1 Bab I Pendahuluan Bab pendahuluan terbagi menjadi tujuh bagian yang setiap subbab akan menjelaskan mengenai uraian awal penelitian dari lataribelakang dan rumusan masalah yang mendasari topik penelitian serta gambaran umum mengenai pelaksanaan penelitian. Ketujuh subbab tersebut terdiri dari latar belakang, masalah penelitian, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika pembahasan, serta kerangka pikir penelitian. I.1. Latar Belakang Jakarta sebagai pusat perekonomian memiliki salah satu aglomerasi perkotaan terbesar di dunia (Demographia, 2023). Kota aglomerasi yang terdiri dariiJakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi atau lebih dikenal sebagai Jabodetabek memiliki jumlah populasi sebanyak 35.4 juta jiwa. Populasi yang tinggi pada metropolitan besar menciptakan pergerakan yang tinggi antar wilayahnya. Salah satu jaringan transportasi publik yang menyeluruh dan paling diminati adalah kereta rel listrik (KRL). Moda tersebut telah berkontribusi dalam pergerakan penduduk Jabodetabek sebanyak 215 juta jiwa yang tersebar dari 92 stasiun KRL (KCI, 2022). Salah satu transit yang berada pada pusat kota adalah Stasiun Manggarai. Stasiun tersebut dalam transisi switch over (SO), sehingga mengalami beberapa perubahan. Transisi switch over merupakan peralihan sistem persinyalan, operasional, iatau pelayanan untuk meningkatkan pengguna kereta api. Kebijakan tersebut sedang diterapkan oleh PT KAI Commuter sejak 28 Mei 2022. Transisi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan layanan KAI di Stasiun Manggarai, mulai dari perjalanan Kereta Api (KA) Jarak Jauh, KRL Jabodetabek, maupun KA Bandara. Serta, guna mengakomodasi tingginya lalu lintas kereta api dan mengurai bottleneckiyang sering terjadi. Stasiun Manggarai kemudian dikembangkan oleh DJKA untuk menjadi stasiun sentral yang akan memiliki 18 jalur aktif saat pengoperasianipenuh nanti. Keseluruhan jalur, pengembangan integrasi dan interkoneksi antarmoda tersebut akan melayani dan 2 memudahkan pergerakani1,2ijuta penumpang yang diperkirakan akan dilayani oleh Stasiun Manggarai dalam satu gedung stasiun. Pengembangan Stasiun Manggarai merupakan salah satuibagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) karena permintaan akan stasiun tersebut yang besar. Beberapa langkah telah dilakukan seperti pengembangan Double-Double Track (DDT) serta renovasi dan pembangun stasiun. Pembangunan tersebut telah menghasilkan stasiun dengan 3 lantai yang akan dibagi berdasarkan rute disetiap peronnya. Hingga Mei 2022, proyek ditargetkan selesai pada tahun 2024-2025 tersebut telah mencapai progres pembangunan 60,18% dan telah memasuki proses SO 6 (Republika, 2022). Proses pembangunan yang lambat tersebut dikarenakan stasiun tersebut harus tetap beroperasi secara penuh dan pengerjaan konstruksi hanya dapat dilakukan empatijam perharinya pada malam hari (Voi, 2022). (a) (b) Gambar I. 1 Perubahan rute KRL Jabodetabek; (a) Rute sebelum SO; (b) Rute setelah SO. Sumber: PT KAI, 2013; PT KAI, 2022. Setelah berhasil menambah 3 lantai stasiun pada Stasiun Manggarai, kini diterapkan perubahan rute. Berdasarkan SO yang dilakukan, terdapat dua rute yang berubah dan 3 dihapus. Rute Depok/Bogor/Nambo dan Cikarang/Bekasi dirubah. Sedangkan rute Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Kampung Bandan dihapus. Melanjuti perubahan rute, penumpang pun diminta untuk transit pada Stasiun Manggarai dan berpindah pada peron lain untuk mencapai rute yang telah dihapus tersebut. Menanggapi SO, PT. KCI mengerahkan beberapa petugas untuk membantu proses adaptasi komuter dan meningkatkan menjadi 1.081 perjalanan setiap harinya. Selain itu, kecepatan maksimal yang sebelumnya hanya 70 km perjam, kiniimeningkat menjadii90ikm perjam dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Jakarta Kota dengan jarak waktu antara rata-rata lima menit. PT. KCI pun menghimbau para penumpang untuk mengakses aplikasi KRL Access agar dapat melihat jadwal kereta secara virtual dan tidak perlu berada dalam stasiun untuk mendapatkan informasi tersebut (TvOne, 2023). (a) (b) Gambar I. 2 Perubahan bentuk transit Stasiun Manggarai; (a) Stasiun sebelum renovasi; (b) Stasiun setelah renovasi. Sumber: CNN, 2021; Handayani & Kurniawan, 2022; Kompas.com, 2022; Pulungan, 2022. 4 Perubahan yang terjadi dapat dikategorikan sebagai disrupsi. Disrupsi transportasi publik adalah segala bentuk perubahan operasional maupun infrastruktur, secara terencana maupun tidak yang menyebabkan pelayanan transportasi publik sama seperti pengoperasian umumnya. Disrupsi dapat memberikan dampak signifikan dan destruktif pada sistem serta mengarahkan keputusan kritis dari perspektif penumpang seperti keterlambatan hingga pembatalan perjalanan (Adele et al., 2019). Faktanya, penumpang KRL telah mengeluhkan kondisi tersebut dan merasa terbatasi pergerakannya karena terjadi penumpukan bahkan overload di Stasiun Manggarai. Salah satu golongan penumpang yang terdampak adalah komuter. Sebagaimana komuter telah memiliki rutinitas terstruktur untuk pergi dan pulang kerja setiap harinya. Pergerakan KRL tertinggi dengan presentase 60% berasal dari Stasiun Bogor juga terdampak perubahan rute (KumparanNews, 2023). Rute yang diterapkan kini menghilangkan rute stasiun akhir Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Kampung Bandan. Berdasarkan media berita populer, peak hour terjadiipada jam pulang kerja yaitu pukul 16.00-18.00iWIB (TvOne, 2023). Pada peak hour tersebut terjadi penumpukan penumpang. PT KCI mengatakan bahwa penumpukan tersebut terjadi karena pembangunan Stasiun Manggarai yang belum rampung. Sedangkan Kementrian Perhubungan mengatakan hal tersebut dikarenakan fasilitas escalator yang belum beroperasi, sehingga memperlambat perpindahan penumpang antar peron. Berdasarkan media sosial maupun berita dikatakan beberapa penumpang telah melakukan perubahan perilaku untuk menghindari ataupun beradaptasi dengan perubahan pada Stasiun Manggarai.