Hasil Ringkasan
32 Bab III Pengujian Contoh Batuan Di Laboratorium Pengujian contoh batuan dilakukan di laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang Institut Teknologi Bandung. Terdapat dua jenis contoh batuan yang digunakan dalam pengujian, yaitu contoh batuan asli dan contoh pasta semen. Pengujian kedua contoh batuan meliputi pengujian sifat fisik batuan dan sifat mekanik serta pengujian fracture toughness tipe rekahan I batuan. Sebelum dilakukan pengujian contoh batuan, maka dilakukan persiapan contoh batuan dan alat uji untuk mendukung pengujian yang akan dilakukan. III.1 Persiapan Contoh Batuan Pada penelitian ini, batuan yang digunakan untuk pengujian adalah batu andesit, batugamping dan pasta semen. a. Persiapan Contoh Batuan Asli - Pengambilan Contoh Batuan Asli Contoh batuan asli terdiri dari batu andesit dan batugamping yang berasal dari gunung Tanggulun, Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat. - Proses Coring dan Pemotongan Proses coring dilakukan menggunakan alat bor yang berada di laboratorium Mekanika Batuan ITB dengan harapan contoh batuan berbentuk silinder dan sesuai dengan diameter yang diinginkan (45 mm, 54 mm, dan 68 mm). Setelah itu, dilakukan pemotongan menggunakan mesin potong sesuai dengan dimensi setiap jenis pengujian (Tabel III.1) b. Persiapan Contoh Pasta Semen - Pembuatan Pasta Semen : Contoh pasta semen dibuat dari campuran semen dan air dengan perbandingan volume 2:1 - Pencetakan dan Pemotongan Pasta Semen Setelah tercampur, pasta semen dicetak dalam pipa PVC agar berbentuk silinder dan sesuai dengan diameter yang diinginkan. Kemudian didiamkan selama 28 hari agar campuran semen mengeras sempurna. Setelah mengeras, dilakukan pemotongan. Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 33 Dalam pengujian ini dibuat contoh pasta semen dengan tiga variasi diameter yang berbeda, yaitu 44 mm, 55 mm dan 70 mm. Tabel III.1 Dimesi Contoh Batuan Asli Untuk Setiap Pengujian Jenis Pengujian D (mm) L (mm) L/D Uji Sifat Fisik Batuan 54 - - Uji Sifat Mekanika - Uji Kuat tekan uniaksial Uniaksial (UCS) - Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik - Uji Triaksial - Uji Kuat Tarik (Brazilian) 54 54 Andesit : 54 Gamping : 45 54 2 ,25 D 0,5 D 2- 2,5 0,5 Fracture Toughness Tipe Rekahan I - Uji Brazilian - Uji Three Point Bending 45 54 68 45 54 68 0,5 D >3,5 D – 4 D 0,5 >3,5-4 Tabel III.2 Dimesi Contoh Batuan Pasta semen Untuk Setiap Pengujian Jenis Pengujian D (mm) L (mm) L/D Uji Sifat Fisik Batuan 55 - - Uji Sifat Mekanika - Uji Kuat tekan uniaksial Uniaksial (UCS) - Uji Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik - Uji Triaksial - Uji Kuat Tarik (Brazilian) 55 55 55 44 2 ,25 D 0,5 D 2-2,5 0,5 Fracture Toughness Tipe Rekahan I - Uji Brazilian - Uji Three Point Bending 44 55 70 44 55 70 0,5 D >3,5 D – 4 D 0,5 >3,5- 4 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 34 Dalam penentuan nilai fracture toughness tipe rekahan I uji three point bending digunakan bentuk chevron bend untuk contoh batuan uji nya, maka sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pembuatan crack untuk inisiasi rekahan pada contoh batuan tersebut. Crack dibuat berbentuk V dan tegak lurus dengan panjang contoh batuan. Tabel III.3 Dimensi Crack Untuk Tipe Chevron Bend Parameter Geometri Nilai Toleransi Sudut chevron notch T 90 0 0 0.1 r Jarak titik perpotongan berbentuk V dari permukaan contoh batuan (a 0) 0,15D D10.0 r Tebal notch ≤ 0,03D atau 1mm* *Menggunakan nilai yang lebih besar Potongan B-B’ Contoh Batuan Uji DD B’B’ BB T Area tidak terpotong Area terpotong rrr a=ao+(½.a2);a = ao + (½.a2) ; aoao T Area tidak terpotong Area terpotong rr aa a2a2 S Gambar III.1 Skema Pembuatan Crack Untuk Chevron Bend Keterangan : D = Diameter contoh batuan uji (mm) a = a 0 + ½. a1 = Panjang crack (mm) Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 35 Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan crack berbentuk V pada contoh pasta semen : 1) Pembuatan Sketsa model crack pada permukaan contoh pasta semen - Gambar garis vertikal pada kedua permukaan contoh batuan menggunakan spidol untuk membagi permukaan tersebut menjadi dua bagian yang sama besar. - Tentukan titik bawah (A) dan titik atas (B) dari garis vertikal yang telah dibuat. - Buat titik awal (E) dengan jarak 0,15 D dari titik bawah (A) dari garis vertikal - Dari titik awal (E) tarik garis ke kiri dan ke kanan dengan sudut masing-masing 45 o . Ujung garis kiri dan kanan yang digambar merupakan titik akhir rekahan (C=D).