STUDI PENGARUH PERSEN SOLID, pH, DAN PENAMBAHAN REAGEN VISCOSITY MODIFIER TERHADAP PRODUKTA HASIL WET GRINDING BIJIH TIMAH PRIMER TIPE OXIDE ASAL BATUBESI, BELITUNG TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung Oleh: RIZKI NURIYANSYAH 12519008 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK METALURGI FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TAHUN 2024 ii LEMBAR PENGESAHAN STUDI PENGARUH PERSEN SOLID, pH, DAN PENAMBAHAN REAGEN VISCOSITY MODIFIER TERHADAP PRODUKTA HASIL WET GRINDING BIJIH TIMAH PRIMER TIPE OXIDE ASAL BATUBESI, BELITUNG TUGAS AKHIR RIZKI NURIYANSYAH 12519008 Bandung, 23 Januari 2024 Disetujui untuk Program Studi Sarjana Teknik Metalurgi ITB Oleh: Ir. Edy Sanwani, M.T., Ph.D. Pembimbing v STUDI PENGARUH PERSEN SOLID, pH, DAN PENAMBAHAN REAGEN VISCOSITY MODIFIER TERHADAP PRODUKTA HASIL WET GRINDING BIJIH TIMAH PRIMER TIPE OXIDE ASAL BATUBESI, BELITUNG ABSTRAK Sebanyak 70% sumber bijih timah dunia berasal dari deposit sekunder. Cadangan yang menurun setiap tahunnya mengakibatkan gencarnya eksplorasi dan eksploitasi deposit timah primer, contohnya di wilayah Batubesi, Pulau Belitung, yang memiliki beragam zona deposit, salah satunya oxide. Grinding merupakan proses penting dalam reduksi ukuran bijih hingga ukuran optimumnya agar mineral berharga dapat terliberasi. Optimasi proses wet grinding dapat dilakukan dengan peningkatan mill throughput melalui penambahan persen solid slurry. Pada penelitian ini, dikaji pengaruh persen solid dan reagen viscosity modifier dalam beragam pH terhadap viskositas dan ukuran P 80 produkta grinding. Preparasi bijih timah dilakukan sebelumnya melalui beberapa proses, antara lain pengeringan di suhu xr¹ selama 3 hari, analisis ayak, crushing bijih berukuran +3#, desliming partikel 400#, homogenisasi produkta crusher dengan bijih, pemercontohan, dan karakterisasi awal x-ray diffraction (XRD) serta x-ray fluorescence (XRF). Setelah itu, sampel digerus menggunakan ball mill dengan berbagai variasi persen solid, yaitu 50%, 60%, 75%, dan 85%. Untuk percobaan variasi pH, ditetapkan persen solid slurry sebesar 75% dan penambahan reagen viscosity modifier PAA berupa reagen Flosperse 1000 sebanyak 400 gpt pada beragam pH, meliputi 6, 8, dan 10. Peningkatan pH slurry dari 6 menjadi 8 dan 10 dilakukan melalui pencapuran NaOH 1 M ke dalam slurry. Tiap sampel pada aneka variasi percobaan digerus di berbagai waktu, yakni 2, 5, 10, 15, 20, 30, 40, 60, dan 80 menit. Sampel digerus dengan kecepatan putaran 80% dari kecepatan kritisnya senilai 81,96 rpm. Produkta grinding diukur viskositasnya menggunakan rheometer Brookfield D-III sebelum diayak. Setelah diayak, berat produkta pada tiap fraksi ukuran diukur dan data analisis ayak yang diperoleh dialurkan melalui kurva direct plot distribusi ukuran partikel. Dari kurva tersebut, dapat ditentukan ukuran P 80 produkta. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa ukuran P 80 produkta menurun selama pertambahan waktu grinding, tetapi viskositasnya meningkat. Pada percobaan variasi persen solid, semakin tinggi persen solid slurry, semakin tinggi pula viskositas dan ukuran P 80 produkta pada tiap waktu grinding. Ketika proses grinding 75% solid ditambahkan reagen viscosity modifier tanpa perubahan pH slurry (tetap pada rentang 6), terjadi penurunan viskositas dan ukuran P 80 produkta grinding. Sementara itu, peningkatan pH slurry sebesar 8 dan 10 pada grinding dengan penambahan reagen viscosity modifier menyebabkan viskositas dan ukuran P 80 produkta relatif menurun dibandingkan slurry pada pH 6.