Hasil Ringkasan
21 Bab III Tinjauan Umum III.1 Lokasi Penelitian Daerah penelitian terletak di Kuasa Pertambangan PT. Marunda Graha Mineral yang merupakan PKP2B Generasi II. Daerah ini masuk Kecamatan Laung-Tuhup, Kabupaten Murung Raya. Desa yang termasuk dalam PKP2B tersebut adalah Desa Maruwei I, Desa Maruwei II, Desa Batu Boa, Desa Pendasirun, Desa Kawi dan Desa Tahujan. Lokasi penelitian termasuk dalam Formasi Batu Ayau dengan susunan batuannya terdiri dari: Batupasir, batulempung, batulanau (umumnya karbonan), setempat terdapat sisipan batubara bituminus dan lignit (Gambar III.1). Diendapkan pada lingkungan laut terbuka sampai dangkal. Umur Eosen Akhir – Oligosen Awal (Wain, 1989). ` Gambar III.1. Peta lokasi penelitian (Van de weerd dan Armin, 1992). Daerah Penelitian di Kabupaten Murung Raya – Formasi Batu Ayau, Kalimantan Tengah Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 22 III.2 Geomorfologi Geomorfologi daerah pemetaan dan sekitarnya mencerminkan proses pada tahapan muda sampai tahapan tua. Tahapan muda dicirikan dengan erosi vertikal dan kontrol struktur geologi. Proses tahapan muda terdapat di sepanjang Sungai Briwit dan cabang-cabangnya. Tahapan medium terdapat di sepanjang Sungai Maruwei dan bagian hulu Sungai Laung. Proses tahapan tua dicirikan oleh erosi dengan arah lateral/ horizontal. Proses tahapan tua terdapat di hilir Sungai Laung dan Sungai Barito yang membentuk meander di sebelah Selatan daerah pemetaan. Daerah pemetaan dan sekitarnya berupa perbukitan bergelombang dengan ketinggian terendah 60 meter di atas permukaan laut yang terdapat di Blok Maruwei Selatan dan tertinggi 420 meter dijumpai di bukit paling Timur pada Blok Maruwei Timur. Aliran Sungai di sekitar daerah pemetaan termasuk sistem besar DAS Sungai Barito dengan sub DAS Sungai Laung. Dengan pola aliran sungai sub- trellis sampai trellis dan sub-dendritik sampai dendritik. Pola aliran sungai tipe trellis mencerminkan lebih dominan dikontrol oleh struktur geologi terutama struktur sinklin dan antiklin, sedangkan pola aliran dendritik mencerminkan homogenitas batuan. III.3 Geologi Regional Beberapa peneliti terdahulu membahas geologi yang berkaitan erat dengan daerah pemetaan adalah Wain dan Berod (1989), Abidin dkk.