40 Bab IV Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai tahapan penelitian yang dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama, menjelaskan metodologi dari penelitian yang dilakukan. Bagian kedua menjelaskan proses pembangkitan frinji dengan penambahan derau pada proses simulasi. Bagian ketiga, menjelaskan proses pengolahan yang digunakan untuk rekonstruksi peta fasa yang menjadi usulan pada penelitian ini. Bagian keempat menjelaskan perangkat dan antarmuka yang digunakan untuk melakukan simulasi. Simulasi Citra Frinji (dengan gangguan) Pengolahan Praproses Citra Frinji (hasil koreksi) Pemrosesan Fasa Citra Fasa (Peta fasa absolut) Pengolahan Pascaproses Citra Fasa (hasil penghalusan) Gambar IV.1. Blok Diagram dari proses percobaan 41 IV.1. Rancangan Penelitian IV.1.1. Metodologi Penelitian Metodologi pada penelitian ini memiliki alur proses sebagai berikut: 1. Ulasan mengenai teknik proyeksi frinji profilometri secara umum baik proyeksi dengan menggunakan frinji skala-keabuan maupun frinji berwarna. 2. Studi literatur mengenai teknik proyeksi frinji digital yang berkaitan dengan pemodelan gangguan dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi efek gangguan. 3. Pembuatan program rekonstruksi peta fasa pada proyeksi frinji digital berwarna dengan algoritma yang umum dipakai. 4. Pembuatan simulator frinji dengan tambahan gangguan dari model yang telah didapatkan pada studi awal. 5. Perumusan metode pengolahan pra-proses yang akan ditambahkan pada algoritma rekonstruksi peta fasa. 6. Evaluasi hasil rekonstruksi secara individual setiap metode terhadap frinji yang disimulasikan dengan satu elemen gangguan. 7. Penyusunan metode yang digunakan berikut dengan parameter yang digunakan sebagai pengolahan pra-proses. Proses ekperimen yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar IV.1. Citra frinji dengan penambahan gangguan dihasilkan melalui simulasi. Citra frinji tersebut diolah melalu pengolahan pra-proses yang diusulkan pada penelitian ini, untuk mengkoreksi kesalahan intensitas pada citra. Setelah itu, citra tersebut diolah melalui pemrosesan fasa untuk mendapatkan peta fasa absolut. Peluang untuk pengolahan pasca-proses pada penelitian ini juga diamati untuk melihat potensi pada penelitian selanjutnya. IV.1.2. Simulator Frinji Salah satu bagian utama dari penelitian ini merupakan bagaimana membangun simulasi frinji dengan melibatkan faktor-faktor gangguan yang dapat terjadi pada 42 pengukuran dengan menggunakan teknik proyeksi frinji. Yang mana pada penelitian ini, diasumsikan bahwa citra frinji terbentuk dipengaruhi gangguan sebagai berikut, (i) gangguan pada sistem proyeksi berupa intensitas nonlinier; (ii) modulasi fasa akibat profil permukaan; (iii) gangguan dari reflektivitas dan cahaya latar; (iv) gangguan akibat karakteristik kamera berupa ketidakseimbangan warna dan cakap-silang warna dan (v) derau acak. IV.1.3. Rekonstruksi Frinji Citra frinji yang dihasilkan Rekonstruksi frinji merupakan proses pengolahan dari citra frinji yang dicuplik oleh kamera—yang dalam penelitian ini citra dihasilkan lewat simulasi—untuk mendapatkan peta fasa absolut dari objek. Peta fasa absolut objek merupakan informasi bentuk dari objek yang termodulasi oleh frinji. Rekonstruksi frinji dSusunan metode atau susunan pengolahan untuk rekonstruksi peta fasa secara dasar adalah sebagai berikut: dekomposisi dari kanal citra, lalu dilanjutkan dengan pemrosesan fasa yaitu ekstraksi fasa, pembukaan lipatan fasa dan koreksi kemiringan. Dalam algoritma rekonstruksi peta fasa yang baru ditambahkan pengolahan pra-proses pada proses rekonstruksi berupa koreksi nonlinieritas, penapisan dan penapisan. Sehingga, susunan rekonstruksi peta fasa adalah sebagai berikut: dekomposisi dari kanal citra; penapisan; normalisasi; koreksi nonlinieritas; ekstraksi fasa; pembukaan lipatan fasa; koreksi kemiringan; pembuatan peta fasa; pengolahan pasca-proses. Pada penelitian ini terdapat dua tapis yang digunakan. Pertama, ialah tapis lolos antara (band-pass filter), sementara yang kedua ialah tapis homomorfik (homomorphic filtering). Pengolahan selanjutnya yaitu normalisasi terdiri dari dua metode. Yang pertama ialah normalisasi tanpa menggunakan faktor pembobot dan dengan menggunakan faktor pembobot berupa selubung amplituda intensitas yang diperoleh dengan melalui dua implementasi yang berbeda. Koreksi nonlinieritas dilakukan dengan metode curve- fitting dengan model kurva eksponen untuk mendapatkan derajat nonlinieritas. Pengolahan pasca-proses dengan menggunakan MCD (Mean Curvature Diffusion). IV.2. Desain Simulator Gambar IV.2 menunjukkan diagram alir pembuatan frinji untuk keperluan simulasi dan penambahan proses masing-masing gangguan. Gangguan tersebut terdiri dari: 43 gangguan dari proyektor, yaitu nonlinieritas intensitas; Gangguan dari proyeksi, yaitu akibat reflektivitas dan intensitas latar; Gangguan pada pengaruh cakap-silang warna dan ketidakseimbangan warna dan penambahan derau. MHRH@KHR@RH@S@ NCTK @RH AIDJ MOTSODQHMS@G HSQ@ QHMIH @MF FT@M MNMKHMHDQHS@R ODQ@RHF@MFFT@M ODMB@G@X@@M @MF FT@M@LDQ@ DM@LA@G@M CDQ@T@B@J Gambar IV.2. Diagram alir dari simulator frinji Tahapan pertama dalam pembuatan frinji yaitu pembangkitan frinji untuk menghasilkan citra frinji ideal berdasarka parameter masukan yang berupa, ukuran citra (panjang dan lebar citra); Modulasi intensitas, untuk menentukan nilai minimal dan maksimal intensitas dan; Frekuensi frinji untuk setiap 100 piksel. Selanjutnya ialah proses modulasi antara fasa frinji dengan fasa objek. Dari kedua 44 tahap diatas maka dihasilkan citra frinji ideal (tanpa gangguan). Selanjutnya gangguan nonlinieritas ditambahkan dengan melakukan operasi pemangkatan untuk masing-masing intensitas piksel.