate akibat padatan yang terkandung dalam uap dan air pendingin.