Hasil Ringkasan
9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan mahluk hidup (Triatmodjo, 2015), sedangkan menurut Chay Asdak, 2014. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) baik yang berada di dalam tanah maupun di atas permukaan tanah. Termasuk didalamnya adalah penyebaran , daur dan perilakunya, sifat fisika dan kimianya serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri. II.2 Daur Hidrologi Daur hidrologi merupakan proses yang berlangsung secara kontinyu dimana air bergerak dari bumi ke atmosfer dan kemudian kembali lagi ke bumi (Triatmodjo, 2015). Secara alamiah daur hidrologi dapat ditunjukkan seperti terlihat pada gambar II.1 yaitu menunjukkan gerakan air di permukaan bumi. Dalam daur hidrologi energy panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut atau badan- badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung maupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air hujan (Asdak, 2014). Presipitasi yang jatuh ke atas permukaan bumi akan menyebar ke berbagai arah melalui beberapa mekasnisme yaitu sebagian akan tertahan sementara di permukaan bumi sebagai air genangan dan atau es/salju yang di kenal dengan simpanan depresi. Kemudian sebahagian air hujan akan mengalir ke dalam saluran atau sungai, proses ini dinamakan aliran permukaan (Suripin, 2004). Sebagian air hujan tidak akan pernah sampai di permukaan tanah, melainkan terevaporasi kembali ke atmosfer (dari tajuk dan batang) selama dan setelah berlangsungnya hujan (interception loss). Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltration). 10 Sedangkan air hujan yang tidak terserap kedalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir diatas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler zona ini disebut sebagai zona kapiler (vadoze zone) atau zona aerasi yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah (Suripin, 2004). Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) dan akhirnya mengalir ke sungai, batas atas zona jenush air disebut muka air tanah (water table) (Asdak, 2014). Alternatif lainnya, air hujan yang masuk kedalam tanah tersebut akan bergerak vertikal ke tanah yang lebih dalam dan menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Air tanah tersebut, terutama pada musim kemarau, akan mengalir pelan-pelan menuju sungai, danau, atau tempat penampungan air alamiah lainnya (baseflow). Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau tampungan air lainnya, melainkan ada sebagian yang tetap tinggal dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer melalui permukaan tanah (soil evaporation) dan melalui permukaan tajuk vegetasi (transpiration). Untuk membedakan proses intersepsi hujan dari proses transpirasi, dapat dilihat dari asal air yang di uapkan ke atmosfer. Apabila air yang diuapkan oleh tajuk berasal dari hujan yang jatuh di atas tajuk tersebut, maka proses penguapannya disebut intersepsi Apabila air yang diuapkan berasal dari dalam tanah melalui mekanisme fisiologi tanaman, maka proses penguapannya disebut transpirasi.