45 BAB IV Perhitungan Biaya Proses Daur Ulang Dengan Batubara Samarangau Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan base oil yang bernilai ekonomis. Sehingga untuk mengetahuinya perlu dilakukan analisis keekonomian dari proses daur ulang pelumas bekas. Analisis keekonomian yang digunakan diantaranya adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP). Ketiga hal tersebut dapat diketahui dari cashflowproses daur ulang. Komponen – komponen cashflowdiantaranya biaya investasi, biaya operasional, dan modal kerja. IV.1 Komponen Biaya Biaya Investasi Biaya investasi merupakan seluruh biaya untuk pembelian asset fisik seperti pendirian bangunan pabrik, dan peralatan utama proses daur ulang. Sehingga dari investasi tersebut memperoleh pendapatan hasil produksinya. Biaya investasi pada proses daur ulang minyak pelumas bekas menggunakan batubara peringkat rendah sebesar Rp. 874.600.000 .Tabel IV.1 menunjukkan biaya investasi, sedangkan rician biaya yang dibutuhkan dapat dilihat pada lampiran. Tabel IV.1 Biaya Investasi Deskripsi Jumlah Peralatan Utama Rp. 128.400.000 Bangunan Rp. 728.000.000 Lahan Rp. 18.200.000 Total Biaya Investasi Rp. 874.600.000 46 Biaya Operasional Biaya operasional adalah jumlah biaya langsung, biaya tak langsung, distribusi biaya, dan biaya pemasaran yang dihitung sebagai pengeluaran selama proses daur ulang beroperasi. Perkiraan biaya operasional adalah sebesar Rp. 2.298.914.267 per tahun. Tabel IV.2 menunjukkan biaya operasional, sedangkan rincian biaya yang dibutuhkan dapat dilihat pada lampiran. Komponen biaya tersebut mencakup komponen : xBiaya bahan baku, biaya peralatan penunjang, biaya pemasaran, dan lain sebagainya. Komponen biaya bahan baku diantaranya : 1. Pelumas bekas 2. Batubara (absorban) 3. Bahan bakar (batubara) 4. Bahan kimia xBiaya peralatan penunjang yang akan digunakan dalam proses daur ulang minyak pelumas bekas ini ditempatkan dalam 3 kelompok : 1. Peralatan penunjang yang di beli tiap bulan, diantaranya : karung, sarung tangan dan drum (200 L) 2. Peralatan penunjang yang di beli tiap 1 tahun sekali, diantaranya : wheel barrow, sekop, earplug. 3. Peralatan penunjang yang di beli tiap 5 tahun sekali, diantaranya peralatan kantor. Yang termasuk komponen biaya operasional, diantaranya : xHarga peralatan. xBiaya depresiasi dan amortisasi yang dihitung menggunakan metode Garis Lurus (straight Line), dengan nilai sisa berdasarkan UU No. 17 Tahun 2000. xBiaya perawatan bertujuan untuk menjaga peralatan agar tetap baik sehingga dapat memenuhi target produksi. Biaya perawatan untuk alat utama sebesar 3% dari harga pembelian. 47 xBiaya asuransi bertujuan untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi pada peralatan utama. Besar biaya asuransi 1% dari harga pembelian. xPerhitungan pajak berdasarkan UU No. 17 Tahun 2000, diantaranya: 1. PPH Pasal 25, lapisan penghasilan kena pajak: S.d. Rp. 50.000.000 10% Diatas Rp. 50.000.000 – Rp. 100.000.000 15% Diatas Rp. 100.000.000 30% 2. PPH Pasal 21, pajak yang dikenakan pada karyawan yang menerima gaji > Rp. 1.100.000 per bulan. Pajak yang dikenakan sebesar 10%. 3. Pajak Penambahan Nilai (PPN). xBiaya pemasaran termasuk biaya iklan dan market research. xBiaya tenaga kerja, dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja yang disesuaikan dengan bobot kerja pada proses daur ulang. Tabel IV.2 Biaya Operasional Deskripsi Jumlah Biaya langsung Rp 2.130.437.267 Biaya Tak langsung Rp 19.155.000 Distribusi biaya Rp 134.322.000 Biaya Pemasaran Rp 15.000.000 Jumlah Rp 2.298.914.267 Modal Kerja Modal kerja dihitung berdasarkan perkiraan biaya operasi atau produksi per bulan, serta waktu yang diperlukan untuk menjual hasil produksinya.