19 BAB III GEOLOGIDAERAH PENELITIAN 3.1Geomorfologi Umum Daerah Penelitian Interpretasi awal geologi daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis geomorfologi. Analisis awalgeomorfologi dilakukan dengan menggunakan peta rupabumi Indonesia (RBI)dandigital elevation modelnasional (DEMNAS) yang dikeluarkan olehBadan Informasi Geospasial. Menggunakan peta RBI tersebut, penulis dapat menganalisis pola kontur, kemiringan lereng, pola kelurusan, dan pola aliran sungai. Secara umum, daerah penelitianmemilikielevasi berkisar antara2.201 hingga834meter diatas permukaan laut.Daerah penelitianmemiliki beragam pola kontur. Bagian timur dari daerah penelitan memiliki pola konturyang rapat dan bergelombang, dan cenderung mengerucut ke arah Gunung Bukittunggul. Bagian barat laut daridaerah penelitianmemiliki pola kontur yang cukup renggang dan mengerucutke arah Gunung Tangkubanparahu. Bagian tengah dari daerah penelitian memiliki pola kontur yang renggang dan cenderung datar, dan diselingi oleh lembah-lembah sungai yang dalamdan terjal. Bagian selatan daridaerah penelitianmemiliki kontur yang rapat, dan memiliki kontur yang sangat beragam, mulai dari punggungan yang berorientasi relatiftimur lautbarat daya, dan lembah sungai yang juga berorientasi relatiftimur lautbarat daya, serta lereng yang dalam dan curam di antara keduanya.Perbedaan pola kontur pada daerah penelitian menandakan adanya perbedaan tingkat resistensibatuan terhadap erosi. Elevasi tertinggi terletak pada GunungBukittunggul di bagiantimurdan elevasi terendah terletak padabagianselatan daerah penelitian, yaitu Jembatan Sungai Cikapundung di Jl. Dago Giri. Berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng oleh van Zuidam (1985), kemiringan lereng daerah penelitian bervariasi dari datar () hingga curam sampaisangatterjal ().Kemiringan lereng yang datarlandai dan curam sangat terjal memiliki proporsi yang kurang lebih sama di wilayah penelitian penulis.Gambar3.1menunjukkan peta kemiringan lereng di daerah penelitian berdasarkan klasifikasi van Zuidam (1985). 20 Gambar3.1PetakemiringanlerengKecamatan Lembang dan Sekitarnya (menggunakan klasifikasiVan Ziudam, 1985) 3.1.1Pola KelurusanDaerah Penelitian Hasil analisis penarikan932kelurusan yang teramati pada daerah penelitiandan sekitarnyadari petaRBIdanDEMNASdidapatkan arahyang sangat beragam, yang dapat dilihat padaGambar3.2. Populasi tertinggi adalah 40 kelurusan pada rentang azimut atau . Namun, panjang terbesar dari kelurusan-kelurusan ini berada di rentang azimutatau (Gambar3.3).Hasil dari analisis pola kelurusan diinterpretasikan sebagaipola kekar dan struktur-struktur yang telah terbentuk sebelumnya, serta arah-arah dari punggungan dan lembahan. Gambar3.2Peta analisispolakelurusan Kecamatan Lembang 21 Gambar3.3Diagram mawar kelurusan Kecamatan Lembangberdasarkan frekuensi 3.1.2Pola Aliran Sungai Daerah Penelitian Daerah penelitianmasuk ke dalam empat daerah aliran sungai, yaitu Sungai Cikapundung, Sungai Cibeureum, Sungai Cimahi, dan Kawah Gunung Tangkubanparahu(Gambar3.4). DAS Sungai Cikapundung melampar seluas 78,17km 2 atau 81,22% daridaerah penelitian. DAS Sungai Cibeureum melampar seluas16,32km 2 atau 16,95% daridaerah penelitian. DAS Sungai Cimahi melampar seluas1,1km 2 atau 1,14% daridaerah penelitian. DAS Kawah Gunung Tangkubanparahu melampar seluas0,66km 2 atau0,69% dari daerah penelitian. Gambar3.4Peta daerahaliran sungai Kecamatan Lembang 22 Analisis pola aliran sungai dilakukan untuk interpretasi tahapan geomorfologi, litologi, dan struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian. Pola aliran sungai dalam analisis ini dikelompokkan mengacu pada Drummondan Erkeling (2014).Berdasarkan klasifikasi tersebut, pola aliran sungai di daerah penelitan penulis terdiri dari beberapa pola aliran sungai (Gambar3.5), yaitu: 1.Radial Pola aliran ini bersifat aliran yang menyebar dari satu titik. Pola aliranini memiliki implikasi geologi yaitubiasanya mewakili tahap awal diseksi fluvial dari fitur tersebut, biasanya berupagunungapiatau kubah. Pola aliran ini berada di sekitar GunungTangkubanparahu dan Gunung Putri (bagian baratdaerah penelitian). 2.Paralel Pola aliran sungai ini ditandai dengan anak sungai yang mengalir hampir sejajar satu sama lain dan aliran utama. Pola aliran sungai ini memiliki implikasi geologi, yaitu lereng regionalyang memiliki kemiringan lerengsedang hinggacuramatauwilayahstruktur paralel memanjang. Wilayah yang memiliki pola aliran sungai ini berada di punggungan di bagian selatan Lembang. 3.Dendritik Pola aliran sungai ini ditandai percabangantidak teratur ke segala arah dengan anak sungai bergabung dengan arus utama di semua sudut. Pola aliran sungai ini memiliki implikasi geologi, yaitu batuan yang memiliki ketahanan seragam terhadap erosi dan/atau tidak memiliki kemiringan regional yang konsisten pada saat drainase dimulai.Pola aliran sungai ini ditemukan di sepanjang punggungan pengunungan di bagian timurdari daerah penelitian. 23 Gambar3.5Peta pola aliran sungai Kecamatan Lembang 3.1.3Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian Satuan geomorfologi daerah penelitian dibagi berdasarkan kesamaan karakteristik bentuk muka bumi yang dianalisis dari peta topografi, citra satelit, proses morfologi, pola kontur, dan pengamatan langsung di lapangan. Pembagian dan penamaan satuan geomorfologi daerah penelitian mengacu pada klasifikasi Brahmantyo dan Bandono (2006)serta klasifikasi morfogenetik Cekungan Bandung (Dam, 1994). Satuan geomorfologi daerah penelitian dibagi menjaditujusatuan geomorfologi,yaitu:Satuan Bukit Tererosi Gunung Putri,Satuan Dataran Lembang,Satuan Gawir Sesar Lembang,Satuan KerucutGunungapiTangkubanparahu,Satuan Punggungan Blok TererosiSesar Lembang,Satuan Punggungan SisaGunungapiTererosi Gunung Sunda. 1.Satuan Bukit Tererosi Gunung Putri Satuan Bukit Tererosi Gunung Putri (Gambar3.6) meliputi4,17 km 2 atau 4,43%dari luas daerah penelitian, berada dibagian tengah daerah penelitian yang ditandai dengan warnacoklatpada peta geomorfologi (Lampiran B). Morfologi pada satuan ini didominasi olehbukit yang telah tererosidengan ketinggian topografi diantara1.5871.225mdpl dengan kemiringan lereng berkisar (landai hingga terjal)yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh kemiringan lereng curamterjal. 24 Pola aliran sungai yang berkembang pada satuan ini berupa pola aliranradial.Satuan ini dikontrol olehbatuan yang lebih resisten dibandingkan dengan wilayah sekitarnya.Berdasarkan geologiregional, litologi satuan ini terdiri dariSatuan ProdukGunungapiTua (Qvu) dan Satuan Tuf Pasiran (Qyd).Tata guna lahan satuan inisebagian besar adalah wilayah pertanian dan kawasan hutan lindung,serta sedikit wilayah pemukiman. Gambar3.6Morfologi Satuan KerucutGunungapiTangkubanparahu, Bukit Tererosi Gunung Putri, Punggungan SisaGunungapiTerrerosi Gunung Sunda, dan Dataran Lembang dari Gunung Batu 2.Satuan Dataran Lembang SatuanDataran Lembang(Gambar3.6) meliputi33,23km 2 atau 34,52% dari luas daerah penelitian, berada di bagian tengah daerah penelitian yang ditandai dengan