RUANG GAGAS SENIMAN DI YOGYAKARTA ACE HOUSE COLLECTIVE PASCA BOOM SENI RUPA 2000 -AN TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh KUNTUM INDAH PURNAMA SARI NIM: 27020005 (Program Studi Magister Seni Rupa) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Desember 2023 ABSTRAK RUANG GAGAS SENIMAN DI YOGYAKARTA ACE HOUSE COLLECTIVE PASCA BOOM SENI RUPA 2000-AN Oleh Kuntum Indah Purnama Sari NIM: 27020005 (Program Studi Magister Seni Rupa) Pasca Boom Seni Rupa 2000-an, seniman-seniman muda mulai bersatu untuk membentuk kolektif atau komunitas seni dan memulai bereksperimen dengan format kolektif sebagai respons terhadap perubahan sosial, politik, budaya dan teknologi. Ace House Collective terbentuk sebagai salah satu kolektif – ruang gagas seniman yang dibentuk sejak tahun 2011 yang berfokus pada pendekatan budaya populer dan anak muda, secara teori maupun praktik, kontekstual dan konseptual, serta menemukan kemungkinan-kemungkinan baru dalam perspektif seni visual. Penelitian ini menganalisis ruang gagas seniman Ace House Collective pasca boom seni rupa 2000-an serta melihat signifikansinya di Yogyakarta. Tujuan penelitian ini selain untuk memberikan pandangan mengenai gagasan dan wacana perkembangan praktik kerja yang dibangun Ace House Collective yang dapat memberikan dampak positif dan dinamisasi bagi medan seni rupa di Yogyakarta serta melihat signifikansi Ace house collective dalam medan seni rupa di Yogyakarta pasca boom seni rupa 2000-an. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori Art World dari Howard S. Becker dan teori Medan, Habitus dan Modal dari Bourdieu, dapat diidentifikasi bahwa Ace House Collective bukan hanya sekadar ruang fisik, melainkan juga medan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan kompleks antarindividu, komunitas, dan institusi seni. Ace House Collective menjadi entitas penting dalam ekosistem seni rupa, mempertahankan eksistensinya, dan memainkan peran strategis dalam membentuk dinamika seni rupa Yogyakarta dengan cara program dan proyek serta berbagai macam kerjasama Ace House Collective muncul sebagai role model dari sebuah kelompok seniman yang mampu beradaptasi, bertahan, dan berkontribusi pada dinamika seni rupa pasca boom seni rupa Indonesia pada tahun 2000-an. Dengan memahami dan mengimplementasikan teori Howard S. Becker dan teori Bourdieu, mereka tidak hanya bertahan dalam medan seni yang berubah, tetapi juga membentuk perubahan, menunjukkan keberlanjutan dan relevansi dalam ekosistem seni rupa kontemporer. Kesimpulan dari penelitian ini, Ace House Collective adalah ruang gagas seniman di Yogyakarta yang dibentuk pada tahun 2011, yang telah menjadi entitas yang integral dalam ekosistem seni rupa Yogyakarta. Ace House Collective berhasil menciptakan ruang representasi yang penting dalam ekosistem seni rupa Yogyakarta. Mereka bukan hanya produsen karya seni, melainkan juga pemain strategi dalam membentuk dinamika seni rupa Yogyakarta. Melalui pameran dan proyek seni, mereka memperkenalkan gagasan dan nilai-nilai seni yang diakui oleh berbagai pemangku kepentingan seni rupa. Ace House Collective beroperasi dalam medan seni rupa Yogyakarta dengan membentuk identitas seni rupa melalui kolaborasi, eksperimentasi, dan interaksi dengan konteks sosial. Mereka berhasil membangun reputasi yang kuat dan memperkuat posisi mereka dalam hierarki seni rupa. Ruang Gagas mereka menjadi modal khusus yang memberikan akses peluang kolaborasi, pameran, dan jejaring. Ace House Collective muncul sebagai role model ruang gagas seniman pasca boom seni rupa Indonesia pada 2000-an di Yogyakarta. Kata kunci: Ruang gagas seniman, Ace House Collective, Pasca Boom Seni Rupa, Yogyakarta. ABSTRACT ARTIST INITIATIVE SPACE IN YOGYAKARTA ACE HOUSE COLLECTIVE POST 2000'S FINE ARTS BOOM By Kuntum Indah Purnama Sari NIM: 27020005 (Master’s Program in Visual Art) After the Fine Arts Boom of the 2000s, young artists began to unite to form art collectives or communities and began experimenting with collective formats as a response to social, political, cultural and technological changes. Ace House Collective was formed as a collective – an artist initiative space formed in 2011 which focuses on approaches to popular and youth culture, theoretically and practically, contextually and conceptually, as well as finding new possibilities in a visual arts perspective. This research analyzes the Ace House Collective artist's space after the 2000s art boom and looks at its significance in Yogyakarta. The aim of this research is to provide an insight into the ideas and discourse on the development of work practices developed by the Ace House Collective which can have a positive and dynamic impact on the fine arts field in Yogyakarta as well as to see the significance of the Ace House Collective in the fine arts field in Yogyakarta after the 2000-2000 fine arts boom. an. The research method used is a qualitative research method. This research uses Howard S. Becker's Art World theory and Bourdieu's Terrain, Habitus and Capital theory. It can be identified that the Ace House Collective is not just a physical space, but also a field that influences and is influenced by complex relationships between individuals, communities and art institutions. . Ace House Collective has become an important entity in the fine arts ecosystem, maintaining its existence, and playing a strategic role in shaping the dynamics of Yogyakarta fine arts through programs and projects as well as various kinds of collaboration.