83 BAB. V Analisis Data V.1 Analisa Data Pengujian Pada bab ini dilakukan analisa data hasil pengujian agregat, analisa hasil perencanaan campuran beton pori berbagai variasi dan analisa hasil pengujian beton pori. Analisa atas hasil pengujian dilakukan mengacu pada ketentuan-ketentuan terkait. V.1.1 Analisis Pengujian Agregat Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2, agregat kasar dan agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi spesifikasi teknis baik dari unsur berat isi, berat jenis, penyerapan, keausan, kepipihan dan kelonjongan serta angularitas, namun kadar lumpur agregat halus lebih besar dari 5%. Hasil pengujian kadar lumpur agregat halus sebesar 19,05%. Hal ini akan berpengaruh dalam penurunan kuat tekan dan kuat lentur beton pori, namun dikarenakan dalam peneltian ini proporsi agregat halus yang digunakan paling banyak hanya 15%, maka kadar lumpur agregat halus tidak memiliki dampak signifikan dalam campuran beton pori. 1. Abrasi dengan mesin Los Angeles Pengujian abrasi dilakukan untuk mengetahui durabilitas dari agregat kasar. Hasil pengujian abrasi dengan mesin Los Angeles pada agregat kasar sebesar 25,86% (500 putaran). Hasil ini menunjukkan bahwa agregat kasar memiliki nilai keausan yang cukup kecil sehingga tidak mudah pecah dan memenuhi nilai yang dipersyaratkan dalam spesifikasi (maks 40%). 2. Partikel kepipihan dan kelonjongan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi agregat kasar yang berbentuk pipih (flacky) dan lonjong (elongated) secara kuantitatif dan dinyatakan dalam indeks kepipihan dan kelonjongan. Indeks kepipihan dan kelonjongan agregat kasar sebesar 16,4%. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kualitas agregat kasar cukup baik sebagai bahan campuran beton pori yang tidak mudah patah dan akan memberikan gradasi serta interlocking yang cukup baik dalam campuran. Hasil pengujian kepipihan dan 84 kelonjongan tersebut telah memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 yaitu maksimal 25%. 3. Butir pecah agregat kasar Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui persentase agregat kasar berbidang pecah (angularitas). Hasil pengujian angularitas pada agregat kasar sebesar 99,54%. Hasil ini menunjukkan bahwa agregat kasar mempunyai bidang pecah yang cukup tinggi sehingga memiliki tahanan gesek yang besar antar butiran dalam campuran yang dapat meningkatkan stabilitas campuran serta tekstur permukaan yang baik dalam meningkatkan kekesatan. Hasil pengujian ini telah memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 yaitu minimum 95%. 4. Berat jenis dan penyerapan agregat Berat jenis agregat menunjukkan nilai kepadatan (density) agregat. Apabila agregat memiliki berat jenis yang kecil maka volume agregat besar sehingga akan mempengaruhi proporsi campuran dalam berat. Dari hasil pengujian berat jenis, diperoleh nilai penyerapan agregat yang menunjukkan persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering. Hasil pengujian menunjukkan bahwa berat jenis agregat kasar sebesar 2,64 dan agregat halus sebesar 2,55 serta penyerapan agregat kasar sebesar 0,21% dan agregat halus sebesar 1,92%. Berat jenis agregat dinilai cukup baik dalam meningkatkan ikatan antar agregat dan pasta semen pada campuran. Hasil pengujian ini juga mememuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 yaitu berat jenis agregat kasar min. 2,1 dan penyerapan agregat kasar maks. 2,5% serta penyerapan agregat halus maks. 5%. 5. Berat isi agregat Dari hasil pengujian diperoleh berat isi agregat kasar sebesar 2.465 kg/m 3 untuk kondisi gembur dan 2.552 kg/m 3 untuk kondisi padat serta berat isi agregat halus sebesar 1.378 kg/m 3 untuk kondisi gembur dan 1.586 kg/m 3 untuk kondisi padat. Hasil pengujian ini memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 yaitu min. 1.200 kg/m 3 untuk berat isi lepas. Berdasarkan hasil pengujian ini diketahui bahwa agregat kasar cukup baik sebagai bahan campuran beton karena kepadatan agregat menyebabkan volume pori beton 85 kecil dan kekuatan beton akan bertambah. Porositas atau kepadatan mempengaruhi daya lekat antara agregat dan pasta semen (Anonim, 1997). 