14 BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1Fisiografi Regional Fisiografi Jawa Barat dibagi menjadi enam zona fisiografi menurut van Bemmelen (1949) yaitu: Zona Dataran Pantai Jakarta (Dataran Aluvial Jawa Bagian Utara), Zona Antiklinorium Bogor, ZonaGunungapiKuarter, Zona Bandung (Zona Depresi Tengah Pulau Jawa), Zona Pegunungan Bayah (Kubah danPegunungan pada Zona Depresi Tengah), dan Zona Pegunungan Selatan (Gambar2.1).Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing zona fisiografi Jawa bagian barat. Gambar2.1Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949 dan diwarnai oleh Budiman, 2012) 1.ZonaDataran Pantai Jakarta (Dataran Aluvial Jawa Bagian Utara) Zona Dataran Pantai Jakarta terletak di wilayah utara yang membentang dari Cilegon sampai Cirebon. Zona ini bermorfologi dataran datar yang umumnya terdiri dari endapan lahargunungapimuda sertaendapan sungai (van Bemmelen, 1949). 2.Zona Antiklinorium Bogor Zona Antiklinorium Bogorterletak pada bagian selatan Zona Dataran Pantai Jakarta yang membentang dari barat-timur melewati Rangkasbitung, Bogor, Purwakarta, Sumedang, lalu membelok ke arah tenggara sampai 15 Kuningan. Morfologi pada zona ini berupa perbukitan rendah-terjal yang terdiri dari antiklinorium yang terlipat kuat berumur Neogen berarah sumbu barat- timur. Terdapat banyak tubuh intrusi yang membentuk morfologi perbukitan terjal seperti padaKompleks Perbukitan Sanggabuana di Purwakarta (van Bemmelen,1949). 3.ZonaGunungapiKuarter ZonaGunungapiKuarter tersebar di bagian tengah Jawa Barat. Zona ini terdiri dari kumpulangunungapimuda dan endapangunungapimuda berumur Kuarter (Gunung Gede,Gunung Pangrango, Gunung Salak, Gunung Tangkubanparahu, dan lain-lain) (van Bemmelen,1949). 4.Zona Bandung (Zona Depresi Tengah Pulau Jawa) Zona Bandung membentang di bagian tengah Jawa Barat dari bagian barat di Labuhan hingga ke arah tenggara di Segara Anakan. Menurut van Bemmelen (1949), Zona Bandung merupakan puncak antiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh akibat pengangkatan pada akhir Tersier dan terisi oleh endapan gunungapimuda. Batas antara Zona Bandung dan Zona Pegunungan Selatan pada beberapa tempat ditandai dengan perbedaan morfologi perbukitan bergelombang (Gunung Malabar, Gunung Patuha, Gunung Cikuray, dan Gunung Papandayan) serta pada lembah Cimandiri (van Bemmelen, 1949). 5.Zona Pegunungan Bayah (Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah) Zona Pegunungan Bayah terletak di bagian barat daya Jawa Baratdan menyebar hingga ketenggara. Ciri umum morfologi pada zona ini berupa kubah dan punggungan pada Zona Depresi Tengah (van Bemmelen, 1949). 6.Zona Pegunungan Selatan Zona Pegunungan Selatan terletak pada bagian selatan Zona Bandung yang membentang dari Pelabuhan Ratu sampai Pangandaran. Sungai-sungai pada zona ini bersifat konsekuen dan berarah utara-selatan. Litologi pada zona ini umumnya terdiri dari endapanvulkanik berumur OligosenMiosen (van Bemmelen, 1949). 16 Berdasarkan pembagian zona fisiografi Jawa bagian barat oleh Van Bemmelen (1949), makadaerah penelitianmasuk ke dalamZonaGunungapi KuarterdanZona Bandung. 2.2 Stratigrafi Regional Berdasarkan Koesoemadinata danHartono (1981)dalam Brahmantyo (2005), Cekungan Bandung tersusun dari limaformasi batuan, yaitu Formasi Cikapundung, Formasi Cibeureum, Formasi Kosambi, Formasi Cikidang, dan Endapan Sungai(Tabel2.1). Tabel2.1Kolom Stratigrafi Cekungan Bandung (Koesoemadinata dan Hartono, 1981 dalam Brahmantyo, 2005) Umur Satuan StratigrafiTebal (m) Keterangan Holosen Endapan Sungai ±5 Bahan lepas tidak terkonsolidasi, berukuran lempung sampai bongkah. Bidang Erosi Formasi Cikidang 065 Lavabasaltberstruktur kekar kolom, konglomeratgunungapi, tuf kasar berlapis sejajar dan breksigunungapi yang kadang-kadangberwarna coklat tua. Pleistosen Atas Formasi Kosambi 080 Batulempunggunungapi, batulanau gunungapi, mengandung sisa tumbuhan, setempat dijumpai struktur perlapisan dansilang-siur. Formasi Cibeureum 0180 Perulangan urut-urutan breksi-tuf, fragmen skoria andesit-basaltdan batuapung. Pleistosen Bawah Bidang Erosi Formasi Cikapundung±0350 Konglomeratgunungapi, breksi gunungapi, tuf, dan sisipan lavaandesit. Umumnya berwarna lebih terang dari formasi lainnya, fragmen piroksen andesit. 2.3 Struktur Geologi Regional Pulau Jawa merupakan bagian dari sistem busur kepulauan yang telah mengalami interaksi konvergen antara Lempeng Samudera Hindia-Australia dengan Lempeng Eurasia.Interaksi ini terjadi dengan Lempeng Samudera Hindia- Australia bergerak ke utara yang menunjam ke bawah tepian Benua Eurasia yang relatif tidak bergerak.Hasil interaksi tersebut menghasilkan empatpola struktur yang dominandi Jawa Barat (Gambar2.2) (Brahmantyo, 2005), yaitu: 17 Gambar2.2Polastruktur Pulau Jawa(Sribudiyani dkk., 2003) 1.Pola Meratus yang berarah timur lautbarat daya, terbentuk pada Kapur Akhir hingga Eosen Awal dan merupakan pola tertua di Pulau Jawa.