Hasil Ringkasan
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang Pulau Jawa merupakan Pulau yang terbentuk akibat adanya tumbukan antara Lempeng Indo Australia dengan Lempeng Eurasia. Pulau Jawa merupakan salah satu contoh klasik dari busur kepulauan, yang terbentuk akibat adanya tumbukan yang berulang dan proses magmatisme pada Cenozoic (Katili, 1975; Hamilton, 1979; Carlile & Mitchel, 1994). Akibat adanya tumbukan tersebut, terdapat banyak potensi logam berharga di sepanjang pesisir Jawa bagian Selatan, salah satunya adalah potensi logam di Kabupaten Garut. Gambar I.1. Peta jalur subduksi di Indonesia (Gertisser dan Keller, 2003), Lokasi penelitian ditunjukkan oleh kotak merah. Secara geografis, daerah Arinem berada dalam wilayah Kabupaten Garut. Termasuk dalam endapan epitermal karena berada pada daerah busur kepulauan Sunda(Sunda Arc)yang terletak di kepulauan Indonesia di sisi selatan dari Sundalanddan lempeng Eurasia (Carlile & Mitchell, 1994; Corbett & Leach, 1998; Yuningsih dkk, 2012). Eksplorasi emas di daerah Arinem dan sekitarnya telah dimulai pada awal 1980-an oleh PT. Antam, sebuah perusahaan pertambangan negara. Dalam kegiatan eksplorasi endapan mineral bijih, penting adanya pemahaman tentang mineralogi. Studi mineralogi rinci diperlukan untuk mengetahui keterdapatan mineral pembawa mineralisasi di lokasi penelitian. 2 Mineralisasi memiliki kaitan yang sangat erat dengan alterasi hidrotermal, dikarenakan tipe mineralisasi tertentu akan dicirikan dengan hadirnya suatu alterasi hidrotermal yang khas sebagai pencirinya. Atau suatu endapan mineral tertentu akan dicirikan oleh tipe alterasi mineral tertentu. Contohnya: endapan porfiri akan dicirikan oleh tipe alterasi potasik, lalu endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan oleh tipe alterasi propilitik, dan endapan epitermal sulfidasi tinggi dicirikan oleh tipe alterasi argilik lanjut. Endapan logam yang terdapat di daerah penelitian merupakan sistem yang berkaitan dengan proses hidrotermal yang berkaitan dengan aktifitas vulkanik aktif berumur Kuarter. Dalam vein hidrothermal, kuarsa merupakan mineral yang dominan dan merupakan tipikal dari endapan sistem hidrothermal dengan demikian karakteristik dari kuarsa tersebut dapat diketahui perbedaan kondisi hidrothermal dan keterdapatan mineralisasi pada suatu daerah. Di dalam vein hidrothermal, kuarsa sebagai mineral penyerta memiliki beberapa kenampakan yang khas, biasa disebut dengan istilah tekstur kuarsa yang dapat digunakan sebagai indikator pada proses pendidihan dalam lingkungan epitermal dan terdapat korelasi yang positif antara mineralisasi logam dengan indikasi dari tekstur kuarsa (Dong dkk, 1995). Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk lebih dalam mengungkap karakteristik endapan epitermal berdasarkan tekstur kuarsa yang ditemukan dari studi mineragrafinya, sehingga tipe endapan pada daerah tersebut dapat diketahui dengan pasti. I.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu untuk mengetahui karakteristik mineralogi endapan bijih serta tekstur batuan berdasarkan hasil pengamatan megaskopis dan mikroskopis serta analisis XRD. Berdasarkan tujuan utama tersebut, upaya pencapaian dibagi menjadi 2 obyektif utama penelitian, yaitu: (1) Karakteristik mineralisasi endapan epitermal; (2) Mengetahui tekstur batuan 3 I.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang ditentukan pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut.