Hasil Ringkasan
8 Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijabarkan studi literatur terkait dengan proses benefisiasi bauksit dan potensi tailing bauksit, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai zeolit yang meliputi karakterisasi, struktur, hingga sifat-sifat zeolit. Kemudian dijelaskan juga sistem terner dan beberapa alternatif metode pra sintesis dan metode sintesis produk yang digunakan yaitu metode pelindian, fusi kaustik dan proses hidrotermal serta analisis kinetika kristalisasi pembentukan kristalnya. II.1 Benefisiasi Bauksit II.1.1 Proses Benefisiasi Bauksit adalah bahan tambang yang tersusun dari satu atau lebih mineral-mineral aluminium oksida terhidrasi, dengan kandungan pengotor dalam jumlah relatif kecil. Ada tiga jenis bauksit yang umum dikenal yaitu gibbsite, bohmite, dan diaspora. Bauksit Indonesia termasuk jenis gibbsite dengan rumus kimia Al 2O3.3H2O. Bauksit dari tambang umumnya masih mengandung pengotor yang menyebabkan kandungan aluminanya relatif rendah, sehingga bauksit tersebut perlu ditingkatkan kadarnya. Secara umum, ada banyak cara untuk meningkatkan kadar bauksit (Smith, 2009), seperti pengayakan (screening), pencucian (washing), gravitasi (gravity), flotasi (flotation) dan pemisahan dengan magnetik (magnetic separation). Pemilihan cara pengolahan yang paling sesuai tergantung pada karakteristik dari bijih bauksit yang akan diolah (Husaini, dkk., 2009). Secara umum tahapan proses peningkatan kadar atau benefisiasi bauksit dilakukan dengan cara kominusi, pencucian dan pengayakan (Husaini, dkk., 2009). a. Kominusi (Peremukan) Kominusi merupakan operasi pengecilan ukuran bijih. Alat yang umum digunakan adalah peremuk (Jaw crusher) dan penggerus (ball mill). Proses kominusi ini akan mempermudah terpisahnya pengotor yang menempel pada permukaan bauksit. 9 b. Pencucian (washing) Pencucian merupakan proses pelepasan mineral-mineral pengotor dengan menggunakan media air yang disemprotkan ke bijih bauksit tersebut. Penyemprotan dengan air diharapkan akan mempermudah terlepasnya partikel-partikel halus yang menempel pada permukaan padatan kasar. c. Pengayakan (screening) Dalam operasi pengayakan, umpan yang memiliki berbagai macam ukuran dapat dipisahkan menjadi beberapa fraksi ukuran sesuai dengan jumlah ayakan (dengan lubang yang berbeda-beda) yang digunakan. Efesiensi pengayakan ditentukan oleh tingkat kesempurnaan pemisahan material ke dalam fraksi- fraksi ukuran baik partikel yang berukuran di atas maupun di bawah ukuran lubang ayakan yang digunakan. Gambar II.1 Benefisiasi Bijih Bauksit dengan proses screening water jet (Mubarok, M.Z., 2014).