Hasil Ringkasan
BAB 2 Isramyano Yatjong

Jumlah halaman: 8 · Jumlah kalimat ringkasan: 40

Dalam Bab II ini me umum seperti lokasi dan cuaca, lokasi p produksi. II.1 Kondisi Umum II.1.1 Lokasi dan Ke Lokasi PT. Aneka Pongkor terletak di d Karet Kecamatan Na berjarak sekitar 54 km ke arah Barat Daya koordinat 106 o 30’1” LS (gambar II.1)(Ris Gambar I  Bab II Tinjauan Umum emberikan informasi tentang kondisi daerah p dan kesampaian daerah, kondisi topografi da penelitian, urat Ciurug, metode penamban esampaian Daerah Tambang Tbk, Unit Bisnis Pertambangan daerah Gunung Pongkor tepatnya di Sorong anggung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa B m ke arah barat dari Kota Madya Bogor dan a Jakarta. Secara geografis UBPE Pongko BT sampai 106 o 35’38” dan 6 o 36’37.2” LS s sono, 2003 dalam PT. LAPI ITB, 2010). II.1 Peta lokasi PT. Antam, Tbk UBPE Pongk (PT. LAPI ITB , 2010) penelitian secara an geologi, iklim ngan dan siklus n Emas (UBPE) gan, Desa Bantar Barat. Lokasi ini n sekitar 110 km or terletak pada sampai 6 o 48’11” kor  Untuk mencapai lokasi penambangan di Pongkor dapat ditempuh dengan kendaraan bus dan angkutan umum melalui rute sebagai berikut : Bandung – Bogor – Leuwiliang – Bongas – Nunggul – Sorongan. Kondisi jalan menuju Sorongan beraspal dan dalam kondisi baik. Waktu tempuh antara Bandung dengan Sorongan memerlukan waktu kurang lebih 7 jam. Untuk lokasi penelitian tepatnya di tambang CiurugAccess Ramp Up 4 Central(Acc.RU4C) , di tempuh dengan memakai mobil 4 roda jenis 4WD selama ± 25 menit (portal tambang Ciurug L600) dari kantor unit geoteknik dan waktu tempuh ke dalam lubang penelitian ± 10 menit dari portal tambang Ciurug L600 (Gambar II.2). II.1.2 Kondisi Topograpi dan Geologi Topograpi daerah aktivitas penambangan UBPE Pongkor dan sekitarnya merupakan daerah perbukitan. Beberapa gunung yang terdapat di daerah tersebut adalah Gunung Halimun, Gunung Salak dan Gunung Kandeng. Tambang Emas Pongkor terletak pada elevasi 500-700 m dari permukaan laut dengan kemiringan lereng 40-60%. Puncak tertinggi Gunung Pongkor berada pada elevasi 750 m. Pada daerah ini mengalir dua sungai utama, yaitu Sungai Cikaniki dan sungai Ciguha(PT. LAPI ITB, 2010). Pongkor merupakan pegunungan dan perbukitan yang terbentuk akibat proses vulkanik. Gunung Pongkor terletak di sebelah selatan Kubah Bayah dan Busur Magmatik, dan oleh karenanya, diperkirakan yang menjadi penyusun batuan dasar pada gunung Pongkor adalah formasi batuan yang terdapat pada Kubah Bayah tersebut. Batuan yang mengandung emas berasal dari batuan urat kuarsa yang berasosiasi dengan mineral emas.(PT. LAPI ITB, 2010). Secara sederhana Batuan pongkor dan sekitarnya tersusun dari batuan gunung api piroklastik bersifat andesitik sampai dasitik yang dapat dikelompokkan ke dalam satuan batuan tufa breksi, aglomerat, andesit, breksi, breksi andesitic dan dasit. Ubahan (alterasi) hidrotermal dari tipe-tipe batuan terjadi melalui proses propilitasi (mineral alterasi menjadi klorit), argilitasi (mineral-mineral teralterasi menjadi lempung), dan silisifikasi (pengubahan silica)(PT. LAPI ITB, 2010). Di UBPE Pongkor terdapat cebakan emas yaitu terletak pada sepuluh urat (vein) , seperti : Pasirjawa, Ciguha, Kubang Cicau, Ciurug, Cadas Copong, Gunung Goong, Cimahpar, Gudang Handak, Pamoyaman, Cikoret(PT. LAPI ITB, 2010). Gambar II.2 Peta geologi Pongkor dan sekitarnya (PT. LAPI ITB, 2010) Lokasi Penelitian Kantor Geoteknik 8200 8225 8250 8275 8300817581508125 XC483C N II.2 Iklim dan Curah Hujan Daerah UBPE Pongkor memiliki iklim hujan tropis dan udara lembab. Kisaran temperatur sepanjang tahun terjadi antara 15 o -30 o C, pada musim hujan temperatur berkisar 15 o C, sedangkan pada musim kemarau berkisar 30 o C. Musim hujan berlangsung dari bulan September–April dan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei–Agustus. Curah hujan daerah Bogor, rata-rata curah hujan 4566 mm/th selama tahun 1997-2000(Meteorologi Bogor dalam PT. LAPI ITB, 2010). II.3 Lokasi Penelitian II.3.1 Lubang BukaanAccess Ramp Up 4 CentralCiurug L450 Penelitian dilakukan pada salah satu rencana lubangdevelopmentdi tambang Ciurug yaituaccess ramp up 4 centrallevel 478 mdpl dengan koordinatx=9674,6 m , y=8205,6 m dan z=477 m. Sesuai gambar peta situasi, rencana lubang developmenttersebut memiliki panjang ± 100 m terbagi atas 3 segmen panjang dan arah orientasi penggalian. Lubang ini untuk menghubungkanaccess ramp down L450dancross-cutmenuju ke badan bijih nantinya. Gambar II.3 Peta situasi daerah penelitian(Suwandhi,A.2015)     II.3.2 Litologi Batuan Lubang Penelitian Litologi batuan di daerah penelitian terdiri atas batuan Breksi Andesit(Suwandhi, A. 2015). Batuan ini disebutwaste rockpada lubang penelitian artinya batuan hasil penggalian yang selanjutnya di angkut keluar dari dalam tambang Ciurug ke tempat penumpukan(Tim Geoteknik Antam Pongkor, 2015). Disamping itu, terdapat kekar-kekar yang terisi oleh material kuarsa dengan ketebalan antara 10 – 25 mm. Batuan Breksi Andesit merupakan tipe batuan beku hasil proses vulkanik. Hasil ujiUCSbatuan Breksi Andesit memiliki nilai kekuatan tekan aksial kondisi ideal sebesar 63,70 MPa. NilaiUCSini masuk kategori batuan kuat menurut ISRM 1981. Isian kekar berupa kuarsa memiliki kekuatan skala Mohs sebesar 7 sehingga kategori material kuat(Rai,M.A., dkk. 2012). II.4 Penambangan II.4.1 Urat Ciurug Urat Ciurug memanjang ± 2500 m dengan arah N330 o E sampai N350 o E, sudut kemiringan antara 55 o –70 o ke arah timur dengan lebar antara 2 – 25 m. Urat-urat kuarsa yang diitemukan umumnya telah mengalami pelapukan dan peretakan yang sangat lanjut dan sering dijumpai adanya rongga-rongga akibat pelarutan oleh air tanah, urat kuarsa berwarna putih abu-abu kecoklatan sampai kehitaman. Mineral penyusun dan ubahan dalam urat terdiri dari kuarsa, kalsedon, dan mineral karbonat yang sebagian besar telah berubah menjadi kuarsa, adularia, barit, klorit, mineral lempung, oksida mangan dan limonit(PT. LAPI ITB, 2010). II.4.2 Metode Penambangan PT. Antam , Tbk. UBPE Pongkor menggunakan sistem penambangan bawah tanah dengan metode penambangan gali dan isi (Cut and Fill) pada urat bijih di Ciurug. Walaupun terkadang diterapkan juga metode penambanganshrinkage stopinguntuk urat bijih yang tipis seperti urat Timur di timurnya urat Ciurug ini (Sulistianto, B., 2016).Hal ini dilakukan untuk memperkecil kerusakan lahan di permukaan mengingat kawasan pertambangan terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun.  