Hasil Ringkasan
59 Bab V Simulasi Peramalan dan Pembahasan Pada analisis elastisitas permintaan sebelumnya menghasilkan kesimpulan bahwa sifat komoditas zirkon adalah inelastis. Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan zirkon dalam industri keramik Indonesia memiliki tingkat sensitivitas yang kecil apabila terjadi perubahan harga. Dimana berapapun besaran perubahan harga yang terjadi, zirkon tetap dibutuhkan dalam industri keramik. Sedangkan dari analisis elastisitas permintaan silang menghasilkan sifat komoditas alumina terhadap permintaan zirkon dalam industri keramik adalah substitusi. Berdasarkan hasil output regresi model, model 1 merupakan model terbaik yang lebih tepat dalam menjelaskan dan mewakili tingkat kebutuhan zirkon di industri keramik Indonesia dengan kondisi aktualnya. Model 1 merupakan model kebutuhan zirkon di industri keramik Indonesia tanpa dipengaruhi oleh faktor subtitusi dari mineral alumina. Model kebutuhan zirkon di industri keramik Indonesia dipengaruhi oleh konsumsi zirkon pada tahun sebelumnya, harga zirkon, total produksi keramik Indonesia, dan produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Model tersebut digunakan sebagai alat analisis yang akan disimulasikan pada skenario-skenario yang telah ditetapkan. Hasil dari simulasi tersebut merupakan sebuah prediksi tingkat kebutuhan zirkon di industri keramik Indonesia tahun 2016 sampai dengan 2019. Simulasi kebutuhan zirkon akan dijelaskan secara detail sebagai berikut. V.1 Simulasi Prediksi Variabel Pembentuk Model Pada pembentukan model ekonometrika sebelumnya, kuantitas kebutuhan zirkon industri keramik dibentuk berdasarkan nilai variabel-variabel bebas pembentuknya. Model kebutuhan tersebut dinilai cukup valid dan mampu mewakili tingkat kebutuhan zirkon di industri keramik Indonesia. Sehingga untuk mengetahui kebutuhan zirkon dalam industri keramik di masa depan, perlu dilakukan peramalan terhadap variabel-variabel bebasnya. Variabel-variabel bebas tersebut adalah harga zirkon, total produksi keramik Indonesia, dan PDB Indonesia. Data variabel- variabel bebas yang digunakan merupakan data historis dari tahun 2000-2015. Dalam proses ini, hasil peramalan variabel bebas dimasukkan ke dalam persamaan 60 ekonometrika untuk menghasilkan kebutuhan zirkon di industri keramik Indonesia. Pada penelitian ini, model kebutuhan zirkon di industri keramik Indonesia disimulasikan dengan dua skenario, yaitu: 1. Skenario 1, Business as Usual (BaU). Dalam kondisi ini tidak terdapat kebijakan atau target yang menentukan besaran masing-masing variabel bebas. Peramalan variabel bebas dilakukan melalui proyeksi data historis.