warnaungupada peta geomorfologiyang membentang dari batas barat Kecamatan Lembang hingga bagian timur dari Kecamatan Lembang(Lampiran B). Morfologi pada satuan ini didominasi olehdataran yang melampar luas, namun juga diselingi oleh lembah-lembah sungai yang dalam dan curam.Ketinggian topografi di antara1.4001.075 25 mdpldengan kemiringan lereng berkisar 2°55° (landaihingga terjal). Sebagian besar dari satuan geomorfologi ini memiliki kemiringan lereng yang landai. Pola aliran sungai yang berkembang pada satuan ini berupasedikit pola aliranparalel di bagian baratselatan,dendritikdi bagian timur, dan radialdi bagianbaratdari satuan tersebut.Satuan ini dikontrol olehbatuan hasil endapan erupsi Gunung Tangkubanparahu dan disertai oleh kemungkinankelurusan-kelurusan yang mengakibatkanlembah-lembah sungai yang relatif lurus dan dalam, serta batuan yang kurang resisten. Berdasarkan geologi regional, litologi satuan inisebagian besarterdiri dari Satuan Tuf Pasiran (Qyd)dan Satuan Endapan Danau (Ql).Selain itu, litologi satuan ini juga disusun oleh Satuan Tuf Berbatuapung (Qyt) dan Satuan Lava (Qyl) yang melampar di lembah-lembah sungai, serta Satuan ProdukGunungapiTua (Qvu) yang melampar di lembah sungai bagian barat dan perbukitan di timur laut dan sedikitSatuan Tuf Berbatuapung (Qyt)di bagian timur.Tata guna lahan satuan ini sebagian besar adalah pemukiman.Pemukiman di Kecamatan Lembang berkonsentrasi di satuan geomorfologi ini karena satuan ini memiliki kemiringan lereng yang landai, sehingga pengembangan pemukiman menjadi lebih mudah. Selain pemukiman, tata guna lahan lainnya di satuan ini adalahkawasan pertanian dan Kawasan hutan lindung. 3.Satuan KerucutGunungapiTangkubanparahu SatuanKerucutGunungapiTangkubanparahu(Gambar 3.6) meliputi16,92km 2 atau17,58% dari luas daerah penelitian, berada di bagianutaradaerah penelitian yang ditandai denganwarnamerahpada peta geomorfologi (Lampiran B). Morfologi pada satuan ini didominasi oleh kerucut Gunungapi Tangkubanparahu dan lerengnya dengan ketinggan berkisar2.0731.300mdpl dengan kemiringan lereng berkisar 2°65° (landai hingga terjal) yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh kemiringan lereng curamsampaiterjal(16°35°). Pola aliran sungai yang berkembang pada satuan ini berupa pola aliranradial.Satuan ini dikontrol oleh batuanhasil erupsi Gunung 26 Tangkubanparahu. Berdasarkan geologi regional, litologi satuan ini sebagian besarterdiri dari Satuan Tuf Pasiran (Qyd).Selain itu, litologi satuan ini lainnya adalah Satuan Lava (Qyl), Satuan Produk Gunungapi Tua (Qvu), dan Satuan Tuf Berbatuapung (Qyt).Tata guna lahan satuan ini sebagian besar adalah kawasan hutan lindung,namundisertai juga oleh kawasan pertanian dansedikit wilayah pemukiman. 4.Satuan GawirSesar Lembang Satuan Gawir Sesar Lembang(Gambar3.7) meliputi1,94km 2 atau 2,02% dari luas daerah penelitian. Satuaninimemiliki lebar yang sempit, namun memanjang dari barat ke timur di sepanjangSesar Lembang. Satuan iniditandai dengan warnabiru mudapada peta geomorfologi (Lampiran B). Morfologi pada satuan ini didominasi olehgawir sesar dan lembah yang memilikikemiringanyang curam. Ketinggian topografi di antara1.652 850mdpl dengan kemiringan lereng berkisar 2°55° (landai hingga terjal) yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh kemiringan lereng curam terjal(16°55°). Gambar3.7Morfologi Satuan GawirSesar Lembang dari Lembang 27 Pola aliran sungai yang berkembang pada satuan ini berupapola aliran paralel di bagian barat dan selatan, sertadendritikdi bagian timur.