Metodecut and fillmerupakan salah satu sistem penambangan bawah tanah yang memerlukan penyanggaan. Penggalian bijih dilakukan secara horizontal mengikuti badan bijih. Setiap kemajuan penambangannya diikuti dengan pengisian lombong oleh material pengisi (filling material) untuk menyangga batuan samping. Material pengisi ini berasal dari sisa pengolahan bijih ditambah dengan semen yang dialirkan melalui sistem pemipaan. Kemajuan penambangan dengan metode ini di UBPE Pongkor dilakukan dari level bawah ke atas (overhand stoping) membentuk lapisan-lapisan penambangan (slice). Untuk mencapai bijih dari portal padalow walldibuat sebuahMain Haulage Level (MHL) sebagai lubang bukaan utama untuk keperluan pengangkutan karyawan, peralatan, ventilasi, penirisan dan keperluan-keperluan lain baik kegiatan produksi maupundevelopmentyang dikerjakan. II.4.3 Siklus Produksi Dengan sistem penambanganCut and Fill, kegiatan produksi bijih dilakukan dengan siklus yang dapat dilihat pada gambar II.4. Gambar II.4 Siklus produksi tambang emas Pongkor (Satria, dkk., 2013 dan modifikasi 2016) No Drilling Charging & Tie-in Blasting Smoke Clearingdan Mucking With Reinforcement Backfilling Supporting Mine Surveying Scaling Supporting Belum selesai /maju With Passive support Yes  1. Pengeboran (Drilling) Kegiatan pemboran produksi (pembuatan lubang ledak) dilakukan menggunakan alatJumbo Drill Tamrock MonomaticH105D danTamrock Monomatic105-40 dengan diameter lubang bor 45 mm atauhand jack drilldengan diameter lubang bor 38 mm. 2. Pengisian (Charging) Kegiatan pengisian bahan peledak, inisiasi peledakan menggunakan Blasting Machine dirangkai denganelectric detonator, detonating cord, nonel,dan menggunakan dinamit serta ANFO. 3. Peledakan (blasting) Kegiatan peledakan dilakukan setiap akhirshift, yaitu pukul 15.30-16.00 WIB (shift 1), pukul 23.30-24.00 WIB (shift 2) dan pukul 07.30-08.00 WIB (shift 3). Polacutyang dipakai adalahburn cutdengan jumlah lubang tembak bervariasi mulai dari 40 sampai 44 lubang. 4.Smoke clearing Kegiatan pengeluaran asap hasil peledakan menggunakanauxiliary fandan washingdengan air. 5. Pembersihan (Scalling) Kegiatan ini bertujuan untuk menjatuhkan batuan sisa hasil peledakan yang menggantung pada dinding maupun atap terowongan, termasuk batuan yang mungkin akan jatuh bila disekitar batuan tersebut terganggu seperti saat dilakukan pemboran. 6. Penyanggaan (Supporting) Penyanggaan bertujuan untuk memperkuat batuan agar tidak runtuh dan untuk menghindari adanya jatuhan batuan akibat bidang lemah sehingga proses produksi dapat berjalan dengan aman. Sistem penyangaan yang umumnya digunakan adalah penyanggaan kayu , penyanggaan baja. Contoh penyangga kayu yaitu cribbingdantimber setsedangkan untuk penyangga baja (steel support) yaitu weld mesh,H-Beam,strapdansplit set. 7. Pemuatan dan Pengangkutan (Mucking and Transporting) Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil dan memuat material (broken ore) ke dalam suatu alat angkut atau suatu tempat penampungan material/batuan serta  kemudian memindahkanbroken orehasil peledakan tersebut dari dalam tambang menuju keluar tambang hingga ke lokasi peremukan bijih (crushing plant). Pada kegiatan pemuatan (mucking),broken orehasil peledakan diangkut olehLoad Haul Dump(LHD) danWheel loader. 8. Pengisian (Backfilling) Kegiatan pengisian rongga difrontkerja yang sudah selesai ditambang dengan menggunakan campurantailing/slurry, semen danadditiveuntuk menjadi pijakan pada saat pengerjaansliceberikutnya. Namun khusus lubang bukaan lokasi penelitian tidak terdapat kegiatanback fillingkarena bukan lubang bukaan untuk pengambilan bijih (lombong) tetapi lubangdevelopmenttransportasi material..