6. Kadar lumpur agregat Hasil pengujian kadar lumpur untuk agregat kasar sebesar 4,67% dan agregat halus sebesar 19,05%. Nilai kadar lumpur untuk agregat halus tidak memenuhi spesifikasi yaitu sebesar < 5%. Hal ini akan berpengaruh pada penurunan kuat tekan dan kuat lentur beton pori, namun dikarenakan dalam peneltian ini proporsi agregat halus yang digunakan paling banyak hanya 15% dari berat agregat kasar, maka kadar lumpur agregat halus tidak memiliki dampak signifikan dalam campuran beton pori. V.1.2 Analisa Perencanaan Campuran Beton Pori Berdasarkan hasil perencanaan campuran beton pori diperoleh 5 (lima) variasi campuran sebagai berikut: x Variasi 1 : Ukuran agregat kasar 15 – 30 mm, 15% agregat halus, faktor air semen sebesar 0,30, rasio agregat semen sebesar 1:3 dan tanpa penambahan zat aditif x Variasi 2 : Ukuran agregat kasar 10 – 20 mm, 5% agregat halus, faktor air semen sebesar 0,28, rasio agregat semen sebesar 1:4 dan dengan penambahan zat aditif berupa superplasticizer jenis Viscocrete-3115 N sebesar 1,2 x Variasi 3 : Ukuran agregat kasar 5 – 10 mm, tanpa agregat halus, faktor air semen sebesar 0,22, rasio agregat semen sebesar 1:4 dan dengan penambahan zat aditif berupa superplasticizer jenis Viscocrete-3115 N sebesar 1,2 x Variasi 4 : Ukuran agregat kasar 3 – 5 mm, 15% agregat halus, faktor air semen sebesar 0,2, rasio agregat semen sebesar 1:4 dan dengan penambahan zat aditif berupa superplasticizer jenis Viscocrete-3115 N sebesar 0,8 x Variasi 5 : Ukuran agregat kasar 3 – 5 mm, tanpa agregat halus, faktor air semen sebesar 0,2, rasio agregat semen sebesar 1:4 dan dengan penambahan zat aditif berupa superplasticizer jenis Viscocrete-3115 N sebesar 0,8 dan Silica Fume sebesar 6%. 86 Variasi 1 merupakan variasi awal yang digunakan untuk mengetahui besar rasio agregat semen yang sesuai dalam campuran yang direncanakan. Namun besar rasio agregat semen yang digunakan pada variasi 1 tidak dilanjutkan kembali dikarenakan hasil visual dari beton segar pada campuran variasi 1 ini menunjukkan bahwa pasta semen yang dihasilkan dengan rasio tersebut masih terlalu banyak sehingga menutup pori-pori beton yang berakibat mengurangi laju infiltrasi dari beton pori tersebut. Variasi 2 dan variasi 3 dibuat untuk mengetahui pengaruh besaran dari penambahan zat aditif berupa superplasticizer terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton. Namun dalam variasi 4 dan variasi 5 kadar superplasticizer diturunkan sesuai ketentuan pemakaian produk pada beton normal untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton. Pada variasi 5 ditambahkan zat aditif lainnya berupa Silica Fume sebesar 6% mengikuti jurnal penelitian sebelumnya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton pori. V.1.3 Analisa Pengujian Campuran Beton Pori Analisa dilakukan terhadap hasil pengujian kuat tekan, pengujian kuat lentur dan pengujian laju penyerapan air (infiltrasi) beton pori yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisa hasil pengujian dilakukan terhadap kelima variasi campuran beton pori. V.1.3.1 Pengujian Kuat Tekan Campuran Beton Pori Kuat tekan beton pori dapat memberikan gambaran sifat-sifat mekanis dari beton pori dikarenakan karakteristik utama beton dalam menahan gaya tekan, namun sangat lemah dalam menerima gaya tarik. Kuat tekan beton pori dipengaruhi oleh kekuatan komponen-komponen pembentuknya yaitu pasta semen, volume rongga, agregat dan interface (hubungan antar muka) antara pasta semen dengan agregat.