20 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Kerangka Konseptual Pemikiran konseptual dalam penelitian ini didasarkan pada tantangan yang dihadapi EDWARD FORRER dalam rangka pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses kerja dan strategi yang akan dijalankan perusahaan. Keputusan tersebut meliputi upaya penentuan strategi yang tepat untuk perbaikan sistem persediaan gerai, serta masalah penggunaan bahan baku untuk mendukung desain. Peta pemikiran konseptual yang dikembangkan berkaitan dengan manajemen rantai pasok dalam struktur penyaluran produk pada EDWARD FORRER. Skema peta pemikiran konseptual tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Skema Peta Pemikiran Konseptual Manajemen rantai pasok dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan dengan fungsi utamanya menyeimbangkan antara unsur efisiensi dan cepat tanggap dalam struktur rantai pasok. Struktur rantai pasok dibagi ke dalam dua sistem kerja yang masing-masing memiliki faktor logistik. Faktor logistik merupakan 21 faktor pendukung dalam proses penyaluran produk, antara lain: desain, sourcing dan persediaan. ™Desain Desain merupakan salah satu proses operasional perusahaan dalam menciptakan produk ataupun jasa yang akan ditawarkan. Desain merupakan salah satu unsur penting dalam penentuan besarnya permintaan produk dari konsumen. Desain yang menarik akan menciptakan produk yang lebih baik dengan tingkat permintaan produk yang lebih besar. Perancangan desain, khususnya untuk produk fesyen dengan siklus hidup produk yang singkat karena mengikuti perubahan tren mengharuskan perusahaan untuk bertindak cepat tanggap sesuai dengan keinginan konsumen. ™Sourcing Pembelian ataupun pengadaan adalah suatu proses dimana perusahaan mendapatkan bahan mentah, komponen, produk, jasa ataupun sumber daya lainnya dari pemasok untuk menjalankan operasional perusahaan. Sourcing merupakan seluruh rangkaian proses bisnis yang dibutuhkan dalam pembelian barang ataupun jasa. Penentuan penciptaan barang ataupun jasa secara sendiri ataupun pembelian dari pemasok (outsource) merupakan suatu keputusan penting dalam rantai pasok produk. Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan outsource, maka proses sourcing meliputi proses pemilihan pemasok, perancangan kontrak dengan pemasok, pengadaan material atau jasa, serta evaluasi dari kinerja pemasok. Proses sourcing dimulai dengan menentukan untuk menggunakan pemasok tunggal atau dengan menggunakan beberapa pemasok. Untuk pemilihan pemasok, dapat ditentukan penggunaan pemasok dalam negeri ataupun pemasok lokal, yang semuanya harus diseleksi berdasarkan total biaya yang muncul bukan hanya dari besarnya harga pembelian. Penentuan proses sourcing serta seleksi yang dilakukan bertujuan untuk meminimumkan total biaya yang muncul serta mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan desain. ™Persediaan Persediaan muncul pada rantai pasok karena adanya ketidakpastian antara besarnya pemesanan dengan permintaan yang terjadi. Pada bisnis ritel, persediaan diperlukan 22 untuk mengantisipasi besarnya permintaan yang akan terjadi di kemudian hari. Peranan penting persediaan dalam rantai pasok adalah meningkatkan jumlah permintaan yang dapat dipenuhi jika produk tersedia ketika konsumen membutuhkannya. Selain itu persediaan berguna untuk mengurangi biaya selama proses produksi maupun distribusi dengan adanya kebijakan skala ekonomi besar. EDWARD FORRER sebagai salah satu peritel alas kaki memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi terhadap permintaan produk yang mungkin terjadi. Kendala tersebut menuntut perusahaan untuk dapat lebih responsif dalam menanggapi kebutuhan konsumen, terutama karena persaingan yang semakin kompetitif. Tingginya tingkat persediaan pada sebuah ritel akan memberikan tingkat tanggapan yang tinggi terhadap permintaan konsumen, sedangkan tingkat persediaan yang rendah dapat memberikan efisiensi namun dapat mengurangi kemampuan memenuhi permintaan yang mungkin terjadi. 2.2 Analisis Situasi Bisnis Di Indonesia, saat ini terdapat banyak industri alas kaki terutama pemain baru yang mulai muncul, baik pemain dari dalam negeri maupun merek dari luar negeri yang mencoba merebut segmen atas. Banyaknya industri alas kaki yang tumbuh memberikan banyak pilihan kepada konsumen untuk berpindah dari produk satu ke produk lain. Peralihan konsumen ke produk lain tersebut diperkuat dengan penjualan produk yang bersifat impulse buying motive. Situasi ini sangat menguntungkan konsumen karena memiliki kekuatan dalam menentukan pilihannya namun menempatkan perusahaan yang bergerak pada bisnis ini dalam posisi sulit. Selain itu pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren yang membaik setelah krisis tahun 1998, dengan kombinasi laju inflasi dan suku bunga yang tinggi. Komitmen pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata masih belum memberikan hasil yang optimum. Peningkatan harga minyak dunia juga menjadi salah satu pemicu ketidakstabilan tersebut. 23 Dari segi lingkungan sosial budaya, kesenjangan yang terjadi antara ketersediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang ada secara langsung maupun tidak langsung menuntut industri-industri yang ada untuk membantu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun di sisi lain, sumber daya manusia yang ada masih belum cukup peka untuk dapat mengetahui kebutuhan pasar, melakukan inovasi serta menciptakan kreativitas dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif. 2.2.1 Analisis SWOT Organisasi Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi perusahaan sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusi masing-masing. Analisis ini dilakukan dengan berpedoman pada kondisi internal organisasi (analisis kekuatan/kelemahan) dan kondisi eksternal (analisis peluang dan ancaman) baik dari lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang pada akhirnya memberikan dampak bagi kelangsungan perusahaan. Hasil analisis ini sangat penting dalam menentukan rencana strategi bisnis perusahaan di masa depan, serta mengukur posisi kompetitif perusahaan terhadap kondisi lingkungan bisnis industri alas kaki. Matriks SWOT EDWARD FORRER dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Matriks SWOT EDWARD FORRER Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) xMemiliki pengalaman yang cukup di bidang ritel karena telah berdiri selama 17 tahun. xMemiliki jalur distribusi yang baik, terbukti dengan memiliki 40 Gerai yang tersebar di Indonesia, Australia dan Malaysia. xMemiliki keunggulan bersaing dengan memberikan layanan pemesanan khusus sesuai permintaan konsumen. xSDM tidak memiliki spesialisasi kerja yang jelas sehingga proses kerja menjadi kurang efektif. xMemiliki biaya yang cukup tinggi dalam pemasaran produk, contohnya biaya yang tinggi dalam penyewaan gedung gerai Dago. Threats (Ancaman) Opportunities (Peluang) xPersaingan bisnis dengan merek lokal dan internasional yang memiliki konsep dan inovasi berbeda. xPenggunaan proses produksi outsource, menimbulkan masalah ketergantungan pada subkontraktor. xAdanya segmen lain yang masih dapat dijangkau. xPenggunaan outsource dari negara luar dengan keunggulan biaya, kualitas dan keragaman 24 Perumusan Sasaran Setelah mengetahui analisis SWOT, dapat ditetapkan sasaran untuk periode perencanaan. Tahapan proses ini disebut perumusan sasaran. Sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dirumuskan melalui analisis peluang pasar terhadap kekuatan bisnis yang dimiliki perusahaan.